Bungkam Soal Penindasan Muslim Uighur, OKI Dituding Bersekongkol dengan China

Sabtu, 19 Desember 2020 - 07:38 WIB
Sementara itu juru kampanye Uighur Americana Rushan Abbas memperingatkan bahwa negara-negara OKI dapat melihat ekspor kebijakan yang menargetkan Muslim ketika China mengejar inisiatif pembangunan infrastruktur Belt and Road yang besar.(Baca juga: Lebih dari 500 Ribu Muslim Uighur Kerja Paksa Jadi Pemetik Kapas )

"China memiliki rekam jejak dalam membeli dan menindas. Genosida etnis Uighur bukanlah masalah internal China, tetapi masalah kemanusiaan," ucap Abbas, yang mengatakan bahwa aktivismenya menyebabkan China menahan saudara perempuannya.

AS, yang terlibat persaingan dengan China, telah menyamakan perlakuan terhadap etnis Uighur dengan tindakan Nazi Jerman dan menyuarakan kekecewaan karena OKI tidak angkat bicara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoganmenjadipemimpin langka dari dunia Islam yang mengkritik China, sementara Malaysia mengatakan tidak akan mengekstradisi Muslim Uighur.(Baca juga: Malaysia Jamin Tak Akan Ekstradisi Uighur ke China )

China sendiri menggambarkan kamp-kamp interniran itu sebagai pusat pelatihan kejuruan dan mengatakan bahwa, seperti negara-negara Barat, mereka berupaya mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.
(ber)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More