AS: ISIS Dalang Pembantaian RS Bersalin Kabul Termasuk 2 Bayi
Jum'at, 15 Mei 2020 - 13:35 WIB
KABUL - Kelompok ISIS bertanggung jawab atas serangan terhadap bangsal bersalin rumah sakit (RS) di barat Kabul, Afghanistan, yang tewaskan 24 orang termasuk dua bayi yang baru lahir. Hal itu disampaikan perwakilan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.
Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad menyalahkan kelompok Islamic State (IS) atau dikenal sebagai ISIS atas serangan di rumah sakit dan serangan bom bunuh diri di wilayah lain pada Selasa lalu.
ISIS sendiri mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di upacara pemakaman di Provinsi Nangarhar. Namun, kelompok itu membantah terlibat dalam pembantaian di Rumah Sakit Dasht-e-Barchi. Korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di upacara pemakaman juga mencapai lebih dari 20 orang.
Pembantaiam di rumah sakit di barat Kabul itu terjadi pada pukul 10.00 pagi ketika tiga gerilyawan menyerbu masuk, menembak para wanita yang kebanyakan sedang menggendong bayi di lengan mereka. Otoritas keamanan setempat mengatakan para gerilyawan yang melakukan pembantaian menyamar dengan mengenakan seragam polisi.
"Rumah sakit itu penuh dengan pasien dan dokter, ada kepanikan total di dalam," kata seorang saksi mata kepada Al Jazeera tanpa disebutkan namanya, Jumat (15/5/2020). (Baca: Sadisnya Teroris Serang RS Kabul, 2 Bayi Baru Lahir Ikut Dibantai )
Kelompok militan bersenjata menyerbu rumah sakit dan tak lama kemudian terlibat baku tembak selama berjam-jam dengan pasukan polisi. Ketika baku tembak pecah, pasukan keamanan Afghanistan mengevakuasi para bayi dan ibu mereka yang panik.
Rumah Sakit yang diserang itu merupakan lingkungan yang sebagian besar didominasi warga Syiah. Mereka mendapat dukungan medis kelompok bantuan internasional Doctors Without Borders.
Menurut kelompok bantuan itu seorang wanita melahirkan saat penembakan terjadi. Wanita tersebut dan bayinya baik-baik saja.
Deborah Lyons, kepala misi AS di Afghanistan, mem-posting tulisan di Twitter yang berbunyi; “Siapa yang melakukan ini? Yang tidak bersalah, bayi! Mengapa? Kekejaman tidak memiliki pengikut dari kemanusiaan."
Al Jazeera melaporkan bahwa foto-foto dari dalam rumah sakit menunjukkan gambar mengerikan, termasuk salah satu ibu yang tewas dengan kondisi masih memegang bayinya yang selamat.
"Kejahatan perang yang tidak beralasan di Afghanistan, menargetkan rumah sakit bersalin dan pemakaman, harus menyadarkan dunia akan kengerian yang terus dihadapi warga sipil," kata kelompok HAM Amnesty International di Twitter.
Taliban bersikeras mereka tidak terlibat. Taliban dan ekstremis ISIS adalah rival di negara tersebut. Pejabat Afghanistan dan Amerika mengatakan afiliasi ISIS di Afghanistan telah melemah dalam beberapa bulan terakhir sebagai akibat dari serangan bom AS di markas kelompok itu, di Provinsi Nangarhar timur, serta operasi militer oleh pasukan keamanan Afghanistan dan serangan oleh gerilyawan Taliban.
Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad menyalahkan kelompok Islamic State (IS) atau dikenal sebagai ISIS atas serangan di rumah sakit dan serangan bom bunuh diri di wilayah lain pada Selasa lalu.
ISIS sendiri mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di upacara pemakaman di Provinsi Nangarhar. Namun, kelompok itu membantah terlibat dalam pembantaian di Rumah Sakit Dasht-e-Barchi. Korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di upacara pemakaman juga mencapai lebih dari 20 orang.
Pembantaiam di rumah sakit di barat Kabul itu terjadi pada pukul 10.00 pagi ketika tiga gerilyawan menyerbu masuk, menembak para wanita yang kebanyakan sedang menggendong bayi di lengan mereka. Otoritas keamanan setempat mengatakan para gerilyawan yang melakukan pembantaian menyamar dengan mengenakan seragam polisi.
"Rumah sakit itu penuh dengan pasien dan dokter, ada kepanikan total di dalam," kata seorang saksi mata kepada Al Jazeera tanpa disebutkan namanya, Jumat (15/5/2020). (Baca: Sadisnya Teroris Serang RS Kabul, 2 Bayi Baru Lahir Ikut Dibantai )
Kelompok militan bersenjata menyerbu rumah sakit dan tak lama kemudian terlibat baku tembak selama berjam-jam dengan pasukan polisi. Ketika baku tembak pecah, pasukan keamanan Afghanistan mengevakuasi para bayi dan ibu mereka yang panik.
Rumah Sakit yang diserang itu merupakan lingkungan yang sebagian besar didominasi warga Syiah. Mereka mendapat dukungan medis kelompok bantuan internasional Doctors Without Borders.
Menurut kelompok bantuan itu seorang wanita melahirkan saat penembakan terjadi. Wanita tersebut dan bayinya baik-baik saja.
Deborah Lyons, kepala misi AS di Afghanistan, mem-posting tulisan di Twitter yang berbunyi; “Siapa yang melakukan ini? Yang tidak bersalah, bayi! Mengapa? Kekejaman tidak memiliki pengikut dari kemanusiaan."
Al Jazeera melaporkan bahwa foto-foto dari dalam rumah sakit menunjukkan gambar mengerikan, termasuk salah satu ibu yang tewas dengan kondisi masih memegang bayinya yang selamat.
"Kejahatan perang yang tidak beralasan di Afghanistan, menargetkan rumah sakit bersalin dan pemakaman, harus menyadarkan dunia akan kengerian yang terus dihadapi warga sipil," kata kelompok HAM Amnesty International di Twitter.
Taliban bersikeras mereka tidak terlibat. Taliban dan ekstremis ISIS adalah rival di negara tersebut. Pejabat Afghanistan dan Amerika mengatakan afiliasi ISIS di Afghanistan telah melemah dalam beberapa bulan terakhir sebagai akibat dari serangan bom AS di markas kelompok itu, di Provinsi Nangarhar timur, serta operasi militer oleh pasukan keamanan Afghanistan dan serangan oleh gerilyawan Taliban.
(min)
tulis komentar anda