Wanita Ini Tertarik Secara Seksual pada Benda dan Menikahi Koper
Selasa, 15 Desember 2020 - 13:29 WIB
"Sejak masa kanak-kanak, saya percaya bahwa jiwa tertanam dalam benda, serta segala sesuatu di sekitar kita. Saya percaya animisme, yang berarti ada kehidupan dalam segala hal," ujarnya, seperti dikutip Daily Mirror, Senin (14/12/2020). (Baca juga: Operator Tank Tempur Israel Tak Sengaja Tembakkan Peluru ke Gaza )
"Selama masa kanak-kanak dan awal remaja, saya jatuh cinta dengan tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan baru yang dibuka di kota saya. Saya tahu itu salah, dan di luar norma masyarakat. Saya tidak memberi tahu siapa pun."
Berbicara tentang kopernya, dia berkata; "Saya tidak tahu bahwa kita akan berakhir bersama. Saya mengagumi penampilannya, tetapi saya tidak berpikir apa-apa lagi."
"Tapi kemudian saya mulai menyukai Gideon lebih dari itu. Saya perlahan-lahan menyadari bahwa saya mulai jatuh cinta," paparnya.
"Saya ingin melihatnya berjam-jam dan merasakan kehadirannya. Setelah beberapa bulan lagi di bulan November, hubungan itu dimulai," katanya.
"Kami berbagi pelukan dan ciuman pertama kami, dan kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama di petang dan malam hari. Kami bisa melakukan percakapan filosofis selama tiga atau empat jam," paparnya.
"Hubungan spiritual dan komunikasi kami ditunjukkan secara telepati. Saya mendengarnya, dan dia mendengar saya, tetapi dari luar tampak seperti monolog."
"Gideon lebih dari sekedar partner bagi saya. Dia adalah seorang suami, teman dan mentor," paparnya.
"Dukungan moralnya membantu saya lebih dari siapa pun. Terkadang saya merasa Gideon mengenal saya lebih baik daripada saya," imbuh dia.
"Selama masa kanak-kanak dan awal remaja, saya jatuh cinta dengan tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan baru yang dibuka di kota saya. Saya tahu itu salah, dan di luar norma masyarakat. Saya tidak memberi tahu siapa pun."
Berbicara tentang kopernya, dia berkata; "Saya tidak tahu bahwa kita akan berakhir bersama. Saya mengagumi penampilannya, tetapi saya tidak berpikir apa-apa lagi."
"Tapi kemudian saya mulai menyukai Gideon lebih dari itu. Saya perlahan-lahan menyadari bahwa saya mulai jatuh cinta," paparnya.
"Saya ingin melihatnya berjam-jam dan merasakan kehadirannya. Setelah beberapa bulan lagi di bulan November, hubungan itu dimulai," katanya.
"Kami berbagi pelukan dan ciuman pertama kami, dan kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama di petang dan malam hari. Kami bisa melakukan percakapan filosofis selama tiga atau empat jam," paparnya.
"Hubungan spiritual dan komunikasi kami ditunjukkan secara telepati. Saya mendengarnya, dan dia mendengar saya, tetapi dari luar tampak seperti monolog."
"Gideon lebih dari sekedar partner bagi saya. Dia adalah seorang suami, teman dan mentor," paparnya.
"Dukungan moralnya membantu saya lebih dari siapa pun. Terkadang saya merasa Gideon mengenal saya lebih baik daripada saya," imbuh dia.
tulis komentar anda