CDC: Covid-19 Muncul Terlebih Dahulu di AS Sebelum China
Kamis, 03 Desember 2020 - 01:48 WIB
WASHINGTON - Virus Corona baru, atau Covid-19 , telah menginfeksi orang-orang di Amerika Serikat (AS) bahkan sebelum China melaporkan kasus pertamanya pada 31 Desember 2019. Begitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC, dan Palang Merah Amerika.
Petugas medis Amerika secara resmi mendaftarkan pasien Covid-19 pertama mereka pada 19 Januari 2020, tetapi temuan dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Clinical Infectious Diseases menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin telah beredar di AS sebelum itu.
"Para peneliti mempelajari hampir 7.400 donor darah yang dilakukan di sembilan negara bagian AS antara 13 Desember 2019 dan 17 Januari 2020. Bukti antibodi tubuh Covid-19, yang keberadaannya menunjukkan seseorang melakukan kontak dengan virus, ada di 106 sampel di antaranya," menurut penelitian seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (3/12/2020).
Ini berarti virus Corona mungkin sudah ada di AS sebulan sebelum terjadinya kasus pertama yang dikonfirmasi, dan beberapa minggu sebelum otoritas China mengumumkan infeksi di kota Wuhan.
Analisis data rumah sakit dari seluruh AS pada akhir 2019 juga menunjukkan lonjakan jumlah pasien flu, banyak di antaranya mengalami "batuk berat" dan gejala pernapasan parah lainnya.
Peneliti Eropa juga berspekulasi bahwa virus Corona telah ada di negara mereka sebelum China secara resmi mengumumkan wabah jenis baru tersebut. Sebuah survei di Prancis menemukan adanya antibodi Covid-19 dalam sampel darah yang diambil pada awal Desember 2019. Studi serupa yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka di Italia mengungkapkan bahwa sampel di Italia sudah menunjukkan antibodi pada September.(Baca juga: Perempuan Singapura Lahirkan Bayi dengan Antibodi Covid-19 )
Sementara itu, ahli virologi Spanyol menemukan jejak virus Corona dalam sampel air limbah yang dikumpulkan pada Maret 2019 - sembilan bulan sebelum kejadian di Wuhan.
Asal pasti virus Corona saat ini tidak diketahui, tetapi AS telah melakukan upaya aktif untuk menyalahkan China sejak dimulainya pandemi. Presiden Donald Trump sering menyebut penyakit itu - yang sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 13,8 juta orang, dan menewaskan lebih dari 271 ribu di Amerika - sebagai "virus China", yang memprovokasi protes keras dari Beijing.(Baca juga: Wabah Virus Corona di Amerika Serikat Melebihi 13 Juta Kasus )
Petugas medis Amerika secara resmi mendaftarkan pasien Covid-19 pertama mereka pada 19 Januari 2020, tetapi temuan dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Clinical Infectious Diseases menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin telah beredar di AS sebelum itu.
"Para peneliti mempelajari hampir 7.400 donor darah yang dilakukan di sembilan negara bagian AS antara 13 Desember 2019 dan 17 Januari 2020. Bukti antibodi tubuh Covid-19, yang keberadaannya menunjukkan seseorang melakukan kontak dengan virus, ada di 106 sampel di antaranya," menurut penelitian seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (3/12/2020).
Ini berarti virus Corona mungkin sudah ada di AS sebulan sebelum terjadinya kasus pertama yang dikonfirmasi, dan beberapa minggu sebelum otoritas China mengumumkan infeksi di kota Wuhan.
Analisis data rumah sakit dari seluruh AS pada akhir 2019 juga menunjukkan lonjakan jumlah pasien flu, banyak di antaranya mengalami "batuk berat" dan gejala pernapasan parah lainnya.
Peneliti Eropa juga berspekulasi bahwa virus Corona telah ada di negara mereka sebelum China secara resmi mengumumkan wabah jenis baru tersebut. Sebuah survei di Prancis menemukan adanya antibodi Covid-19 dalam sampel darah yang diambil pada awal Desember 2019. Studi serupa yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka di Italia mengungkapkan bahwa sampel di Italia sudah menunjukkan antibodi pada September.(Baca juga: Perempuan Singapura Lahirkan Bayi dengan Antibodi Covid-19 )
Sementara itu, ahli virologi Spanyol menemukan jejak virus Corona dalam sampel air limbah yang dikumpulkan pada Maret 2019 - sembilan bulan sebelum kejadian di Wuhan.
Asal pasti virus Corona saat ini tidak diketahui, tetapi AS telah melakukan upaya aktif untuk menyalahkan China sejak dimulainya pandemi. Presiden Donald Trump sering menyebut penyakit itu - yang sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 13,8 juta orang, dan menewaskan lebih dari 271 ribu di Amerika - sebagai "virus China", yang memprovokasi protes keras dari Beijing.(Baca juga: Wabah Virus Corona di Amerika Serikat Melebihi 13 Juta Kasus )
(ber)
tulis komentar anda