Nepal Tangkap 45 Warga China setelah Demo Rusuh Minta Pulang
Sabtu, 09 Mei 2020 - 00:32 WIB
KATHMANDU - Pasukan polisi Nepal menangkap 45 warga negara China setelah demo menuntut pulang ke negara mereka dan berubah jadi kerusuhan, Jumat (8/5/2020). Mereka terdampar di negara itu setelah diberlakukan pembatasan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona baru, COVID-19.
Dalam aksinya, puluhan warga China membawa berbagai termasuk yang bertuliskan "Saya ingin pulang!". Mereka berusaha masuk ke zona terlarang di dekat kantor perdana menteri di Kathmandu.
Beberapa polisi dan demonstran terluka setelah bentrok pecah. Polisi menggunakan tongkat untuk menghentikan aksi demonstran, sedangkan para pengunjuk rasa melemparkan batu.
"Mereka mungkin menghadapi tuduhan protes di zona terlarang dan melanggar kuncian (lockdown) di bawah hukum yang berlaku," kata juru bicara kepolisian setempat, Kiran Bajracharya, kepada AFP.
Nepal telah menghentikan penerbangan internasional sejak 22 Maret sebagai bagian dari tindakan pencegahan terhadap penyebaran COVID-19. Penghentian penerbangan itu diperpanjang hingga setidaknya 31 Mei mendatang.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Prancis telah mencarter penerbangan untuk mengevakuasi warganya yang terdamapar di Nepal. Namun, tidak ada penerbangan resmi yang diupayakan pemerintah China untuk menyelamatkan warganya yang telantar di negara Asia selatan tersebut.
Dalam aksinya, puluhan warga China membawa berbagai termasuk yang bertuliskan "Saya ingin pulang!". Mereka berusaha masuk ke zona terlarang di dekat kantor perdana menteri di Kathmandu.
Beberapa polisi dan demonstran terluka setelah bentrok pecah. Polisi menggunakan tongkat untuk menghentikan aksi demonstran, sedangkan para pengunjuk rasa melemparkan batu.
"Mereka mungkin menghadapi tuduhan protes di zona terlarang dan melanggar kuncian (lockdown) di bawah hukum yang berlaku," kata juru bicara kepolisian setempat, Kiran Bajracharya, kepada AFP.
Nepal telah menghentikan penerbangan internasional sejak 22 Maret sebagai bagian dari tindakan pencegahan terhadap penyebaran COVID-19. Penghentian penerbangan itu diperpanjang hingga setidaknya 31 Mei mendatang.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Prancis telah mencarter penerbangan untuk mengevakuasi warganya yang terdamapar di Nepal. Namun, tidak ada penerbangan resmi yang diupayakan pemerintah China untuk menyelamatkan warganya yang telantar di negara Asia selatan tersebut.
(min)
tulis komentar anda