Sadisnya Pasukan Khusus Australia di Afghanistan: Tembak Kepala, Gorok Leher Warga
Kamis, 29 Oktober 2020 - 07:42 WIB
SYDNEY - Sebuah laporan baru yang meresahkan membongkar perilaku memalukan tentara pasukan khusus (SAS) Australia di Afghanistan . Di antara perilaku mereka yang kelewat sadis adalah menembak kepala hingga menggorok leher para warga yang diinterogasi di sebuah rumah.
Tentara elite SAS Australia dilaporkan melakukan kampanye penyiksaan dan pembunuhan di seluruh negeri yang dilanda perang tersebut, serta menyembunyikan bukti.
Surat kabar The Age yang berbasis di Melbourne melaporkan, ketika para tentara elite menyerang desa-desa di Afghanistan, mereka membawa teror dan kematian bersama mereka. (Baca: Pasukan Khusus Australia Eksekusi Tahanan Afghanistan yang Sudah Diborgol )
"Pasukan khusus membawa pria dan anak laki-laki ke rumah tamu dan menginterogasi mereka, yang berarti mengikat mereka dan menyiksa mereka," tulis surat kabar itu dalam laporan pengungkapan kejahatan pasukan elite tersebut selama menjalankan misi di Afghanistan.
"Pada saat unit SAS pergi, para pria dan anak laki-laki ditemukan tewas, ditembak di kepala, kadang ditutup matanya dan digorok. Ini adalah laporan yang menguatkan," lanjut surat kabar tersebut, yang membandingkan dugaan kejahatan perang itu dengan pembantaian My Lai dalam Perang Vietnam, dan dengan penganiayaan pasukan Amerika Serikat (AS) terhadap tahanan di penjara Abu Ghraib Irak. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Laporan sebelumnya mengungkap tentara pasukan khusus Australia mengeksekusi tahanan Afghanistan yang sudah diikat atau diborgol karena tidak ada ruang baginya di dalam helikopter.
Menurut The Age, yang dilansir Kamis (29/10/2020), laporan investigasi teraasebut ditugaskan oleh Panglima Angkatan Darat Angus Campbell pada tahun 2016, dan laporan Inspektur Jenderal yang akan datang tentang kejahatan perang oleh hakim senior Paul Brereton telah mengonfirmasi banyak dari temuannya.
Disusun oleh konsultan pertahanan Samantha Crompvoets, laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan tentara dan pelapor, yang memberi tahu Cormpvoets beberapa kisah grizzly tentang "persaingan membunuh dan haus darah".
"Dalam satu contoh, dua anak laki-laki berusia 14 tahun yang dicurigai sebagai simpatisan Taliban digorok tenggorokannya...mayatnya dikantongi dan dibuang ke sungai terdekat," bunyi laporan tersebut. Di tempat lain, orang Afghanistan yang tidak bersenjata ditembak di punggung saat mereka melarikan diri. (Baca juga: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis )
Tentara elite SAS Australia dilaporkan melakukan kampanye penyiksaan dan pembunuhan di seluruh negeri yang dilanda perang tersebut, serta menyembunyikan bukti.
Surat kabar The Age yang berbasis di Melbourne melaporkan, ketika para tentara elite menyerang desa-desa di Afghanistan, mereka membawa teror dan kematian bersama mereka. (Baca: Pasukan Khusus Australia Eksekusi Tahanan Afghanistan yang Sudah Diborgol )
"Pasukan khusus membawa pria dan anak laki-laki ke rumah tamu dan menginterogasi mereka, yang berarti mengikat mereka dan menyiksa mereka," tulis surat kabar itu dalam laporan pengungkapan kejahatan pasukan elite tersebut selama menjalankan misi di Afghanistan.
"Pada saat unit SAS pergi, para pria dan anak laki-laki ditemukan tewas, ditembak di kepala, kadang ditutup matanya dan digorok. Ini adalah laporan yang menguatkan," lanjut surat kabar tersebut, yang membandingkan dugaan kejahatan perang itu dengan pembantaian My Lai dalam Perang Vietnam, dan dengan penganiayaan pasukan Amerika Serikat (AS) terhadap tahanan di penjara Abu Ghraib Irak. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
Laporan sebelumnya mengungkap tentara pasukan khusus Australia mengeksekusi tahanan Afghanistan yang sudah diikat atau diborgol karena tidak ada ruang baginya di dalam helikopter.
Menurut The Age, yang dilansir Kamis (29/10/2020), laporan investigasi teraasebut ditugaskan oleh Panglima Angkatan Darat Angus Campbell pada tahun 2016, dan laporan Inspektur Jenderal yang akan datang tentang kejahatan perang oleh hakim senior Paul Brereton telah mengonfirmasi banyak dari temuannya.
Disusun oleh konsultan pertahanan Samantha Crompvoets, laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan tentara dan pelapor, yang memberi tahu Cormpvoets beberapa kisah grizzly tentang "persaingan membunuh dan haus darah".
"Dalam satu contoh, dua anak laki-laki berusia 14 tahun yang dicurigai sebagai simpatisan Taliban digorok tenggorokannya...mayatnya dikantongi dan dibuang ke sungai terdekat," bunyi laporan tersebut. Di tempat lain, orang Afghanistan yang tidak bersenjata ditembak di punggung saat mereka melarikan diri. (Baca juga: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Militer Partai Komunis )
Lihat Juga :
tulis komentar anda