Kepala Mossad Israel Bertemu Biden, Bahas Kesepakatan Nuklir Iran
Senin, 25 Januari 2021 - 23:01 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akan mengirim Kepala Mossad Yossi Cohen ke Washington bulan depan untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
“Kunjungan Cohen itu guna menetapkan berbagai tuntutan Tel Aviv untuk mereformasi kesepakatan nuklir Iran,” papar laporan Times of Israel.
Menurut surat kabar Israel, Saluran TV Israel 12 menyampaikan berita tersebut pada Sabtu malam.
Laporan itu menambahkan Cohen, sekutu terpercaya Netanyahu, akan menjadi pejabat senior Israel pertama yang bertemu Biden dan kepala CIA.
Baca Juga: Madinah Dinobatkan Sebagai Kota Paling Sehat Sedunia oleh WHO
“Israel khawatir rencana menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran akan membantu Teheran memperkaya uranium dan meringankan ekonominya,” ungkap surat kabar Israel itu.
Lihat video: Hujan Deras Guyur Jakarta, Kali Krukut Kemang Meluap
Channel 12 melaporkan Cohen akan menyampaikan tuntutan Israel kepada Biden yaitu: Iran harus menghentikan pengayaan uranium, berhenti memproduksi sentrifugal canggih dan berhenti mendukung kelompok teror, terutama Hizbullah Lebanon.
Tuntutan tersebut juga termasuk mengakhiri kehadiran militer Iran di Irak, Suriah dan Yaman, serta menghentikan kegiatan "teror" terhadap sasaran Israel di luar negeri dan memberikan akses penuh ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada semua aspek program nuklirnya.
Calon Biden untuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pemerintah AS akan berkonsultasi dengan Israel dan sekutu lainnya ketika mengambil keputusan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.
Pada Rabu, Netanyahu mendesak Biden bekerja sama dengan Israel untuk menangani "ancaman yang ditimbulkan oleh Iran."
Hubungan AS dan Iran memburuk saat pemerintahan Donald Trump yang menarik Washington dari kesepakatan nuklir Iran.
Kesepakatan nuklir Iran 2015 merupakan pencapaian era pemerintahan Barack Obama saat Biden menjadi wakil presiden.
Kemenangan Biden dalam pemilu presiden AS membawa dia dalam rencananya membawa kembali Washington dalam kesepakatan nuklir Iran.
Meski demikian, upaya ini dikhawatirkan oleh Israel, Arab Saudi dan sejumlah negara di kawasan yang menganggap Teheran sebagai ancaman.
“Kunjungan Cohen itu guna menetapkan berbagai tuntutan Tel Aviv untuk mereformasi kesepakatan nuklir Iran,” papar laporan Times of Israel.
Menurut surat kabar Israel, Saluran TV Israel 12 menyampaikan berita tersebut pada Sabtu malam.
Laporan itu menambahkan Cohen, sekutu terpercaya Netanyahu, akan menjadi pejabat senior Israel pertama yang bertemu Biden dan kepala CIA.
Baca Juga: Madinah Dinobatkan Sebagai Kota Paling Sehat Sedunia oleh WHO
“Israel khawatir rencana menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran akan membantu Teheran memperkaya uranium dan meringankan ekonominya,” ungkap surat kabar Israel itu.
Lihat video: Hujan Deras Guyur Jakarta, Kali Krukut Kemang Meluap
Channel 12 melaporkan Cohen akan menyampaikan tuntutan Israel kepada Biden yaitu: Iran harus menghentikan pengayaan uranium, berhenti memproduksi sentrifugal canggih dan berhenti mendukung kelompok teror, terutama Hizbullah Lebanon.
Tuntutan tersebut juga termasuk mengakhiri kehadiran militer Iran di Irak, Suriah dan Yaman, serta menghentikan kegiatan "teror" terhadap sasaran Israel di luar negeri dan memberikan akses penuh ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada semua aspek program nuklirnya.
Calon Biden untuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pemerintah AS akan berkonsultasi dengan Israel dan sekutu lainnya ketika mengambil keputusan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.
Pada Rabu, Netanyahu mendesak Biden bekerja sama dengan Israel untuk menangani "ancaman yang ditimbulkan oleh Iran."
Hubungan AS dan Iran memburuk saat pemerintahan Donald Trump yang menarik Washington dari kesepakatan nuklir Iran.
Kesepakatan nuklir Iran 2015 merupakan pencapaian era pemerintahan Barack Obama saat Biden menjadi wakil presiden.
Kemenangan Biden dalam pemilu presiden AS membawa dia dalam rencananya membawa kembali Washington dalam kesepakatan nuklir Iran.
Meski demikian, upaya ini dikhawatirkan oleh Israel, Arab Saudi dan sejumlah negara di kawasan yang menganggap Teheran sebagai ancaman.
(sya)
tulis komentar anda