Biden Mulai Transisi Kekuasaan, Trump Tetap Menolak Kalah
Senin, 09 November 2020 - 09:48 WIB
Biden, yang berulang tahun ke-78 pada 20 November, adalah orang tertua yang pernah terpilih berkuasa di Gedung Putih. Harris, 56, senator junior dari California, adalah wanita pertama dan orang kulit hitam pertama yang terpilih sebagai wakil presiden.
Biden berencana untuk menunjuk satuan tugas pada hari Senin untuk mengatasi pandemi virus corona yang telah menyebabkan lebih dari 237.000 orang meninggal di Amerika Serikat dan kasus infeksi melonjak di seluruh negeri. (Baca juga: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Dia juga telah mengumumkan rencana untuk bergabung kembali dengan kesepakatan iklim Paris dan dilaporkan akan mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertamanya yang membatalkan larangan perjalanan oleh Trump untuk sebagian besar negara Muslim.
Biden telah berjanji untuk menunjuk kabinet yang mencerminkan keragaman negara meskipun ia mungkin mengalami beberapa kesulitan mendapatkan persetujuan Senat untuk orang yang diangkat lebih progresif jika Partai Republik mempertahankan kendali Senat—hasil yang akan bergantung pada dua kompetisi putaran kedua pemilu di Georgia pada bulan Januari.
Biden, setelah John F Kennedy, yang menjadi orang Katolik kedua yang terpilih sebagai presiden AS, tela menghadiri gereja Minggu pagi di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, dan mengunjungi kuburan putranya, Beau Biden, yang meninggal karena kanker otak pada 2015, dan makam istri pertama dan putrinya yang meninggal dalam kecelakaan mobil tahun 1972.
Sedangkan Trump, 74, sedang bermain golf pada hari Minggu di lapangannya di dekat Washington, tempat yang sama di mana dia berada pada hari Sabtu ketika jaringan televisi AS menyampaikan berita bahwa Biden telah mendapatkan cukup suara Electoral College untuk menang.
"Sejak Lamestream Media menyebut siapa presiden kita selanjutnya?," Trump mengeluh dalam tweet pada hari Minggu.
Ibu Negara Melania Trump juga menyela, dengan men-tweet: "Rakyat Amerika pantas mendapatkan pemilihan yang adil. Setiap suara legal—bukan ilegal—harus dihitung."
Tim kampanye Trump telah meningkatkan gugatan hukum terhadap hasil pilpres di beberapa negara bagian, tetapi sejauh ini tidak ada bukti yang muncul tentang penyimpangan luas yang akan memengaruhi hasil.
Biden berencana untuk menunjuk satuan tugas pada hari Senin untuk mengatasi pandemi virus corona yang telah menyebabkan lebih dari 237.000 orang meninggal di Amerika Serikat dan kasus infeksi melonjak di seluruh negeri. (Baca juga: Panik dengan Hasil Pilpres AS, Donald Trump Jr Serukan Perang Total )
Dia juga telah mengumumkan rencana untuk bergabung kembali dengan kesepakatan iklim Paris dan dilaporkan akan mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertamanya yang membatalkan larangan perjalanan oleh Trump untuk sebagian besar negara Muslim.
Biden telah berjanji untuk menunjuk kabinet yang mencerminkan keragaman negara meskipun ia mungkin mengalami beberapa kesulitan mendapatkan persetujuan Senat untuk orang yang diangkat lebih progresif jika Partai Republik mempertahankan kendali Senat—hasil yang akan bergantung pada dua kompetisi putaran kedua pemilu di Georgia pada bulan Januari.
Biden, setelah John F Kennedy, yang menjadi orang Katolik kedua yang terpilih sebagai presiden AS, tela menghadiri gereja Minggu pagi di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, dan mengunjungi kuburan putranya, Beau Biden, yang meninggal karena kanker otak pada 2015, dan makam istri pertama dan putrinya yang meninggal dalam kecelakaan mobil tahun 1972.
Sedangkan Trump, 74, sedang bermain golf pada hari Minggu di lapangannya di dekat Washington, tempat yang sama di mana dia berada pada hari Sabtu ketika jaringan televisi AS menyampaikan berita bahwa Biden telah mendapatkan cukup suara Electoral College untuk menang.
"Sejak Lamestream Media menyebut siapa presiden kita selanjutnya?," Trump mengeluh dalam tweet pada hari Minggu.
Ibu Negara Melania Trump juga menyela, dengan men-tweet: "Rakyat Amerika pantas mendapatkan pemilihan yang adil. Setiap suara legal—bukan ilegal—harus dihitung."
Tim kampanye Trump telah meningkatkan gugatan hukum terhadap hasil pilpres di beberapa negara bagian, tetapi sejauh ini tidak ada bukti yang muncul tentang penyimpangan luas yang akan memengaruhi hasil.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda