Imbas Bom Pemakaman Jeddah, Putra Mahkota Saudi Bersumpah Terapkan 'Tangan Besi'
Jum'at, 13 November 2020 - 06:39 WIB
Kelompok ISIS atau Islamic State pada hari Kamis mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, dengan mengatakan itu untuk memprotes kartun yang dicetak oleh majalah satire Prancis Charlie Hebdo.
Sebuah pernyataan dari media propaganda ISIS, Amaq, mengatakan serangan itu terutama ditujukan terhadap konsul Prancis. Namun, ISIS tidak memberikan bukti keterlibatannya.
Dalam insiden terpisah pada hari Kamis, polisi Belanda menangkap seorang pria setelah beberapa tembakan dilesatkan ke arah kedutaan Arab Saudi di Den Haag. Serangan ini menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada yang terluka.
Tidak jelas apakah insiden yang oleh pemerintah Saudi dikutuk sebagai aksi "pengecut" itu terkait dengan serangan di kerajaan atau bukan. (Baca juga: ISIS Klaim Ledakan di Pemakaman Non-Muslim Jeddah )
Sementara itu, Kedutaan Perancis di Riyadh telah mendesak warganya di Arab Saudi untuk melakukan "kewaspadaan ekstrem".
Peringatan itu menyusul serangan di konsulat Jeddah pada 29 Oktober, pada hari yang sama ketika seorang pria yang memegang pisau menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan gigih membela hak untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad, tetapi dia juga mencoba meredakan kemarahan Muslim atas ucapannya.
Sikap Macron telah memicu protes di beberapa negara, di mana potret presiden Prancis itu dibakar, dan muncul kampanye untuk memboikot produk-produk Prancis.
Arab Saudi—rumah bagi situs-situs paling suci Islam—telah mengkritik kartun tersebut, dengan mengatakan mereka menolak segala upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme.
Dalam pidatonya, Pangeran Mohammad mengatakan dia berharap dunia akan berhenti menyerang simbol-simbol agama di bawah slogan kebebasan berekspresi karena hal itu menciptakan lingkungan yang subur untuk ekstremisme dan terorisme.
Sebuah pernyataan dari media propaganda ISIS, Amaq, mengatakan serangan itu terutama ditujukan terhadap konsul Prancis. Namun, ISIS tidak memberikan bukti keterlibatannya.
Dalam insiden terpisah pada hari Kamis, polisi Belanda menangkap seorang pria setelah beberapa tembakan dilesatkan ke arah kedutaan Arab Saudi di Den Haag. Serangan ini menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada yang terluka.
Tidak jelas apakah insiden yang oleh pemerintah Saudi dikutuk sebagai aksi "pengecut" itu terkait dengan serangan di kerajaan atau bukan. (Baca juga: ISIS Klaim Ledakan di Pemakaman Non-Muslim Jeddah )
Sementara itu, Kedutaan Perancis di Riyadh telah mendesak warganya di Arab Saudi untuk melakukan "kewaspadaan ekstrem".
Peringatan itu menyusul serangan di konsulat Jeddah pada 29 Oktober, pada hari yang sama ketika seorang pria yang memegang pisau menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Nice di Prancis selatan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan gigih membela hak untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad, tetapi dia juga mencoba meredakan kemarahan Muslim atas ucapannya.
Sikap Macron telah memicu protes di beberapa negara, di mana potret presiden Prancis itu dibakar, dan muncul kampanye untuk memboikot produk-produk Prancis.
Arab Saudi—rumah bagi situs-situs paling suci Islam—telah mengkritik kartun tersebut, dengan mengatakan mereka menolak segala upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme.
Dalam pidatonya, Pangeran Mohammad mengatakan dia berharap dunia akan berhenti menyerang simbol-simbol agama di bawah slogan kebebasan berekspresi karena hal itu menciptakan lingkungan yang subur untuk ekstremisme dan terorisme.
tulis komentar anda