Regulator Obat Norwegia: 13 Orang Meninggal karena Efek Samping Vaksin Pfizer
Sabtu, 16 Januari 2021 - 03:44 WIB
OSLO - Setidaknya 13 orang telah meninggal di Norwegia karena efek samping vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech. Demikian diungkap Norwegian Medicines Agency, regulator obat nasional setempat.
Semua korban meninggal itu adalah orang-orang yang lemah dan lanjut usia yang memiliki reaksi kuat yang luar biasa terhadap suntikan vaksin tersebut.
Norwegia meluncurkan program vaksinasi untuk melawan virus corona baru (COVID-19) pada 27 Desember, termasuk penghuni panti jompo dalam daftar prioritas. Sejak itu, 23 orang meninggal tak lama setelah menerima suntikan.
Petugas medis Norwegia sedang mengevaluasi semua kasus seperti itu dan telah mengaitkan 13 kematian itu dengan efek samping vaksin.
"Kami tidak melihat ada yang mengkhawatirkan dengan angka-angka ini. Semua kematian terjadi pada orang tua dan orang yang lemah dengan penyakit penyerta," kat Dr Steinar Madsen, direktur medis Norwegian Medicines Agency, seperti dikutip NRK, Jumat (15/1/2021).
Untuk konteksnya, Norwegia memiliki populasi lebih dari lima juta jiwa. Madsen sebelumnya mengatakan bahwa antara 350 dan 400 orang meninggal di panti jompo setiap minggu karena ia memperkirakan bahwa beberapa orang lanjut usia mungkin tidak bereaksi dengan baik terhadap vaksin tersebut.
Selain mereka yang meninggal, ada juga 29 penerima vaksin yang mengalami efek samping yang signifikan, termasuk sembilan kasus serius dan tujuh kasus ringan. Semua vaksin COVID-19 terkadang dapat menyebabkan reaksi yang merugikan seperti demam dan mual.
Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia memperbarui pedoman vaksinasi COVID-19 awal pekan ini untuk mencerminkan data baru. Dokumen tersebut sekarang menginstruksikan petugas medis untuk mengevaluasi penghuni panti jompo secara menyeluruh sebelum memberi mereka vaksin.
"Untuk orang yang sangat sakit yang diperkirakan tidak berumur panjang, manfaat suntikan mungkin kecil atau dapat diabaikan,” bunyi pedoman tersebut.
Semua korban meninggal itu adalah orang-orang yang lemah dan lanjut usia yang memiliki reaksi kuat yang luar biasa terhadap suntikan vaksin tersebut.
Norwegia meluncurkan program vaksinasi untuk melawan virus corona baru (COVID-19) pada 27 Desember, termasuk penghuni panti jompo dalam daftar prioritas. Sejak itu, 23 orang meninggal tak lama setelah menerima suntikan.
Petugas medis Norwegia sedang mengevaluasi semua kasus seperti itu dan telah mengaitkan 13 kematian itu dengan efek samping vaksin.
"Kami tidak melihat ada yang mengkhawatirkan dengan angka-angka ini. Semua kematian terjadi pada orang tua dan orang yang lemah dengan penyakit penyerta," kat Dr Steinar Madsen, direktur medis Norwegian Medicines Agency, seperti dikutip NRK, Jumat (15/1/2021).
Untuk konteksnya, Norwegia memiliki populasi lebih dari lima juta jiwa. Madsen sebelumnya mengatakan bahwa antara 350 dan 400 orang meninggal di panti jompo setiap minggu karena ia memperkirakan bahwa beberapa orang lanjut usia mungkin tidak bereaksi dengan baik terhadap vaksin tersebut.
Selain mereka yang meninggal, ada juga 29 penerima vaksin yang mengalami efek samping yang signifikan, termasuk sembilan kasus serius dan tujuh kasus ringan. Semua vaksin COVID-19 terkadang dapat menyebabkan reaksi yang merugikan seperti demam dan mual.
Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia memperbarui pedoman vaksinasi COVID-19 awal pekan ini untuk mencerminkan data baru. Dokumen tersebut sekarang menginstruksikan petugas medis untuk mengevaluasi penghuni panti jompo secara menyeluruh sebelum memberi mereka vaksin.
"Untuk orang yang sangat sakit yang diperkirakan tidak berumur panjang, manfaat suntikan mungkin kecil atau dapat diabaikan,” bunyi pedoman tersebut.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda