Dikecam Habis, Mesir Akui Kekurangan Oksigen di Sejumlah Rumah Sakit
Rabu, 06 Januari 2021 - 16:01 WIB
KAIRO - Menteri Kesehatan Mesir Hala Zayed akhirnya mengakui ada krisis oksigen di sejumlah rumah sakit. Pengakuan itu setelah badai kritik di media sosial karena seluruh pasien di bangsal ICU meninggal karena kekurangan oksigen.
Selama beberapa hari terakhir, rekaman bangsal ICU di Rumah Sakit Pusat El Husseineya di provinsi Ash Sharqia itu beredar online.
Rekaman itu dibuat seorang kerabat dari salah satu pasien yang meninggal ketika tingkat oksigen turun hampir kurang dari dua persen yang berarti tidak ada cukup oksigen atau tekanan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Zayed awalnya membantah ada kekurangan oksigen dan malah mencoba menyalahkan "rumor" itu disebarkan oleh anggota Ikhwanul Muslimin (IM) yang sekarang dilarang. (Baca Juga: Mengerikan, Semua Pasien di ICU Meninggal karena Pasokan Oksigen Habis)
Dia mencoba berdalih bahwa kematian itu akibat komplikasi yang disebabkan virus corona. (Lihat Infografis: Ini Negara yang Mengembangkan Drone Bawah Laut Selain China)
Para pengkritik menyerukan sesama warga Mesir agar tidak pergi ke rumah sakit dan meminta pertanggungjawaban Zayed. (Lihat Video: Pesan Tak Biasa Chacha Eks Trio Macan Sebelum Meninggal Dunia)
Selama tiga pekan terakhir, para dokter telah mencoba menyuarakan kekurangan obat-obatan, termasuk oksigen, ketika gelombang kedua virus corona melanda Mesir.
Manajer Rumah Sakit Hamool di Kafr Al-Sheikh menyeru lewat Facebook untuk memperoleh pasokan tabung oksigen.
Namun seperti yang terjadi di penjuru Mesir, dokter yang kritis terhadap penanganan krisis oleh pemerintah justru dihukum oleh negara.
Manajer rumah sakit itu kini dalam penyelidikan gubernur Kafr Al-Sheikh.
Di Facebook, Khaled Mujahed, juru bicara Kementerian Kesehatan, menulis bahwa ke depan, sistem digital akan diberlakukan sehingga staf rumah sakit dapat memeriksa sepanjang waktu konsumsi oksigen dan berapa banyak tempat tidur dan ventilator yang digunakan di rumah sakit.
Hal ini, jelasnya, akan memastikan tingkat suplai oksigen tidak kurang dari 12 jam operasional pada kapasitas penuh rumah sakit.
Selama beberapa hari terakhir, rekaman bangsal ICU di Rumah Sakit Pusat El Husseineya di provinsi Ash Sharqia itu beredar online.
Rekaman itu dibuat seorang kerabat dari salah satu pasien yang meninggal ketika tingkat oksigen turun hampir kurang dari dua persen yang berarti tidak ada cukup oksigen atau tekanan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Zayed awalnya membantah ada kekurangan oksigen dan malah mencoba menyalahkan "rumor" itu disebarkan oleh anggota Ikhwanul Muslimin (IM) yang sekarang dilarang. (Baca Juga: Mengerikan, Semua Pasien di ICU Meninggal karena Pasokan Oksigen Habis)
Dia mencoba berdalih bahwa kematian itu akibat komplikasi yang disebabkan virus corona. (Lihat Infografis: Ini Negara yang Mengembangkan Drone Bawah Laut Selain China)
Para pengkritik menyerukan sesama warga Mesir agar tidak pergi ke rumah sakit dan meminta pertanggungjawaban Zayed. (Lihat Video: Pesan Tak Biasa Chacha Eks Trio Macan Sebelum Meninggal Dunia)
Selama tiga pekan terakhir, para dokter telah mencoba menyuarakan kekurangan obat-obatan, termasuk oksigen, ketika gelombang kedua virus corona melanda Mesir.
Manajer Rumah Sakit Hamool di Kafr Al-Sheikh menyeru lewat Facebook untuk memperoleh pasokan tabung oksigen.
Namun seperti yang terjadi di penjuru Mesir, dokter yang kritis terhadap penanganan krisis oleh pemerintah justru dihukum oleh negara.
Manajer rumah sakit itu kini dalam penyelidikan gubernur Kafr Al-Sheikh.
Di Facebook, Khaled Mujahed, juru bicara Kementerian Kesehatan, menulis bahwa ke depan, sistem digital akan diberlakukan sehingga staf rumah sakit dapat memeriksa sepanjang waktu konsumsi oksigen dan berapa banyak tempat tidur dan ventilator yang digunakan di rumah sakit.
Hal ini, jelasnya, akan memastikan tingkat suplai oksigen tidak kurang dari 12 jam operasional pada kapasitas penuh rumah sakit.
(sya)
tulis komentar anda