Studi Ungkap Puluhan Juta Orang Terlantar Akibat Perang Kontra Teror AS
Senin, 11 Januari 2021 - 02:45 WIB
WASHINGTON - Sebuah laporan yang dirilis oleh Proyek Biaya Perang telah menemukan bahwa setidaknya 37 juta orang di seluruh dunia telah terlantar akibat Perang Melawan Teror Amerika Serikat (AS). Namun, kelompok tersebut memperingatkan bahwa perkiraan tersebut konservatif dan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Proyek Biaya Perang di Institut Hubungan Internasional dan Masyarakat Watson Universitas Brown menuturkan, setidaknya 37 juta orang telah mengungsi, baik secara internal atau dipaksa menjadi pengungsi, di delapan negara berbeda sebagai akibat dari Perang Melawan Teror AS, yang dimulai pada tahun 2001.
(Baca: Akibat Perang dan Kerusuhan, Ini Migrasi Manusia Terbesar Dalam Sejarah )
Laporan tersebut berfokus pada delapan konflik, termasuk zona perang yang dideklarasikan dan tidak dideklarasikan, di mana AS telah melakukan operasi militer dengan kedok untuk menghancurkan terorisme internasional. Negera tersebut adalah Afghanistan, Pakistan, Irak, Suriah, Libya, Yaman, Somalia, dan Filipina. Data kelompok dikumpulkan dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Pusat Pemantauan Pemindahan Internal (IDMC), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Di Afghanistan, total sekitar 5,3 juta orang telah mengungsi sejak 2001, meskipun jumlah ini masih diperdebatkan, karena para peneliti menyimpulkan bahwa 2,1 juta orang Afghanistan telah meninggalkan negara itu sejak 2001. Tetapi, mereka juga menemukan bukti bahwa sebanyak 2,4 juta telah melarikan diri hanya antara 2012 dan 2019.
Sementara 3,2 juta lainnya telah mengungsi secara internal. Namun, para peneliti mencatat bahwa perang dan kekacauan sipil di negara Asia Tengah terus berlanjut hampir tanpa henti sejak akhir 1970-an.
Di Pakistan, perang AS di dekat perbatasan Afghanistan telah membuat sekitar 3,7 juta orang mengungsi, termasuk 360.000 pengungsi di luar negeri dan 1,56 juta dari daerah perbatasan. Di Libya, di mana AS mendukung penggulingan pemimpin lama Muammar Gaddafi pada 2011, setidaknya 1,2 juta orang telah terlantar. Pada awal tahun 2020, laporan itu mencatat, 451 ribu orang tetap terlantar secara internal dan perang saudara terus berkecamuk.
(Baca: Trump Disebut Punya Rencana Memprovokasi Iran untuk Perang dengan AS )
Irak memiliki jumlah total terbesar, dengan 9,2 juta orang mengungsi akibat beberapa perang. Pada Maret 2003, AS melancarkan invasi besar-besaran ke Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein, dan perang kontra-pemberontakan yang brutal yang meletus setelah itu telah membuat sekitar 4,7 juta orang mengungsi pada tahun 2007.
Proyek Biaya Perang di Institut Hubungan Internasional dan Masyarakat Watson Universitas Brown menuturkan, setidaknya 37 juta orang telah mengungsi, baik secara internal atau dipaksa menjadi pengungsi, di delapan negara berbeda sebagai akibat dari Perang Melawan Teror AS, yang dimulai pada tahun 2001.
(Baca: Akibat Perang dan Kerusuhan, Ini Migrasi Manusia Terbesar Dalam Sejarah )
Laporan tersebut berfokus pada delapan konflik, termasuk zona perang yang dideklarasikan dan tidak dideklarasikan, di mana AS telah melakukan operasi militer dengan kedok untuk menghancurkan terorisme internasional. Negera tersebut adalah Afghanistan, Pakistan, Irak, Suriah, Libya, Yaman, Somalia, dan Filipina. Data kelompok dikumpulkan dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Pusat Pemantauan Pemindahan Internal (IDMC), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Di Afghanistan, total sekitar 5,3 juta orang telah mengungsi sejak 2001, meskipun jumlah ini masih diperdebatkan, karena para peneliti menyimpulkan bahwa 2,1 juta orang Afghanistan telah meninggalkan negara itu sejak 2001. Tetapi, mereka juga menemukan bukti bahwa sebanyak 2,4 juta telah melarikan diri hanya antara 2012 dan 2019.
Sementara 3,2 juta lainnya telah mengungsi secara internal. Namun, para peneliti mencatat bahwa perang dan kekacauan sipil di negara Asia Tengah terus berlanjut hampir tanpa henti sejak akhir 1970-an.
Di Pakistan, perang AS di dekat perbatasan Afghanistan telah membuat sekitar 3,7 juta orang mengungsi, termasuk 360.000 pengungsi di luar negeri dan 1,56 juta dari daerah perbatasan. Di Libya, di mana AS mendukung penggulingan pemimpin lama Muammar Gaddafi pada 2011, setidaknya 1,2 juta orang telah terlantar. Pada awal tahun 2020, laporan itu mencatat, 451 ribu orang tetap terlantar secara internal dan perang saudara terus berkecamuk.
(Baca: Trump Disebut Punya Rencana Memprovokasi Iran untuk Perang dengan AS )
Irak memiliki jumlah total terbesar, dengan 9,2 juta orang mengungsi akibat beberapa perang. Pada Maret 2003, AS melancarkan invasi besar-besaran ke Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein, dan perang kontra-pemberontakan yang brutal yang meletus setelah itu telah membuat sekitar 4,7 juta orang mengungsi pada tahun 2007.
tulis komentar anda