Putri Saddam Hussein Salahkan Iran atas Kekacauan Irak
Rabu, 20 Januari 2021 - 12:02 WIB
Dalam beberapa bulan terakhir, Raghad menjadi berita karena aktivitasnya di Twitter. Dia sering menyangkal pernyataan yang dikaitkan dengan dirinya dan anggota keluarga Saddam.
Pada 30 Agustus 2020, dia membantah membagikan uang kepada warga Irak yang membutuhkan. Pada 24 September, dia men-tweet pernyataan ucapan selamat ke Arab Saudi pada Hari Nasionalnya. Pada 1 Oktober, di menulis pesan belasungkawa kepada rakyat Kuwait atas meninggalnya Emir Sabah Al Ahmad Al Sabah, musuh bebuyutan ayahnya.
Pesan Twitter terakhirnya sebelum Tahun Baru adalah pada 27 Oktober, ketika dia berduka atas meninggalnya wakil ayahnya; Izzat Ibrahim Al Douri, yang memimpin apa yang disebut pemberontakan Sunni sejak 2003.
Raghad Hussein juga menyebabkan keributan pada Desember 2016, ketika dia memuji Presiden AS Donald Trump, dengan mengatakan bahwa dia menikmati "kepekaan politik tingkat tinggi."
Raghad Hussein telah tinggal di Amman, Yordania, sejak penggulingan rezim Saddam tahun 2003, sebagai tamu Raja Abdullah II. Pada tahun 2006, Penasihat Keamanan Nasional Irak Muwafak Al Rabeii mengeluarkan surat perintah penangkapan atas namanya dan menuntut ekstradisinya, menuduhnya mendanai pemberontakan anti-pemerintah.
Perdana Menteri Yordania pada saat itu, Maarouf Al Bakhit, menjawab bahwa Raghad “di bawah perlindungan keluarga kerajaan”.
Pada 30 Agustus 2020, dia membantah membagikan uang kepada warga Irak yang membutuhkan. Pada 24 September, dia men-tweet pernyataan ucapan selamat ke Arab Saudi pada Hari Nasionalnya. Pada 1 Oktober, di menulis pesan belasungkawa kepada rakyat Kuwait atas meninggalnya Emir Sabah Al Ahmad Al Sabah, musuh bebuyutan ayahnya.
Pesan Twitter terakhirnya sebelum Tahun Baru adalah pada 27 Oktober, ketika dia berduka atas meninggalnya wakil ayahnya; Izzat Ibrahim Al Douri, yang memimpin apa yang disebut pemberontakan Sunni sejak 2003.
Raghad Hussein juga menyebabkan keributan pada Desember 2016, ketika dia memuji Presiden AS Donald Trump, dengan mengatakan bahwa dia menikmati "kepekaan politik tingkat tinggi."
Raghad Hussein telah tinggal di Amman, Yordania, sejak penggulingan rezim Saddam tahun 2003, sebagai tamu Raja Abdullah II. Pada tahun 2006, Penasihat Keamanan Nasional Irak Muwafak Al Rabeii mengeluarkan surat perintah penangkapan atas namanya dan menuntut ekstradisinya, menuduhnya mendanai pemberontakan anti-pemerintah.
Perdana Menteri Yordania pada saat itu, Maarouf Al Bakhit, menjawab bahwa Raghad “di bawah perlindungan keluarga kerajaan”.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda