Setahun Pembunuhan Soleimani, Teriakan 'AS Setan Besar' Menggema di Baghdad

Senin, 04 Januari 2021 - 09:22 WIB
Puluhan ribu rakyat Irak pendukung kelompok milisi pro-Iran memenuhi jalan-jalan di Baghdad untuk memperingati pembunuhana Jenderal Qassem Soleimani oleh AS, Minggu (3/1/2021). Foto/REUTERS
BAGHDAD - Puluhan ribu rakyat Irak pendukung kelompok milisi yang didukung Iran memekikkan slogan " Amerika Serikat (AS) Setan Besar" dalam aksi turun ke jalan di Baghdad tengah kemarin. Aksi itu untuk memperingati setahun pembunuhan jenderal Iran; Qassem Soleimani , dan seorang komandan milisi Irak oleh serangan drone AS.

Aksi massa pada hari Minggu itu bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump. Banyak di antara kerumunan itu menuntut balas dendam atas kematian Soleimani. (Baca: Beredar, Video Simulasi Serangan Iran terhadap Pangkalan Militer AS )

Soleimani, komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, tewas bersama dengan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis pada 3 Januari 2020 dalam serangan drone Amerika di bandara Baghdad.



Washington menuduh Soleimani mendalangi serangan milisi Irak pro-Iran terhadap pasukan AS di wilayah tersebut, dan pembunuhannya membawa permusuhan AS-Iran ke perairan yang belum dipetakan dan memicu kekhawatiran tentang konflik besar.

Para demonstran berkumpul kemarin di alun-alun Tahrir sebagai tanggapan atas seruan oleh berbagai kelompok milisi yang dikenal secara kolektif sebagai Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), yang sebagian besar didukung oleh Iran.

Mereka mengibarkan bendera Irak dan PMF serta meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika, termasuk "Amerika adalah Setan Besar”, sembari membawa potret Soleimani dan Muhandis.

Ketua PMF Faleh al-Fayyad dan politisi Hadi al-Ameri, komandan milisi Organisasi Badr, yang keduanya berada di pertemuan umum berpidato di depan massa, menyerukan pengusiran pasukan AS.

Pemimpin organisasi Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, juga berpidato yang disiarkan televisi pada Minggu malam yang mengatakan bahwa pembunuhan Soleimani menyebabkan dampak serius di wilayah tersebut. (Baca juga: Iran Peringati Pembunuhan Soleimani: Trump Tak Akan Aman di Bumi! )

"Menghapus Amerika dari wilayah...tidak akan menjadi serius dan tujuan yang dinyatakan bahwa orang-orang di wilayah harus bekerja untuk (mencapai tujuan) jika bukan karena insiden bersejarah ini," kata Nasrallah, yang menambahkan bahwa Iran kuat dan mampu merespons secara militer.

"Kami di sini hari ini untuk mengutuk apa yang telah dilakukan musuh Amerika-Israel dengan menargetkan para pemimpin kemenangan," kata pengunjuk rasa, Abu Ahmed, di Baghdad, seperti dikutip Reuters, Senin (4/1/2021).

“Kami meminta pemerintah untuk mengambil sikap serius untuk meminta pertanggungjawaban mereka (AS) yang membunuh mereka (Soleimani dan Muhandis).”

Merefleksikan ketegangan regional yang berkelanjutan, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Sabtu mendesak Trump untuk tidak "terjebak" oleh dugaan rencana Israel untuk memprovokasi perang melalui serangan terhadap pasukan AS di Irak.

Seorang pejabat Israel menepis tuduhan itu sebagai "tuduhan tidak masuk akal" dan mengatakan Israel yang perlu waspada terhadap kemungkinan serangan Iran.

Amerika Serikat menyalahkan milisi yang didukung Iran atas rentetan serangan roket terhadap fasilitas AS di Irak. Tidak ada kelompok yang didukung Iran yang mengeklaim bertanggung jawab.

Militer AS telah menerbangkan dua pesawat pembom B-52 berkemampuan nuklir ke Timur Tengah sebagai pesan pencegahan kepada Iran minggu lalu, tetapi pembom tersebut telah meninggalkan wilayah tersebut.

Pada Sabtu malam, ribuan pelayat berkumpul di jalan raya yang mengarah ke bandara Baghdad dalam prosesi pemakaman yang disimulasikan sebagai penghormatan kepada Soleimani dan Muhandis.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More