Khamenei Tolak Renegosiasi Kesepakatan Nuklir
Selasa, 24 November 2020 - 21:25 WIB
"Baru-baru ini, kontak tentang pembukaan kantor dan kehadiran perusahaan asing di Iran telah meningkat," kata Rabiei pada konferensi pers yang disiarkan langsung di situs web pemerintah.
"Tentu saja, dengan pencabutan sanksi yang menindas dan absennya Trump, kehadiran perusahaan asing dan kesediaan untuk berinvestasi di Iran akan meningkat," sambungnya.
Seorang diplomat Eropa mengatakan perusahaan masih mewaspadai kurangnya transparansi di Iran dan bahwa pencabutan sanksi Biden tidak akan cukup untuk menarik mereka kembali.(Baca juga: Iran Mengaku Siap Kembali Terima AS Dalam Kesepakatan Nuklir )
“Tidak ada keuntungan bagi perusahaan besar untuk bermain-main di pasar dengan transparansi keuangan yang sangat sedikit. Tidak ada petugas kepatuhan yang akan memberikan sanksi atas tindakan seperti itu," ujarnya.
Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan pada 2018, dan Teheran menanggapi dengan mengurangi kepatuhannya.
Sanksi AS yang dipulihkan di bawah Trump sejak itu menghantam ekonomi Iran dengan keras, merusak argumen Presiden Hassan Rouhani yang pragmatis bahwa membuka negara itu kepada dunia akan meningkatkan kualitas hidup.
"Tentu saja, dengan pencabutan sanksi yang menindas dan absennya Trump, kehadiran perusahaan asing dan kesediaan untuk berinvestasi di Iran akan meningkat," sambungnya.
Seorang diplomat Eropa mengatakan perusahaan masih mewaspadai kurangnya transparansi di Iran dan bahwa pencabutan sanksi Biden tidak akan cukup untuk menarik mereka kembali.(Baca juga: Iran Mengaku Siap Kembali Terima AS Dalam Kesepakatan Nuklir )
“Tidak ada keuntungan bagi perusahaan besar untuk bermain-main di pasar dengan transparansi keuangan yang sangat sedikit. Tidak ada petugas kepatuhan yang akan memberikan sanksi atas tindakan seperti itu," ujarnya.
Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan pada 2018, dan Teheran menanggapi dengan mengurangi kepatuhannya.
Sanksi AS yang dipulihkan di bawah Trump sejak itu menghantam ekonomi Iran dengan keras, merusak argumen Presiden Hassan Rouhani yang pragmatis bahwa membuka negara itu kepada dunia akan meningkatkan kualitas hidup.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda