Indonesia Dapat Persetujuan AS Beli Jet Tempur F-15 dan F-18
Jum'at, 11 Desember 2020 - 07:00 WIB
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) telah mengindikasikan akan menjual jet tempur F-15 dan F-18 ke Indonesia setelah berbulan-bulan pertemuan antara pejabat tinggi pertahanan dari kedua negara. Hal itu disampaikan seorang pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS Christopher Miller telah berada di Jakarta pada hari Senin dan Selasa untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut, Miller setuju untuk menjual kedua model jet tempur tersebut ke Indonesia, yang telah lama ingin meningkatkan armada F-16 yang sudah menua. (Baca: Putin Unjuk Kekuatan Triad Nuklir Rusia, Isyarat Siap Perang Nuklir )
Agenda teratas Miller dalam kunjungan tersebut sejatinya adalah soal krisis Laut China Selatan, perairan di mana banyak klaim teritorial tumpang tindih dan tempat China telah membangun pangkalan militer.
Kunjungan Miller menyusul pencabutan larangan masuk dua dekade Washington terhadap Prabowo atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu. Pencabutan larangan masuk AS terhadap Prabowo itu memungkinkan dia untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat Pentagon.
Tetapi hubungan yang menghangat antara kedua negara ini telah membuat Beijing gelisah. Demikian disampaikan Rodon Pedrason, direktur jenderal strategi pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia.
"Mereka bertanya, 'Mengapa Anda menerima mereka?' Yang kami tanggapi secara diplomatis. Kami tidak ingin China atau AS merasa diabaikan," kata Pedrason dalam sebuah webinar yang dilansir Nikkei Asia, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Kapal China Umbar Tembakan saat Kapal Perang AS Masuk Laut China Selatan )
Miller juga bertemu dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan membahas rencana untuk meningkatkan pelatihan antara kedua pasukan.
"(Plt) Menteri tersebut menekankan pentingnya Departemen Pertahanan (AS) pada kemitraan bilateral dan dalam mengamankan Laut China Selatan serta kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Kedutaan Besar AS dalam siaran pers.
Pedrason mengatakan ada beberapa kekhawatiran bahwa kebijakan AS mungkin berubah di bawah Joe Biden, yang akan dilantik sebagai Presiden AS bulan depan, meskipun dia menganggap bahwa Washington tidak akan mengingkari kesepakatan yang ditandatangani.
“Tinggal seberapa siap kita menyediakan anggaran,” ujarnya. Untuk saat ini belum ada kesepakatan yang ditandatangani.
Pedrason mengatakan Indonesia telah mendorong AS untuk menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tetapi akhirnya hanya menyetujui dua model karena yang ketiga bisa memakan waktu hingga 10 tahun untuk dikirim.
F-15 dan F-18 diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan AS; McDonnell Douglas dan Boeing.
Kekuatan besar seperti Prancis, Inggris, Jerman dan negara-negara NATO lainnya juga mendekati Indonesia belakangan ini untuk membahas Laut China Selatan. Pedrason mengatakan Prabowo dijadwalkan mengunjungi Inggris awal tahun depan, setelah melakukan lebih dari 20 kunjungan selama setahun terakhir untuk mencari kesepakatan persenjataan yang baik, termasuk di Prancis, Rusia, Turki, dan China.
Manila akan menjadi perhentian Miller berikutnya, setelah itu dia akan menuju ke Hawaii, di mana dia akan menghadiri pertemuan virtual para Menteri Pertahanan ASEAN dan para mitra blok tersebut.
Pedrason mengatakan Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo memiliki rencana besar untuk pengadaan lebih dari 100 jet tempur unggul, untuk menambah armada Indonesia saat ini yang berjumlah kurang dari 60 unit. "Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur. Luar biasa," ujar Pedrason.
Dia tidak mengatakan kapan kementerian berharap untuk mencapai target itu, tetapi menambahkan Indonesia berharap akan menyediakan antara USD9 miliar hingga USD11 miliar untuk persenjataan baru dan peralatan militer selama 20 tahun ke depan. Dia mengatakan Indonesia juga berencana untuk menerima penawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, China, dan Rusia.
Karena kesepakatan untuk jet tempur baru bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil, Indonesia berencana untuk membeli pesawat bekas seperti Eurofighter Typhoon, yang dapat dikirimkan lebih cepat. Laporan sebelumnya mengatakan Prabowo tertarik untuk membeli 15 pesawat semacam itu dari Austria.
Tapi Pedrason mengatakan rencana itu hanya sementara.
"Sangat mendesak bagi kami sekarang untuk memiliki persenjataan yang dapat menyeimbangkan (kekuatan) melawan negara-negara titik merah di dekat kami," ujarnya, mengutip tidak hanya Laut China Selatan tetapi juga sengketa perbatasan Indonesia yang lebih lama dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Pedrason mengatakan Kementerian Pertahanan juga berencana untuk membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, serta lebih banyak kapal selam dan kapal patroli. Dia menambahkan kementerian berencana untuk melatih hingga 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama dua tahun ke depan.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS Christopher Miller telah berada di Jakarta pada hari Senin dan Selasa untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut, Miller setuju untuk menjual kedua model jet tempur tersebut ke Indonesia, yang telah lama ingin meningkatkan armada F-16 yang sudah menua. (Baca: Putin Unjuk Kekuatan Triad Nuklir Rusia, Isyarat Siap Perang Nuklir )
Agenda teratas Miller dalam kunjungan tersebut sejatinya adalah soal krisis Laut China Selatan, perairan di mana banyak klaim teritorial tumpang tindih dan tempat China telah membangun pangkalan militer.
Kunjungan Miller menyusul pencabutan larangan masuk dua dekade Washington terhadap Prabowo atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu. Pencabutan larangan masuk AS terhadap Prabowo itu memungkinkan dia untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat Pentagon.
Tetapi hubungan yang menghangat antara kedua negara ini telah membuat Beijing gelisah. Demikian disampaikan Rodon Pedrason, direktur jenderal strategi pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia.
"Mereka bertanya, 'Mengapa Anda menerima mereka?' Yang kami tanggapi secara diplomatis. Kami tidak ingin China atau AS merasa diabaikan," kata Pedrason dalam sebuah webinar yang dilansir Nikkei Asia, Kamis (10/12/2020). (Baca juga: Kapal China Umbar Tembakan saat Kapal Perang AS Masuk Laut China Selatan )
Miller juga bertemu dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan membahas rencana untuk meningkatkan pelatihan antara kedua pasukan.
"(Plt) Menteri tersebut menekankan pentingnya Departemen Pertahanan (AS) pada kemitraan bilateral dan dalam mengamankan Laut China Selatan serta kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Kedutaan Besar AS dalam siaran pers.
Pedrason mengatakan ada beberapa kekhawatiran bahwa kebijakan AS mungkin berubah di bawah Joe Biden, yang akan dilantik sebagai Presiden AS bulan depan, meskipun dia menganggap bahwa Washington tidak akan mengingkari kesepakatan yang ditandatangani.
“Tinggal seberapa siap kita menyediakan anggaran,” ujarnya. Untuk saat ini belum ada kesepakatan yang ditandatangani.
Pedrason mengatakan Indonesia telah mendorong AS untuk menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tetapi akhirnya hanya menyetujui dua model karena yang ketiga bisa memakan waktu hingga 10 tahun untuk dikirim.
F-15 dan F-18 diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan AS; McDonnell Douglas dan Boeing.
Kekuatan besar seperti Prancis, Inggris, Jerman dan negara-negara NATO lainnya juga mendekati Indonesia belakangan ini untuk membahas Laut China Selatan. Pedrason mengatakan Prabowo dijadwalkan mengunjungi Inggris awal tahun depan, setelah melakukan lebih dari 20 kunjungan selama setahun terakhir untuk mencari kesepakatan persenjataan yang baik, termasuk di Prancis, Rusia, Turki, dan China.
Manila akan menjadi perhentian Miller berikutnya, setelah itu dia akan menuju ke Hawaii, di mana dia akan menghadiri pertemuan virtual para Menteri Pertahanan ASEAN dan para mitra blok tersebut.
Pedrason mengatakan Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo memiliki rencana besar untuk pengadaan lebih dari 100 jet tempur unggul, untuk menambah armada Indonesia saat ini yang berjumlah kurang dari 60 unit. "Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur. Luar biasa," ujar Pedrason.
Dia tidak mengatakan kapan kementerian berharap untuk mencapai target itu, tetapi menambahkan Indonesia berharap akan menyediakan antara USD9 miliar hingga USD11 miliar untuk persenjataan baru dan peralatan militer selama 20 tahun ke depan. Dia mengatakan Indonesia juga berencana untuk menerima penawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, China, dan Rusia.
Karena kesepakatan untuk jet tempur baru bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil, Indonesia berencana untuk membeli pesawat bekas seperti Eurofighter Typhoon, yang dapat dikirimkan lebih cepat. Laporan sebelumnya mengatakan Prabowo tertarik untuk membeli 15 pesawat semacam itu dari Austria.
Tapi Pedrason mengatakan rencana itu hanya sementara.
"Sangat mendesak bagi kami sekarang untuk memiliki persenjataan yang dapat menyeimbangkan (kekuatan) melawan negara-negara titik merah di dekat kami," ujarnya, mengutip tidak hanya Laut China Selatan tetapi juga sengketa perbatasan Indonesia yang lebih lama dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Pedrason mengatakan Kementerian Pertahanan juga berencana untuk membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H, yang diproduksi oleh Lockheed Martin, serta lebih banyak kapal selam dan kapal patroli. Dia menambahkan kementerian berencana untuk melatih hingga 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama dua tahun ke depan.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda