Dewan Cendekiawan Senior Saudi: Menghina Nabi Muhammad Hanya Melayani Ekstremis
Senin, 26 Oktober 2020 - 07:14 WIB
Imam besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb, dalam pidatonya Selasa lalu mengutuk pemenggalan seorang guru di Prancis. Namun, dia mengatakan menghina agama atas nama kebebasan berbicara adalah "ajakan untuk membenci".
Pidato Sheikh al-Tayeb dibacakan di Capitol Square Roma di depan pertemuan para pemimpin Kristen, Yahudi dan Buddha termasuk Paus Francis dan Kepala Rabbi Prancis Haim Korsia.
"Sebagai seorang Muslim dan Sheikh Al-Azhar, saya menyatakan bahwa Islam, ajarannya dan Nabi tidak bersalah dari kejahatan teroris yang jahat ini," kata Tayeb dalam pidatonya, merujuk pada pemenggalan kepala guru Prancis bernama Samuel Paty. (Baca juga: Imbas Guru Dipenggal, Prancis Akan Usir 231 Warga Asing Radikal )
"Pada saat yang sama, saya menekankan bahwa menghina agama dan menyerang simbol suci mereka di bawah panji kebebasan berekspresi adalah standar ganda intelektual dan undangan terbuka untuk kebencian."
Paty, 47, diserang dan dibunuh oleh seorang remaja Chechnya berusia 18 tahun dalam perjalanan pulang dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, dekat Paris.
Dia telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad, yang membuat marah seorang ayah siswa yang memimpin kampanye online melawan guru tersebut. Ayah siswa itu berhubungan dengan pelaku pembunuhan menjelang serangan terhadap Paty.
Pembunuh guru, Abdullakh Anzorov, telah mem-posting gambar tubuh guru yang dipenggal di Twitter sebelum akhirnya dia ditembak mati oleh polisi.
"Teroris ini tidak berbicara untuk agama Nabi Muhammad, sama seperti teroris di Selandia Baru yang membunuh Muslim di masjid berbicara untuk agama Yesus," kata al-Tayeb dalam pidatonya.
Polisi Prancis telah menangkap 16 orang, termasuk seorang "radikal Islam" dan empat anggota keluarga Anzorov.
Pidato Sheikh al-Tayeb dibacakan di Capitol Square Roma di depan pertemuan para pemimpin Kristen, Yahudi dan Buddha termasuk Paus Francis dan Kepala Rabbi Prancis Haim Korsia.
"Sebagai seorang Muslim dan Sheikh Al-Azhar, saya menyatakan bahwa Islam, ajarannya dan Nabi tidak bersalah dari kejahatan teroris yang jahat ini," kata Tayeb dalam pidatonya, merujuk pada pemenggalan kepala guru Prancis bernama Samuel Paty. (Baca juga: Imbas Guru Dipenggal, Prancis Akan Usir 231 Warga Asing Radikal )
"Pada saat yang sama, saya menekankan bahwa menghina agama dan menyerang simbol suci mereka di bawah panji kebebasan berekspresi adalah standar ganda intelektual dan undangan terbuka untuk kebencian."
Paty, 47, diserang dan dibunuh oleh seorang remaja Chechnya berusia 18 tahun dalam perjalanan pulang dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, dekat Paris.
Dia telah menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad, yang membuat marah seorang ayah siswa yang memimpin kampanye online melawan guru tersebut. Ayah siswa itu berhubungan dengan pelaku pembunuhan menjelang serangan terhadap Paty.
Pembunuh guru, Abdullakh Anzorov, telah mem-posting gambar tubuh guru yang dipenggal di Twitter sebelum akhirnya dia ditembak mati oleh polisi.
"Teroris ini tidak berbicara untuk agama Nabi Muhammad, sama seperti teroris di Selandia Baru yang membunuh Muslim di masjid berbicara untuk agama Yesus," kata al-Tayeb dalam pidatonya.
Polisi Prancis telah menangkap 16 orang, termasuk seorang "radikal Islam" dan empat anggota keluarga Anzorov.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda