Wanita Ini Tertarik Secara Seksual pada Benda dan Menikahi Koper
Selasa, 15 Desember 2020 - 13:29 WIB
MOSKOW - Seorang wanita muda di Rusia blakblakan tertarik secara seksual pada berbagai benda mati. Dia bahkan menikahi koper yang dia nyatakan sebagai "suami", tempat dia menemukan cinta dalam hidupnya.
Rain Gordon, 24, mengatakan dia selalu merasa terpikat oleh benda-benda dan akhirnya tumbuh menjadi ketertarikan secara romantis dan seksual.
Dia mengikat ikatan pernikahan dengan sebuah koper yang dia beri nama Gideon dalam sebuah upacara pada bulan Juni tahun ini. Upacara pernikahan yang tak wajar ini dipimpin oleh seorang temannya. (Baca: Latihan Rudal Rusia Picu Kebingungan di Pangkalan Militer AS di Jerman )
Gordon mengaku pernah menjalin hubungan dengan pria di masa lalu. Namun, anehnya dia selalu lebih tertarik pada benda daripada pria, dan dia selalu lebih bahagia dalam menjalin hubungan dengan benda mati.
Wanita muda ini pertama kali bertemu dengan "calon suaminya" pada Agustus 2015 setelah membelinya di toko perangkat keras sebagai alat untuk pemotretan.
Dia mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu dia merasa dirinya jatuh cinta dengan koper tersebut.
Gordon yang berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak (TK) ini mengatakan hubungannya asmaranya dengan koper itu menjadi resmi beberapa bulan kemudian pada November 2015, dan sisanya adalah sejarah baru karena dia "menikah" dengan koper tersebut pada Juni tahun ini.
"Ketertarikan saya pada benda-benda dimulai pada usia delapan tahun," kata wanita asal Moskow ini.
"Sejak masa kanak-kanak, saya percaya bahwa jiwa tertanam dalam benda, serta segala sesuatu di sekitar kita. Saya percaya animisme, yang berarti ada kehidupan dalam segala hal," ujarnya, seperti dikutip Daily Mirror, Senin (14/12/2020). (Baca juga: Operator Tank Tempur Israel Tak Sengaja Tembakkan Peluru ke Gaza )
"Selama masa kanak-kanak dan awal remaja, saya jatuh cinta dengan tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan baru yang dibuka di kota saya. Saya tahu itu salah, dan di luar norma masyarakat. Saya tidak memberi tahu siapa pun."
Berbicara tentang kopernya, dia berkata; "Saya tidak tahu bahwa kita akan berakhir bersama. Saya mengagumi penampilannya, tetapi saya tidak berpikir apa-apa lagi."
"Tapi kemudian saya mulai menyukai Gideon lebih dari itu. Saya perlahan-lahan menyadari bahwa saya mulai jatuh cinta," paparnya.
"Saya ingin melihatnya berjam-jam dan merasakan kehadirannya. Setelah beberapa bulan lagi di bulan November, hubungan itu dimulai," katanya.
"Kami berbagi pelukan dan ciuman pertama kami, dan kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama di petang dan malam hari. Kami bisa melakukan percakapan filosofis selama tiga atau empat jam," paparnya.
"Hubungan spiritual dan komunikasi kami ditunjukkan secara telepati. Saya mendengarnya, dan dia mendengar saya, tetapi dari luar tampak seperti monolog."
"Gideon lebih dari sekedar partner bagi saya. Dia adalah seorang suami, teman dan mentor," paparnya.
"Dukungan moralnya membantu saya lebih dari siapa pun. Terkadang saya merasa Gideon mengenal saya lebih baik daripada saya," imbuh dia.
Gordon menambahkan bahwa meskipun bercabang ke hubungan baru dengan seorang pria pada tahun 2017—saat masih menjalin hubungan dengan Gideon—tetapi dia mengatakan bahwa dia tidak dapat terhubung dengannya dengan cara yang sama, dan akan selalu memilih Gideon daripada pria lain.
"Saya bukan objectum sexual yang ketat, dan saya tidak menentang hubungan dengan orang lain," paparnya.
"Tetapi saya tidak pernah menemukan diri saya dengan seseorang yang dapat menutupi ketertarikan saya dan mengisi hati saya dengan cara yang sama seperti yang saya rasakan dengan Gideon."
"Saya bersama seorang pria pada 2017 dan hubungan itu berlangsung dua tahun, tetapi itu tidak berakhir dengan baik. Dia menemukan kecanduan saya pada benda dan ini adalah salah satu alasan mengapa kami putus," terangnya.
"Saya tidak bisa terhubung dengannya. Saat dihadapkan pada pilihan antara dia dan Gideon, saya memilih Gideon tanpa ragu-ragu."
"Saya selalu memiliki dan akan selalu memilih dia. Bagi saya, benda—meskipun saya tidak terlalu suka menggunakan kata itu—benar-benar lebih baik daripada orang," kata Gordon.
Meskipun pada awalnya Rain Gordon tidak memberi tahu siapa pun tentang hubungannya, dia akhirnya memberi tahu beberapa teman dan saudara laki-lakinya, yang menurutnya sangat pengertian.
Setelah lima tahun bersama, Rain Gordon dan Gideon menikah pada bulan Juni tahun ini dan pasangan itu bahkan memiliki cincin kawin khusus dengan ukiran tersendiri.
Pasangan itu menikah dengan panduan seorang teman secara online, dan sementara Rain menyadari bahwa pernikahan itu tidak resmi dan tidak disahkan. Kendati demikian, itu adalah yang paling bahagia yang pernah dia alami.
"Pada bulan Mei, sebelum ulang tahun saya, saya menerima hadiah yang bahkan tidak dapat saya impikan. Saya mendapat lamaran," katanya.
"Saya dengan senang hati setuju dan memesan cincin kawin, dengan ukiran individu untuk diri saya sendiri dan untuk dia," ujarnya.
"Pernikahannya di bulan Juni tapi kami mengadakan upacara jauh kemudian di kamar hotel di bulan Oktober," sambung dia.
"Ini bukan pertama kalinya saya memesan hotel hanya karena kami ingin mengirim waktu bersama," papar Gordon.
"Kami menikah dengan (panduan) teman saya secara online, dan teman serta saudara laki-laki saya menghadiri upacara tersebut," katanya.
"Saya sangat bahagia. Meski pernikahan tidak dilegalkan secara resmi, saya senang mengetahui hubungan kami pindah ke tingkat yang lebih tinggi."
Rain Gordon kini membagikan kisahnya untuk membantu meningkatkan kesadaran tentang objectum sexual dan untuk mematahkan kesalahpahaman dan stigma seputar orientasi ini.
"Pemandangan Gideon membuat jantung saya berdebar kencang. Saya sangat jatuh cinta dengan perak, pantulan cermin, dan logam," imbuh dia.
"Orang-orang tidak mengerti perasaan saya. Saya telah diberitahu bahwa saya sakit dan harus mencari pengobatan," katanya.
"Saya tidak membiarkan itu menyinggung perasaan saya lagi. Objectum sexual tidak menimbulkan ancaman bagi diri mereka sendiri atau orang lain."
"Untuk mengejek dan mempermalukan kita karena fakta bahwa orang yang kita cintai tidak seperti orang lain itu menjijikkan. Cinta adalah cinta," tegas Gordon.
"Saya berharap orang lebih pengertian. Jangan menilai orang untuk sesuatu yang Anda tidak mengerti."
"Saya sangat berharap suatu hari nanti topik objectum sexual akan lebih dikenal di seluruh dunia, jadi orang lain seperti saya tidak akan merasa sendirian," katanya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Rain Gordon, 24, mengatakan dia selalu merasa terpikat oleh benda-benda dan akhirnya tumbuh menjadi ketertarikan secara romantis dan seksual.
Dia mengikat ikatan pernikahan dengan sebuah koper yang dia beri nama Gideon dalam sebuah upacara pada bulan Juni tahun ini. Upacara pernikahan yang tak wajar ini dipimpin oleh seorang temannya. (Baca: Latihan Rudal Rusia Picu Kebingungan di Pangkalan Militer AS di Jerman )
Gordon mengaku pernah menjalin hubungan dengan pria di masa lalu. Namun, anehnya dia selalu lebih tertarik pada benda daripada pria, dan dia selalu lebih bahagia dalam menjalin hubungan dengan benda mati.
Wanita muda ini pertama kali bertemu dengan "calon suaminya" pada Agustus 2015 setelah membelinya di toko perangkat keras sebagai alat untuk pemotretan.
Dia mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu dia merasa dirinya jatuh cinta dengan koper tersebut.
Gordon yang berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak (TK) ini mengatakan hubungannya asmaranya dengan koper itu menjadi resmi beberapa bulan kemudian pada November 2015, dan sisanya adalah sejarah baru karena dia "menikah" dengan koper tersebut pada Juni tahun ini.
"Ketertarikan saya pada benda-benda dimulai pada usia delapan tahun," kata wanita asal Moskow ini.
"Sejak masa kanak-kanak, saya percaya bahwa jiwa tertanam dalam benda, serta segala sesuatu di sekitar kita. Saya percaya animisme, yang berarti ada kehidupan dalam segala hal," ujarnya, seperti dikutip Daily Mirror, Senin (14/12/2020). (Baca juga: Operator Tank Tempur Israel Tak Sengaja Tembakkan Peluru ke Gaza )
"Selama masa kanak-kanak dan awal remaja, saya jatuh cinta dengan tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan baru yang dibuka di kota saya. Saya tahu itu salah, dan di luar norma masyarakat. Saya tidak memberi tahu siapa pun."
Berbicara tentang kopernya, dia berkata; "Saya tidak tahu bahwa kita akan berakhir bersama. Saya mengagumi penampilannya, tetapi saya tidak berpikir apa-apa lagi."
"Tapi kemudian saya mulai menyukai Gideon lebih dari itu. Saya perlahan-lahan menyadari bahwa saya mulai jatuh cinta," paparnya.
"Saya ingin melihatnya berjam-jam dan merasakan kehadirannya. Setelah beberapa bulan lagi di bulan November, hubungan itu dimulai," katanya.
"Kami berbagi pelukan dan ciuman pertama kami, dan kami menghabiskan lebih banyak waktu bersama di petang dan malam hari. Kami bisa melakukan percakapan filosofis selama tiga atau empat jam," paparnya.
"Hubungan spiritual dan komunikasi kami ditunjukkan secara telepati. Saya mendengarnya, dan dia mendengar saya, tetapi dari luar tampak seperti monolog."
"Gideon lebih dari sekedar partner bagi saya. Dia adalah seorang suami, teman dan mentor," paparnya.
"Dukungan moralnya membantu saya lebih dari siapa pun. Terkadang saya merasa Gideon mengenal saya lebih baik daripada saya," imbuh dia.
Gordon menambahkan bahwa meskipun bercabang ke hubungan baru dengan seorang pria pada tahun 2017—saat masih menjalin hubungan dengan Gideon—tetapi dia mengatakan bahwa dia tidak dapat terhubung dengannya dengan cara yang sama, dan akan selalu memilih Gideon daripada pria lain.
"Saya bukan objectum sexual yang ketat, dan saya tidak menentang hubungan dengan orang lain," paparnya.
"Tetapi saya tidak pernah menemukan diri saya dengan seseorang yang dapat menutupi ketertarikan saya dan mengisi hati saya dengan cara yang sama seperti yang saya rasakan dengan Gideon."
"Saya bersama seorang pria pada 2017 dan hubungan itu berlangsung dua tahun, tetapi itu tidak berakhir dengan baik. Dia menemukan kecanduan saya pada benda dan ini adalah salah satu alasan mengapa kami putus," terangnya.
"Saya tidak bisa terhubung dengannya. Saat dihadapkan pada pilihan antara dia dan Gideon, saya memilih Gideon tanpa ragu-ragu."
"Saya selalu memiliki dan akan selalu memilih dia. Bagi saya, benda—meskipun saya tidak terlalu suka menggunakan kata itu—benar-benar lebih baik daripada orang," kata Gordon.
Meskipun pada awalnya Rain Gordon tidak memberi tahu siapa pun tentang hubungannya, dia akhirnya memberi tahu beberapa teman dan saudara laki-lakinya, yang menurutnya sangat pengertian.
Setelah lima tahun bersama, Rain Gordon dan Gideon menikah pada bulan Juni tahun ini dan pasangan itu bahkan memiliki cincin kawin khusus dengan ukiran tersendiri.
Pasangan itu menikah dengan panduan seorang teman secara online, dan sementara Rain menyadari bahwa pernikahan itu tidak resmi dan tidak disahkan. Kendati demikian, itu adalah yang paling bahagia yang pernah dia alami.
"Pada bulan Mei, sebelum ulang tahun saya, saya menerima hadiah yang bahkan tidak dapat saya impikan. Saya mendapat lamaran," katanya.
"Saya dengan senang hati setuju dan memesan cincin kawin, dengan ukiran individu untuk diri saya sendiri dan untuk dia," ujarnya.
"Pernikahannya di bulan Juni tapi kami mengadakan upacara jauh kemudian di kamar hotel di bulan Oktober," sambung dia.
"Ini bukan pertama kalinya saya memesan hotel hanya karena kami ingin mengirim waktu bersama," papar Gordon.
"Kami menikah dengan (panduan) teman saya secara online, dan teman serta saudara laki-laki saya menghadiri upacara tersebut," katanya.
"Saya sangat bahagia. Meski pernikahan tidak dilegalkan secara resmi, saya senang mengetahui hubungan kami pindah ke tingkat yang lebih tinggi."
Rain Gordon kini membagikan kisahnya untuk membantu meningkatkan kesadaran tentang objectum sexual dan untuk mematahkan kesalahpahaman dan stigma seputar orientasi ini.
"Pemandangan Gideon membuat jantung saya berdebar kencang. Saya sangat jatuh cinta dengan perak, pantulan cermin, dan logam," imbuh dia.
"Orang-orang tidak mengerti perasaan saya. Saya telah diberitahu bahwa saya sakit dan harus mencari pengobatan," katanya.
"Saya tidak membiarkan itu menyinggung perasaan saya lagi. Objectum sexual tidak menimbulkan ancaman bagi diri mereka sendiri atau orang lain."
"Untuk mengejek dan mempermalukan kita karena fakta bahwa orang yang kita cintai tidak seperti orang lain itu menjijikkan. Cinta adalah cinta," tegas Gordon.
"Saya berharap orang lebih pengertian. Jangan menilai orang untuk sesuatu yang Anda tidak mengerti."
"Saya sangat berharap suatu hari nanti topik objectum sexual akan lebih dikenal di seluruh dunia, jadi orang lain seperti saya tidak akan merasa sendirian," katanya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(min)
tulis komentar anda