Media Israel: Indonesia Sangat Ingin Normalisasi Hubungan dengan Israel
Senin, 14 Desember 2020 - 10:23 WIB
Dikatakan juga bahwa Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sangat ingin memiliki hubungan publik dengan Israel.
Tanpa mengutip sumber, Channel 13 mengatakan bahwa sementara perjanjian normalisasi penuh dengan Arab Saudi tidak mungkin terjadi dalam beberapa minggu mendatang, namun ada kemungkinan Riyadh mengambil langkah-langkah yang lebih kecil menuju normalisasi. Menyusul pengumuman normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA)-Israel pada bulan Agustus, Arab Saudi setuju untuk mulai mengizinkan penerbangan Israel menggunakan wilayah udaranya.
Secara terpisah pada hari Jumat, reporter Israel Tal Schneider, mengutip sumber-sumber diplomatik, men-tweet bahwa Israel dan Kerajaan Bhutan diperkirakan akan mengumumkan pembentukan hubungan diplomatik dalam beberapa hari ini.
Tidak adanya hubungan Israel dengan negara kecil Buddha itu tidak terkait dengan konflik dengan Palestina, melainkan akibat kebijakan isolasionis Bhutan. Saat ini negara Yahudi itu memiliki hubungan dengan lebih dari 50 negara.
Pada Kamis pekan lalu, Trump mengumumkan melalui Twitter bahwa Maroko telah memutuskan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah AS setuju untuk mengakui kedaulatan Rabat atas wilayah yang disengketakan di Sahara Barat. Maroko menjadi negara keempat yang mengambil langkah tersebut dalam empat bulan, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.
Menyusul pengumuman tersebut, menantu yang juga penasihat senior Trump, Jared Kushner, mengatakan bahwa perjanjian Israel-Saudi tidak bisa dihindari dan satu-satunya pertanyaan adalah kapan.
"Israel dan Arab Saudi bersatu dan memiliki normalisasi penuh pada saat ini adalah keniscayaan, tetapi jangka waktunya...adalah sesuatu yang harus diselesaikan," kata Kushner kepada wartawan.
Kushner menambahkan bahwa perjanjian Israel-Saudi akan membutuhkan "kepemimpinan AS yang kuat di wilayah tersebut."
"Jika Anda melihat di mana kami datang dalam enam bulan terakhir, wilayah ini pada dasarnya telah berubah dari padat menjadi cair dan rasanya ada lebih banyak fluiditas," katanya.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Tanpa mengutip sumber, Channel 13 mengatakan bahwa sementara perjanjian normalisasi penuh dengan Arab Saudi tidak mungkin terjadi dalam beberapa minggu mendatang, namun ada kemungkinan Riyadh mengambil langkah-langkah yang lebih kecil menuju normalisasi. Menyusul pengumuman normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA)-Israel pada bulan Agustus, Arab Saudi setuju untuk mulai mengizinkan penerbangan Israel menggunakan wilayah udaranya.
Secara terpisah pada hari Jumat, reporter Israel Tal Schneider, mengutip sumber-sumber diplomatik, men-tweet bahwa Israel dan Kerajaan Bhutan diperkirakan akan mengumumkan pembentukan hubungan diplomatik dalam beberapa hari ini.
Tidak adanya hubungan Israel dengan negara kecil Buddha itu tidak terkait dengan konflik dengan Palestina, melainkan akibat kebijakan isolasionis Bhutan. Saat ini negara Yahudi itu memiliki hubungan dengan lebih dari 50 negara.
Pada Kamis pekan lalu, Trump mengumumkan melalui Twitter bahwa Maroko telah memutuskan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah AS setuju untuk mengakui kedaulatan Rabat atas wilayah yang disengketakan di Sahara Barat. Maroko menjadi negara keempat yang mengambil langkah tersebut dalam empat bulan, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.
Menyusul pengumuman tersebut, menantu yang juga penasihat senior Trump, Jared Kushner, mengatakan bahwa perjanjian Israel-Saudi tidak bisa dihindari dan satu-satunya pertanyaan adalah kapan.
"Israel dan Arab Saudi bersatu dan memiliki normalisasi penuh pada saat ini adalah keniscayaan, tetapi jangka waktunya...adalah sesuatu yang harus diselesaikan," kata Kushner kepada wartawan.
Kushner menambahkan bahwa perjanjian Israel-Saudi akan membutuhkan "kepemimpinan AS yang kuat di wilayah tersebut."
"Jika Anda melihat di mana kami datang dalam enam bulan terakhir, wilayah ini pada dasarnya telah berubah dari padat menjadi cair dan rasanya ada lebih banyak fluiditas," katanya.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(min)
tulis komentar anda