Eks Menlu Polandia Samakan Javad Zarif dengan Menlu Nazi
Sabtu, 19 Desember 2020 - 08:30 WIB
BRUSSELS - Mantan Menteri Luar Negeri Polandia , Radoslaw Sikorski, menggambarkan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif sebagai Ribbentrop, mengacu pada Joachim von Ribbentrop yang merupakan menteri luar negeri Nazi Jerman dari tahun 1938 hingga 1945.
“Saya memiliki permintaan kepada para diplomat dari negara bangsa kita dan dari (European External Action Service) kami. Lain kali Anda bertemu dengan (Javad Zarif), yang merupakan Ribbentrop yang tersenyum, ingat saja rezim jahat seperti apa yang ia wakili," kata Sikorski dalam pidato pedasnya di depan Parlemen Eropa seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (19/12/2020).
Sikorski saat ini menjabat sebagai perwakilan Polandia di Parlemen Eropa sebagai anggota parlemen dengan kelompok Partai Rakyat Eropa kanan-tengah. Pidatonya adalah reaksi terhadap eksekusi yang baru-baru ini dilakukan oleh pemerintah Iran terhadap jurnalis Ruhollah Zam dan penahanan pengacara hak asasi manusia Nasrin Sotoudeh.(Baca juga: Iran Pindahkan Pembangkang Wanita Penolak Hijab ke Penjara yang Kejam )
“Iran mengklaim sebagai Republik Islam. Tapi seperti yang dijelaskan dalam resolusi ini, (negara) ini juga salah satu rezim paling represif di dunia. Oleh karena itu, saya memiliki pertanyaan kepada para Mullah di Teheran. Jika Anda mewakili Tuhan yang baik, kuat dan penyayang, lalu mengapa Anda perlu menekan, menyiksa, dan membunuh orang-orang Anda begitu banyak?" kata Sikorski dalam pidatonya.
"Tidak, rezim Anda adalah penistaan dan kekejian bagi setiap Muslim yang baik, setiap orang yang beriman dan setiap orang yang memiliki hati nurani," tambahnya.
Dalam resolusi yang didukung oleh 614 suara, Parlemen Eropa pada Kamis mengecam Iran karena melanggar hak asasi manusia.(Baca juga: UE Kecam Eksekusi Mati Jurnalis Anti-Rezim Pemerintah Iran )
Jurnalis pembangkang Iran Ruhollah Zam, yang dihukum oleh Iran karena mengobarkan kekerasan selama protes anti-pemerintah 2017, dieksekusi pada Sabtu lalu. Zam adalah seorang jurnalis yang menjalankan Amadnews di aplikasi perpesanan populer Telegram, yang memiliki lebih dari satu juta pengikut.
Mahkamah Agung Iran pada Selasa menguatkan vonis mati terhadap Zam, yang ditangkap pada 2019 setelah bertahun-tahun diasingkan. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengklaim telah menangkap Zam di Irak dalam operasi yang canggih dan profesional, tetapi sumber pemerintah Irak kemudian menentang narasi tersebut.
Pada bulan Juni, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Zam, dengan mengatakan dia telah dihukum karena “korupsi", tuduhan yang sering digunakan dalam kasus-kasus yang melibatkan spionase atau upaya untuk menggulingkan pemerintah Iran.
Eksekusi gantung terhadap Zam memicu seruan agar Iran menghapus hukuman mati, di mana para komentator menyoroti penggunaan penindasan rezim Teheran terhadap pengunjuk rasa.(Baca juga: Iran Gantung Ruhollah Zam, Sang Jurnalis Anti-Rezim Pemerintah )
“Saya memiliki permintaan kepada para diplomat dari negara bangsa kita dan dari (European External Action Service) kami. Lain kali Anda bertemu dengan (Javad Zarif), yang merupakan Ribbentrop yang tersenyum, ingat saja rezim jahat seperti apa yang ia wakili," kata Sikorski dalam pidato pedasnya di depan Parlemen Eropa seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (19/12/2020).
Sikorski saat ini menjabat sebagai perwakilan Polandia di Parlemen Eropa sebagai anggota parlemen dengan kelompok Partai Rakyat Eropa kanan-tengah. Pidatonya adalah reaksi terhadap eksekusi yang baru-baru ini dilakukan oleh pemerintah Iran terhadap jurnalis Ruhollah Zam dan penahanan pengacara hak asasi manusia Nasrin Sotoudeh.(Baca juga: Iran Pindahkan Pembangkang Wanita Penolak Hijab ke Penjara yang Kejam )
“Iran mengklaim sebagai Republik Islam. Tapi seperti yang dijelaskan dalam resolusi ini, (negara) ini juga salah satu rezim paling represif di dunia. Oleh karena itu, saya memiliki pertanyaan kepada para Mullah di Teheran. Jika Anda mewakili Tuhan yang baik, kuat dan penyayang, lalu mengapa Anda perlu menekan, menyiksa, dan membunuh orang-orang Anda begitu banyak?" kata Sikorski dalam pidatonya.
"Tidak, rezim Anda adalah penistaan dan kekejian bagi setiap Muslim yang baik, setiap orang yang beriman dan setiap orang yang memiliki hati nurani," tambahnya.
Dalam resolusi yang didukung oleh 614 suara, Parlemen Eropa pada Kamis mengecam Iran karena melanggar hak asasi manusia.(Baca juga: UE Kecam Eksekusi Mati Jurnalis Anti-Rezim Pemerintah Iran )
Jurnalis pembangkang Iran Ruhollah Zam, yang dihukum oleh Iran karena mengobarkan kekerasan selama protes anti-pemerintah 2017, dieksekusi pada Sabtu lalu. Zam adalah seorang jurnalis yang menjalankan Amadnews di aplikasi perpesanan populer Telegram, yang memiliki lebih dari satu juta pengikut.
Mahkamah Agung Iran pada Selasa menguatkan vonis mati terhadap Zam, yang ditangkap pada 2019 setelah bertahun-tahun diasingkan. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengklaim telah menangkap Zam di Irak dalam operasi yang canggih dan profesional, tetapi sumber pemerintah Irak kemudian menentang narasi tersebut.
Pada bulan Juni, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Zam, dengan mengatakan dia telah dihukum karena “korupsi", tuduhan yang sering digunakan dalam kasus-kasus yang melibatkan spionase atau upaya untuk menggulingkan pemerintah Iran.
Eksekusi gantung terhadap Zam memicu seruan agar Iran menghapus hukuman mati, di mana para komentator menyoroti penggunaan penindasan rezim Teheran terhadap pengunjuk rasa.(Baca juga: Iran Gantung Ruhollah Zam, Sang Jurnalis Anti-Rezim Pemerintah )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda