Giliran Nasib Sial Datang, Para Perusuh US Capitol Dipecat Ramai-ramai
Jum'at, 08 Januari 2021 - 22:54 WIB
WASHINGTON - Beberapa perusuh yang menyerbu US Capitol dipecat dari pekerjaan mereka setelah para detektif internet mempublikasikan identitas mereka.
Departemen Kepolisian Distrik Columbia, Amerika Serikat (AS), merilis foto orang-orang yang terlibat perkelahian dan bentrok pada Rabu. Kepolisian juga mengungkap kemungkinan tuduhan terhadap mereka.
Sekitar 68 orang ditangkap setelah pengunjuk rasa yang marah menyerbu gedung US Capitol, memecahkan jendela, merusak perlengkapan dan mencuri perabotan di dalamnya.
FBI juga meminta publik membantu mengidentifikasi para perusuh. Permintaan itu pun mengundang cemoohan di media sosial karena berbagai liputan media telah sangat banyak dalam kejadian itu. (Baca Juga: Kasihan Trump, Marah dan Mengisolir Diri di Gedung Putih)
Tak hanya itu, para perusuh juga mengunggah foto-foto mereka di media sosial sehingga memudahkan identifikasi. (Baca Juga: Menteri Transportasi dan Pendidikan Mundur, Staf Gedung Putih Eksodus)
Ini termasuk selfie yang diposting para peserta, termasuk video yang mereka unggah di area hotel sebelum serangan berdarah dilakukan. (Baca Juga: Setelah US Capitol Diserbu, Kini Para Politisi Israel yang Ketakutan)
Beberapa orang itu sebelumnya difoto hadir di berbagai pertemuan umum bersama Presiden Donald Trump dan acara gerakan teori konspirasi QAnon. (Lihat Infografis: Jet Siluman F-35 Inggris Bakal Dilengkapi Rudal Maut SPEAR3)
Para detektif online memfokuskan upaya mereka pada orang-orang lain dalam kerumunan perusuh itu.
"Ayo beri nama dan permalukan mereka!" tweet yang ditujukan untuk para perusuh.
Salah satu orang yang ditampilkan di foto-foto polisi Washington DC mengenakan lencana identifikasi pekerjaannya di dalam gedung US Capitol dan diidentifikasi lalu dipecat oleh majikannya, Navistar Direct Marketing dari Fredrick, Maryland.
“Meskipun kami mendukung hak semua karyawan untuk melaksanakan kebebasan berbicara secara damai dan sesuai hukum, setiap karyawan yang menunjukkan perilaku berbahaya yang membahayakan kesehatan dan keselamatan orang lain tidak akan lagi memiliki kesempatan kerja dengan Navistar Direct Marketing,” ungkap pernyataan perusahaan itu, tanpa menyebut nama pria itu.
Libby Andrews, seorang agen real estat dari Chicago, dipecat @properties dan dihapus dari situs webnya, meskipun dia tidak melakukan kesalahan apa pun dan tidak memasuki gedung US Capitol.
Dia mengeluhkan pemecatan itu pada media saat wawancara.
“Saya seorang wanita berusia 56 tahun, mungil. Saya tidak ada di sana untuk menimbulkan masalah. Saya ada di sana untuk mendukung presiden saya,” ungkap Andrews.
Andrews mengatakan dia telah menaiki tangga US Capitol tanpa menghadapi para petugas keamanan.
Dia memposting foto selfie dari tempat kejadian itu di Instagram, menyanyikan lagu kebangsaan dan kemudian berjalan.
Para pengkritik online dengan cepat memposting ulasan negatif tentang pekerjaan real estatnya di situs rating.
Rick Saccone, asisten profesor di Saint Vincent College di Latrobe, Pennsylvania, mengundurkan diri setelah perguruan tinggi meninjau video yang dia posting di Facebook dari tempat kejadian.
"Sebagai hasil dari penyelidikan itu, Dr Saccone telah mengajukan dan kami telah menerima surat pengunduran dirinya, berlaku segera," papar pernyataan pihak kampus.
Saccone, dihubungi melalui telepon, mengkonfirmasi pengunduran dirinya dan mengatakan dia tidak melihat tindakan kekerasan dan tidak pernah melewati pagar gedung US Capitol.
Saccone mengatakan dia telah menghapus video yang dia unggah itu, sehingga tidak dapat dilihat lagi pada Kamis.
Paul Davis, pengacara di Westlake, Goosehead Insurance yang berbasis di Texas, menggunakan akun media sosial untuk menyiarkan keterlibatannya di gedung US Capitol.
Dia menyatakan telah terkena gas air mata dalam posting di media sosialnya. Nasib sial pun segera menghampirinya.
Seorang juru bicara Goosehead memastikan Davis telah dipecat. Malang sekali nasibnya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Departemen Kepolisian Distrik Columbia, Amerika Serikat (AS), merilis foto orang-orang yang terlibat perkelahian dan bentrok pada Rabu. Kepolisian juga mengungkap kemungkinan tuduhan terhadap mereka.
Sekitar 68 orang ditangkap setelah pengunjuk rasa yang marah menyerbu gedung US Capitol, memecahkan jendela, merusak perlengkapan dan mencuri perabotan di dalamnya.
FBI juga meminta publik membantu mengidentifikasi para perusuh. Permintaan itu pun mengundang cemoohan di media sosial karena berbagai liputan media telah sangat banyak dalam kejadian itu. (Baca Juga: Kasihan Trump, Marah dan Mengisolir Diri di Gedung Putih)
Tak hanya itu, para perusuh juga mengunggah foto-foto mereka di media sosial sehingga memudahkan identifikasi. (Baca Juga: Menteri Transportasi dan Pendidikan Mundur, Staf Gedung Putih Eksodus)
Ini termasuk selfie yang diposting para peserta, termasuk video yang mereka unggah di area hotel sebelum serangan berdarah dilakukan. (Baca Juga: Setelah US Capitol Diserbu, Kini Para Politisi Israel yang Ketakutan)
Beberapa orang itu sebelumnya difoto hadir di berbagai pertemuan umum bersama Presiden Donald Trump dan acara gerakan teori konspirasi QAnon. (Lihat Infografis: Jet Siluman F-35 Inggris Bakal Dilengkapi Rudal Maut SPEAR3)
Para detektif online memfokuskan upaya mereka pada orang-orang lain dalam kerumunan perusuh itu.
"Ayo beri nama dan permalukan mereka!" tweet yang ditujukan untuk para perusuh.
Salah satu orang yang ditampilkan di foto-foto polisi Washington DC mengenakan lencana identifikasi pekerjaannya di dalam gedung US Capitol dan diidentifikasi lalu dipecat oleh majikannya, Navistar Direct Marketing dari Fredrick, Maryland.
“Meskipun kami mendukung hak semua karyawan untuk melaksanakan kebebasan berbicara secara damai dan sesuai hukum, setiap karyawan yang menunjukkan perilaku berbahaya yang membahayakan kesehatan dan keselamatan orang lain tidak akan lagi memiliki kesempatan kerja dengan Navistar Direct Marketing,” ungkap pernyataan perusahaan itu, tanpa menyebut nama pria itu.
Libby Andrews, seorang agen real estat dari Chicago, dipecat @properties dan dihapus dari situs webnya, meskipun dia tidak melakukan kesalahan apa pun dan tidak memasuki gedung US Capitol.
Dia mengeluhkan pemecatan itu pada media saat wawancara.
“Saya seorang wanita berusia 56 tahun, mungil. Saya tidak ada di sana untuk menimbulkan masalah. Saya ada di sana untuk mendukung presiden saya,” ungkap Andrews.
Andrews mengatakan dia telah menaiki tangga US Capitol tanpa menghadapi para petugas keamanan.
Dia memposting foto selfie dari tempat kejadian itu di Instagram, menyanyikan lagu kebangsaan dan kemudian berjalan.
Para pengkritik online dengan cepat memposting ulasan negatif tentang pekerjaan real estatnya di situs rating.
Rick Saccone, asisten profesor di Saint Vincent College di Latrobe, Pennsylvania, mengundurkan diri setelah perguruan tinggi meninjau video yang dia posting di Facebook dari tempat kejadian.
"Sebagai hasil dari penyelidikan itu, Dr Saccone telah mengajukan dan kami telah menerima surat pengunduran dirinya, berlaku segera," papar pernyataan pihak kampus.
Saccone, dihubungi melalui telepon, mengkonfirmasi pengunduran dirinya dan mengatakan dia tidak melihat tindakan kekerasan dan tidak pernah melewati pagar gedung US Capitol.
Saccone mengatakan dia telah menghapus video yang dia unggah itu, sehingga tidak dapat dilihat lagi pada Kamis.
Paul Davis, pengacara di Westlake, Goosehead Insurance yang berbasis di Texas, menggunakan akun media sosial untuk menyiarkan keterlibatannya di gedung US Capitol.
Dia menyatakan telah terkena gas air mata dalam posting di media sosialnya. Nasib sial pun segera menghampirinya.
Seorang juru bicara Goosehead memastikan Davis telah dipecat. Malang sekali nasibnya.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda