Tak Hanya Kapal Selam AS, Kapal Selam Israel Juga Gertak Iran
Selasa, 22 Desember 2020 - 10:10 WIB
TEL AVIV - Kapal selam bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS) , USS Georgia, sudah beroperasi di Selat Hormuz sebagai pesan untuk menggertak Iran agar tidak menyerang kepentingan Amerika di Timur Tengah. Di luar dugaan, kapal selam Israel juga melakukan hal serupa dengan melintasi Terusan Suez.
Media Israel, Kan, pada Senin malam melaporkan operasi kapal selam tersebut sudah dimulai pekan lalu untuk unjuk kekuatan terhadap rezim para Mullah. (Baca: AS Gertak Iran dengan Kapal Selam Nuklir Bersenjata Rudal Tomahawk )
Laporan, yang mengutip sumber intelijen Arab, tersebut mengatakan langkah rezim Zionis itu disetujui oleh Mesir.
Kapal selam Israel dilaporkan muncul dan bergerak ke Teluk Persia, yang juga berdekatan dengan wilayah Arab Saudi. Sumber intelijen mengatakan langkah itu dimaksudkan untuk "mengirim pesan" kepada Iran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak berkomentar. IDF hanya berujar; "Kami tidak menanggapi laporan semacam ini."
Sebelumnya pada hari Senin, Kepala Staf IDF Aviv Kohavi memperingatkan Iran agar tidak menyerang Israel, dengan mengatakan bahwa negara Yahudi itu akan membalas secara paksa terhadap setiap agresi.
“Baru-baru ini, kami mendengar peningkatan ancaman dari Iran terhadap Negara Israel. Jika Iran dan mitranya, anggota poros radikal (Iran, Suriah, Hizbullah dan kelompok teror Palestina), baik di lingkaran negara pertama atau kedua, melakukan tindakan terhadap Israel, mereka akan menemukan kemitraan mereka sangat mahal," Kata Kohavi dalam sebuah upacara untuk menghormati para prajurit teladan. (Baca juga: Roket-roket Katyusha Hujani Kedutaan AS di Zona Hijau Irak )
“IDF akan secara paksa menyerang siapa saja yang mengambil bagian, dari dekat atau jauh, dalam kegiatan melawan Negara Israel atau sasaran Israel. Saya mengatakan ini dengan jelas dan menjelaskan situasinya sebagaimana adanya—tanggapan dan semua rencana telah disiapkan dan dipraktikkan," ujarnya, yang dilansir Times of Israel, Selasa (22/12/2020).
Iran telah mengancam akan menyerang Israel sejak pembunuhan ilmuwan top nuklirnya; Mohsen Fakhrizadeh, pada akhir November lalu, dalam serangan yang dituduhkan kepada negara Yahudi itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapal selam bertenaga nuklir Angkatan Laut AS, USS Georgia, transit di Selat Hormuz pada hari Senin disertai dengan dua kapal perang tambahan.
Media-media Amerika menyimpulkan pengiriman kapal selam bersenjata rudal jelajah Tomahawk itu untuk menggertak Iran setelah rentetan serangan roket menghujani kompleks Kedutaan AS di Baghdad hari Minggu. Serangan itu terjadi menjelang setahun pembunuhan jenderal Iran, Qassem Soleimani, oleh pesawat nirawak Amerika di Baghdad.
Angkatan Laut Amerika membuat pengumuman publik yang langka tentang pergerakan kapal selam nuklir di perairan dekat wilayah Iran.
"Kapal selam berpeluru kendali kelas Ohio; USS Georgia (SSGN 729), bersama dengan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal (CG 73) dan USS Philippine Sea (CG 58), transit di Selat Hormuz memasuki wilayah Teluk Arab, 21 Desember," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan menggunakan nama alternatif untuk Teluk Persia, sebagaimana dilansir CNN.
Ketegangan AS dengan Iran kembali memanas, di mana Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan beberapa roket di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak.
Beberapa pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Iran kemungkinan menggunakan peringatan setahun pembunuhan Jenderal Qasem Solemani untuk melakukan serangan terhadap kepentingan AS.
Angkatan Laut AS jarang membahas pergerakan kapal selamnya, tetapi pengumuman hari Senin mencakup rincian tentang kemampuan kapal tersebut, yakni kemampuannya untuk membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk.
Media Israel, Kan, pada Senin malam melaporkan operasi kapal selam tersebut sudah dimulai pekan lalu untuk unjuk kekuatan terhadap rezim para Mullah. (Baca: AS Gertak Iran dengan Kapal Selam Nuklir Bersenjata Rudal Tomahawk )
Laporan, yang mengutip sumber intelijen Arab, tersebut mengatakan langkah rezim Zionis itu disetujui oleh Mesir.
Kapal selam Israel dilaporkan muncul dan bergerak ke Teluk Persia, yang juga berdekatan dengan wilayah Arab Saudi. Sumber intelijen mengatakan langkah itu dimaksudkan untuk "mengirim pesan" kepada Iran.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak berkomentar. IDF hanya berujar; "Kami tidak menanggapi laporan semacam ini."
Sebelumnya pada hari Senin, Kepala Staf IDF Aviv Kohavi memperingatkan Iran agar tidak menyerang Israel, dengan mengatakan bahwa negara Yahudi itu akan membalas secara paksa terhadap setiap agresi.
“Baru-baru ini, kami mendengar peningkatan ancaman dari Iran terhadap Negara Israel. Jika Iran dan mitranya, anggota poros radikal (Iran, Suriah, Hizbullah dan kelompok teror Palestina), baik di lingkaran negara pertama atau kedua, melakukan tindakan terhadap Israel, mereka akan menemukan kemitraan mereka sangat mahal," Kata Kohavi dalam sebuah upacara untuk menghormati para prajurit teladan. (Baca juga: Roket-roket Katyusha Hujani Kedutaan AS di Zona Hijau Irak )
“IDF akan secara paksa menyerang siapa saja yang mengambil bagian, dari dekat atau jauh, dalam kegiatan melawan Negara Israel atau sasaran Israel. Saya mengatakan ini dengan jelas dan menjelaskan situasinya sebagaimana adanya—tanggapan dan semua rencana telah disiapkan dan dipraktikkan," ujarnya, yang dilansir Times of Israel, Selasa (22/12/2020).
Iran telah mengancam akan menyerang Israel sejak pembunuhan ilmuwan top nuklirnya; Mohsen Fakhrizadeh, pada akhir November lalu, dalam serangan yang dituduhkan kepada negara Yahudi itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapal selam bertenaga nuklir Angkatan Laut AS, USS Georgia, transit di Selat Hormuz pada hari Senin disertai dengan dua kapal perang tambahan.
Media-media Amerika menyimpulkan pengiriman kapal selam bersenjata rudal jelajah Tomahawk itu untuk menggertak Iran setelah rentetan serangan roket menghujani kompleks Kedutaan AS di Baghdad hari Minggu. Serangan itu terjadi menjelang setahun pembunuhan jenderal Iran, Qassem Soleimani, oleh pesawat nirawak Amerika di Baghdad.
Angkatan Laut Amerika membuat pengumuman publik yang langka tentang pergerakan kapal selam nuklir di perairan dekat wilayah Iran.
"Kapal selam berpeluru kendali kelas Ohio; USS Georgia (SSGN 729), bersama dengan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal (CG 73) dan USS Philippine Sea (CG 58), transit di Selat Hormuz memasuki wilayah Teluk Arab, 21 Desember," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan menggunakan nama alternatif untuk Teluk Persia, sebagaimana dilansir CNN.
Ketegangan AS dengan Iran kembali memanas, di mana Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan beberapa roket di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak.
Beberapa pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa Iran kemungkinan menggunakan peringatan setahun pembunuhan Jenderal Qasem Solemani untuk melakukan serangan terhadap kepentingan AS.
Angkatan Laut AS jarang membahas pergerakan kapal selamnya, tetapi pengumuman hari Senin mencakup rincian tentang kemampuan kapal tersebut, yakni kemampuannya untuk membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda