Pengiriman Tersendat, UE Serukan Transparansi dari Produsen Vaksin Covid-19
Senin, 25 Januari 2021 - 17:34 WIB
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) mengatakan mereka menginginkan transparansi dari produsen vaksin Covid-19. UE mengatakan mereka akan membuat perusahaan vaksin menghormati perjanjian pengiriman mereka.
“Kami bermaksud untuk membuat perusahaan farmasi menghormati kontrak yang mereka tandatangani, dengan cara legal,” ucap Presiden Dewan Eropa, Charles Michel seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/1/2021).
"Kami akan melihat apakah kami perlu menyingsingkan lengan baju dan berjuang untuk alasan yang menjelaskan penundaan tersebut. UE menginginkan "dialog transparan" dari produsen vaksin," sambungnya.
Pernyataan ini datang karena tersendatnya pengiriman vaksin Covid-19 ke negara-negara UE, yang disebabkan oleh masalah produksi.
Perusahaan bioteknologi Pfizer/BioNTech mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memperlambat pengiriman vaksin ke Eropa untuk sementara. Perusahaan menjelaskan penundaan tersebut dengan keputusan perombakan kapasitas untuk meningkatkan produksi jangka panjang.
Pada hari Jumat, AstraZeneca juga berjanji untuk mengirimkan jumlah yang lebih kecil dari yang semula disetujui karena hasil yang berkurang di lokasi manufaktur.
Pengumuman AstraZeneca itu dilakukan bahkan sebelum pengiriman dimulai, karena Badan Pengobatan Eropa baru akan memutuskan apakah mereka akan memberikan izin kepada vaksin itu pada pekan ini.
UE sendiri, yang memiliki populasi 450 juta, diketahui membuat perjanjian dengan enam produsen vaksin, yakni Pfizer / BioNTech, Moderna, AstraZeneca, CureVac, Johnson & Johnson, dan Sanofi / GlaxoSmithKline, untuk membeli sekitar 2,3 miliar dosis vaksin.
“Kami bermaksud untuk membuat perusahaan farmasi menghormati kontrak yang mereka tandatangani, dengan cara legal,” ucap Presiden Dewan Eropa, Charles Michel seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/1/2021).
"Kami akan melihat apakah kami perlu menyingsingkan lengan baju dan berjuang untuk alasan yang menjelaskan penundaan tersebut. UE menginginkan "dialog transparan" dari produsen vaksin," sambungnya.
Pernyataan ini datang karena tersendatnya pengiriman vaksin Covid-19 ke negara-negara UE, yang disebabkan oleh masalah produksi.
Perusahaan bioteknologi Pfizer/BioNTech mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memperlambat pengiriman vaksin ke Eropa untuk sementara. Perusahaan menjelaskan penundaan tersebut dengan keputusan perombakan kapasitas untuk meningkatkan produksi jangka panjang.
Pada hari Jumat, AstraZeneca juga berjanji untuk mengirimkan jumlah yang lebih kecil dari yang semula disetujui karena hasil yang berkurang di lokasi manufaktur.
Pengumuman AstraZeneca itu dilakukan bahkan sebelum pengiriman dimulai, karena Badan Pengobatan Eropa baru akan memutuskan apakah mereka akan memberikan izin kepada vaksin itu pada pekan ini.
UE sendiri, yang memiliki populasi 450 juta, diketahui membuat perjanjian dengan enam produsen vaksin, yakni Pfizer / BioNTech, Moderna, AstraZeneca, CureVac, Johnson & Johnson, dan Sanofi / GlaxoSmithKline, untuk membeli sekitar 2,3 miliar dosis vaksin.
(esn)
tulis komentar anda