Bom Mobil Meledak Dekat Pangkalan Militer Rusia di Suriah
Jum'at, 01 Januari 2021 - 20:05 WIB
DAMASKUS - Sebuah bom mobil meledak di dekat pangkalan militer Rusia di timur laut Suriah pada Jumat (1/1/2021). Ini adalah serangan ekstremis pertama di daerah itu terhadap sekutu Damaskus.
Kelompok pemantau perang Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), melaporkan beberapa orang terluka dalam serangan yang terjadi setelah tengah malam di daerah Tal Saman di provinsi Raqa. Namun kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu tidak memberikan jumlah pasti korban serangan tersebut.
Tidak ada laporan langsung dari Rusia tentang insiden yang terjadi di wilayah yang dikendalikan oleh pasukan pimpinan Kurdi. Meski begitu, tentara rezim Suriah dan sekutunya, Rusia, juga hadir.
Sebuah pernyataan yang mengklaim serangan itu beredar di media sosial dan dikaitkan dengan kelompok ekstremis Hurras al-Deen. Kelompok tersebut diketahui terkait dengan Al-Qaeda .
SOHR mengatakan dua pria memarkir truk pickup bermuatan bahan peledak di luar pangkalan dan melarikan diri, dalam serangan yang jarang dilakukan oleh Hurras al-Deen di daerah tersebut.
"Ini serangan langsung pertama terhadap pangkalan Rusia di timur laut Suriah," kata kepala SOHR Rami Abdel Rahman, seperti dilansir dari Al Arabiya.
Hurras al-Deen memiliki anggota di benteng pemberontak besar terakhir negara itu di wilayah barat laut Idlib, tetapi sangat jarang beroperasi di luar daerah itu.
Rusia memasuki perang Suriah pada 2015, dan angkatan udaranya telah mendukung pasukan rezim Damaskus dalam beberapa kampanye militer mematikan terhadap wilayah Idlib.(Baca juga: Rudal Israel Gempur Suriah, Satu Orang Tewas dan Tiga Tentara Terluka )
Rusia telah berulang kali menuduh pemberontak di Idlib menyerang pangkalan udara Hmeimim di sebelah barat kubu oposisi dengan drone, tetapi jarang melakukan serangan dengan bom mobil.
Pasukan Rusia ditempatkan di Suriah utara, termasuk sebagai bagian dari beberapa kesepakatan yang ditengahi dengan pendukung pemberontak Turki.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka sejak mulai tahun 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.(Baca juga: Serangan Rudal Israel di Suriah Membunuh 6 Milisi Pro-Iran )
Kelompok pemantau perang Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), melaporkan beberapa orang terluka dalam serangan yang terjadi setelah tengah malam di daerah Tal Saman di provinsi Raqa. Namun kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu tidak memberikan jumlah pasti korban serangan tersebut.
Tidak ada laporan langsung dari Rusia tentang insiden yang terjadi di wilayah yang dikendalikan oleh pasukan pimpinan Kurdi. Meski begitu, tentara rezim Suriah dan sekutunya, Rusia, juga hadir.
Sebuah pernyataan yang mengklaim serangan itu beredar di media sosial dan dikaitkan dengan kelompok ekstremis Hurras al-Deen. Kelompok tersebut diketahui terkait dengan Al-Qaeda .
SOHR mengatakan dua pria memarkir truk pickup bermuatan bahan peledak di luar pangkalan dan melarikan diri, dalam serangan yang jarang dilakukan oleh Hurras al-Deen di daerah tersebut.
"Ini serangan langsung pertama terhadap pangkalan Rusia di timur laut Suriah," kata kepala SOHR Rami Abdel Rahman, seperti dilansir dari Al Arabiya.
Hurras al-Deen memiliki anggota di benteng pemberontak besar terakhir negara itu di wilayah barat laut Idlib, tetapi sangat jarang beroperasi di luar daerah itu.
Rusia memasuki perang Suriah pada 2015, dan angkatan udaranya telah mendukung pasukan rezim Damaskus dalam beberapa kampanye militer mematikan terhadap wilayah Idlib.(Baca juga: Rudal Israel Gempur Suriah, Satu Orang Tewas dan Tiga Tentara Terluka )
Rusia telah berulang kali menuduh pemberontak di Idlib menyerang pangkalan udara Hmeimim di sebelah barat kubu oposisi dengan drone, tetapi jarang melakukan serangan dengan bom mobil.
Pasukan Rusia ditempatkan di Suriah utara, termasuk sebagai bagian dari beberapa kesepakatan yang ditengahi dengan pendukung pemberontak Turki.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 387.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka sejak mulai tahun 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.(Baca juga: Serangan Rudal Israel di Suriah Membunuh 6 Milisi Pro-Iran )
(ber)
tulis komentar anda