Misteri COVID-19 dan Riset Laboratorium Wuhan dengan Dana AS
Jum'at, 17 April 2020 - 07:45 WIB
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo, dalam wawancara dengan Fox News Channel setelah konferensi pers Trump, mengatakan;"Kami tahu virus ini berasal dari Wuhan, China, dan bahwa Institut Virologi hanya beberapa mil jauhnya dari pasar 'basah'."
“Kami benar-benar membutuhkan pemerintah China untuk membuka diri dan membantu menjelaskan bagaimana sebenarnya penyebaran virus ini,” kata Pompeo. "Pemerintah China perlu berterus terang," katanya lagi.
Menanggapi gelombang tuduhan itu, Kementerian Luar Negeri China meminta masyarakat internasional berpegang pada apa yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut kementerian tersebut, WHO sudah mengatakan bahwa tidak ada bukti COVID-19 dibuat di sebuah laboratorium di Wuhan.
Bantahan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China. "Dirketur Jenderal WHO telah berulang kali menyatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu dibuat di laboratorium," kata Zhao dalam siaran pers kemarin.
Zhao mengatakan banyak ahli medis terkenal di seluruh dunia juga menggambarkan teori-teori munculnya virus seperti kebocoran dari laboratorium, namun tidak memiliki bukti.
Zhao lantas menegaskan posisi China yang tidak bersalah dalam pandemi COVID-19. Zhao mengatakan bahwa virus tersebut merupakan masalah ilmiah yang harus dipelajari oleh para ilmuwan dan ahli medis.
Dia mengajak negara-negara lain bersatu dengan China untuk memerangi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-Cov-2.
"Penyakit menular adalah musuh bersama umat manusia dan masyarakat internasional, dan kita hanya dapat mengalahkannya melalui respons rasional. China akan terus bekerja dengan negara-negara lain, saling membantu dan bersatu," ujarnya, seperti dikutip dari CNN.
“Kami benar-benar membutuhkan pemerintah China untuk membuka diri dan membantu menjelaskan bagaimana sebenarnya penyebaran virus ini,” kata Pompeo. "Pemerintah China perlu berterus terang," katanya lagi.
Menanggapi gelombang tuduhan itu, Kementerian Luar Negeri China meminta masyarakat internasional berpegang pada apa yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut kementerian tersebut, WHO sudah mengatakan bahwa tidak ada bukti COVID-19 dibuat di sebuah laboratorium di Wuhan.
Bantahan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China. "Dirketur Jenderal WHO telah berulang kali menyatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu dibuat di laboratorium," kata Zhao dalam siaran pers kemarin.
Zhao mengatakan banyak ahli medis terkenal di seluruh dunia juga menggambarkan teori-teori munculnya virus seperti kebocoran dari laboratorium, namun tidak memiliki bukti.
Zhao lantas menegaskan posisi China yang tidak bersalah dalam pandemi COVID-19. Zhao mengatakan bahwa virus tersebut merupakan masalah ilmiah yang harus dipelajari oleh para ilmuwan dan ahli medis.
Dia mengajak negara-negara lain bersatu dengan China untuk memerangi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-Cov-2.
"Penyakit menular adalah musuh bersama umat manusia dan masyarakat internasional, dan kita hanya dapat mengalahkannya melalui respons rasional. China akan terus bekerja dengan negara-negara lain, saling membantu dan bersatu," ujarnya, seperti dikutip dari CNN.
(min)
tulis komentar anda