Remaja Palestina Dibunuh Tentara Israel pada Hari Ulang Tahunnya
Senin, 14 Desember 2020 - 23:01 WIB
RAMALLAH - Nihad Abu Ali tidak bisa melupakan kata-kata terakhir yang dia dengar dari putranya Ali pada malam ulang tahunnya yang ke-15.
“Bu, coba tebak apa yang akan terjadi besok? Saya akan tumbuh pada tahun baru lagi,” ungkap Nihad mengenang kata-kata itu saat air mata mengalir di pipinya.
"Dia berencana membeli kue untuk ulang tahunnya, tapi kami kehilangan dia," papar ibu yang berduka itu.
Remaja Palestina itu ditembak dan terluka parah oleh seorang tentara Israel saat demonstrasi pekanan anti-pemukiman pada 4 Desember di desa Al-Mughayir, 27 kilometer timur laut Ramallah. (Baca Juga: Hamas Nyatakan Siap Lanjutkan Proses Rekonsiliasi Palestina)
Dia dilarikan ke rumah sakit setelah upaya yang gagal untuk menghentikan pendarahan internalnya, di mana dia dinyatakan meninggal. (Lihat Infografis: Beberapa Negara Ini akan Mengharamkan Mobil Bensin dan Diesel)
“Dia sangat penyayang. Dia selalu ada di sekitarku membantu, bercanda dan menciumku,” ujar sang ibu. “Tapi sekarang, dia telah pergi selamanya.” (Lihat Video: Ancam Kapolda Metro Jaya di Medsos, Simpatisan FPI Diringkus Polisi)
Ayman Abu-Alia, ayahnya, teringat saat membangunkan putranya pada malam kematiannya untuk membantu kakeknya membawa hewan milik keluarganya ke padang rumput.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa kakeknya membutuhkan dia,” kenang sang ayah. “Dia berdoa dan pergi untuk membantunya. Saya ingat doanya juga. "
Ali biasa pergi bersama kakeknya ke sebelah timur desa di mana terdapat sumur air untuk menggembalakan hewan.
“Bu, coba tebak apa yang akan terjadi besok? Saya akan tumbuh pada tahun baru lagi,” ungkap Nihad mengenang kata-kata itu saat air mata mengalir di pipinya.
"Dia berencana membeli kue untuk ulang tahunnya, tapi kami kehilangan dia," papar ibu yang berduka itu.
Remaja Palestina itu ditembak dan terluka parah oleh seorang tentara Israel saat demonstrasi pekanan anti-pemukiman pada 4 Desember di desa Al-Mughayir, 27 kilometer timur laut Ramallah. (Baca Juga: Hamas Nyatakan Siap Lanjutkan Proses Rekonsiliasi Palestina)
Dia dilarikan ke rumah sakit setelah upaya yang gagal untuk menghentikan pendarahan internalnya, di mana dia dinyatakan meninggal. (Lihat Infografis: Beberapa Negara Ini akan Mengharamkan Mobil Bensin dan Diesel)
“Dia sangat penyayang. Dia selalu ada di sekitarku membantu, bercanda dan menciumku,” ujar sang ibu. “Tapi sekarang, dia telah pergi selamanya.” (Lihat Video: Ancam Kapolda Metro Jaya di Medsos, Simpatisan FPI Diringkus Polisi)
Ayman Abu-Alia, ayahnya, teringat saat membangunkan putranya pada malam kematiannya untuk membantu kakeknya membawa hewan milik keluarganya ke padang rumput.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa kakeknya membutuhkan dia,” kenang sang ayah. “Dia berdoa dan pergi untuk membantunya. Saya ingat doanya juga. "
Ali biasa pergi bersama kakeknya ke sebelah timur desa di mana terdapat sumur air untuk menggembalakan hewan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda