Jaksa Agung AS Perintahkan Penyelidikan Kecurangan Pilpres
Selasa, 10 November 2020 - 16:30 WIB
WASHINGTON - Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), William Barr,setuju untuk melakukan penyelidikan terkait kecurangan pemilu yang dilontarkan Presiden Donald Trump . Presiden Donald Trump sejauh ini menolak untuk mengakui kekalahannya dalam pemilu AS.
Barr memberikan otorisasi penuh kepada jaksa federal untuk membuka penyelidikan atas dugaan kecurangan dalam pemilihan presiden (pilpres)AS .
Barr menentang kebijakan federal dan membebaskan jaksa penuntut dari melakukan penyelidikan sebelum semua surat suara dihitung secara resmi.
"Mengingat pemungutan suara dalam pemilu kita saat ini telah selesai, saya mengizinkan Anda untuk mengajukan tuduhan substansial tentang penyimpangan pemungutan suara dan tabulasi suara sebelum sertifikasi pemilihan di yurisdiksi Anda dalam kasus tertentu," kata Barr dalam sebuah surat kepada jaksa di seluruh AS.
"Penyelidikan dan peninjauan seperti itu dapat dilakukan jika ada tuduhan penyimpangan yang jelas dan dapat dipercaya, yang, jika benar, berpotensi memengaruhi hasil pemilihan federal di suatu negara bagian," imbuhnya seperti dilansir dari Deutsche Welle, Selasa (10/11/2020).(Baca juga: Biden Mulai Transisi Kekuasaan, Trump Tetap Menolak Kalah )
Investigasi semacam ini biasanya berada di bawah yurisdiksi masing-masing negara bagian, dan kebijakan Departemen Kehakiman yang biasa adalah menahan keterlibatan federal sampai penghitungan suara disahkan, penghitungan ulang selesai, dan pemilu dinyatak selesai.
Namun, Barr mengatakan bahwa praktik tidak pernah menjadi aturan yang keras dan cepat, dan mengatakan bahwa jika penyidik menemukan sesuatu yang dapat membalikkan hasil pemilu, mereka harus melanjutkannya.
"Sementara tuduhan serius harus ditangani dengan hati-hati, klaim spekulatif, khayalan atau tidak masuk akal seharusnya tidak menjadi dasar untuk memulai penyelidikan federal," tulisnya.
Tak lama setelah Barr mengirim surat itu, media AS melaporkan bahwa kepala Cabang Kejahatan Pemilu Departemen Kehakiman, yang mengawasi investigasi atas penipuan pemilu, Richard Pilger, mengundurkan diri.
Barr memberikan otorisasi penuh kepada jaksa federal untuk membuka penyelidikan atas dugaan kecurangan dalam pemilihan presiden (pilpres)AS .
Barr menentang kebijakan federal dan membebaskan jaksa penuntut dari melakukan penyelidikan sebelum semua surat suara dihitung secara resmi.
"Mengingat pemungutan suara dalam pemilu kita saat ini telah selesai, saya mengizinkan Anda untuk mengajukan tuduhan substansial tentang penyimpangan pemungutan suara dan tabulasi suara sebelum sertifikasi pemilihan di yurisdiksi Anda dalam kasus tertentu," kata Barr dalam sebuah surat kepada jaksa di seluruh AS.
"Penyelidikan dan peninjauan seperti itu dapat dilakukan jika ada tuduhan penyimpangan yang jelas dan dapat dipercaya, yang, jika benar, berpotensi memengaruhi hasil pemilihan federal di suatu negara bagian," imbuhnya seperti dilansir dari Deutsche Welle, Selasa (10/11/2020).(Baca juga: Biden Mulai Transisi Kekuasaan, Trump Tetap Menolak Kalah )
Investigasi semacam ini biasanya berada di bawah yurisdiksi masing-masing negara bagian, dan kebijakan Departemen Kehakiman yang biasa adalah menahan keterlibatan federal sampai penghitungan suara disahkan, penghitungan ulang selesai, dan pemilu dinyatak selesai.
Namun, Barr mengatakan bahwa praktik tidak pernah menjadi aturan yang keras dan cepat, dan mengatakan bahwa jika penyidik menemukan sesuatu yang dapat membalikkan hasil pemilu, mereka harus melanjutkannya.
"Sementara tuduhan serius harus ditangani dengan hati-hati, klaim spekulatif, khayalan atau tidak masuk akal seharusnya tidak menjadi dasar untuk memulai penyelidikan federal," tulisnya.
Tak lama setelah Barr mengirim surat itu, media AS melaporkan bahwa kepala Cabang Kejahatan Pemilu Departemen Kehakiman, yang mengawasi investigasi atas penipuan pemilu, Richard Pilger, mengundurkan diri.
tulis komentar anda