9 Anak ‘Bau Kencur’ Pendobrak Perubahan di Dunia
Minggu, 25 Oktober 2020 - 16:15 WIB
bersikeras bahwa putrinya harus menjadi pionir untuk membuka jalan bagi anak-anak sebangsanya
bersekolah di sekolah umum yang terintegrasi. Terpengaruh oleh masa kecilnya, Bridges saat ini tumbuh menjadi aktivis untuk kesetaraan dan toleransi ras. (Baca juga: Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan?)
4. Hector Pieterson (1964 – 1976)
Fakta dan peranan: Menjadi martir dan simbol perlawanan melawan diskriminasi rasial politik Apartheid di Afrika Selatan saat berusia 12 tahun
Hector Pieterson adalah seorang anak muda kulit hitam Afrika Selatan yang terbunuh selama pemberontakan Soweto. Protes yang dipimpin oleh siswa tahun 1976 ini berakar pada keputusan pemerintah yang menyebut anak-anak tidak lagi diajar di sekolah dalam bahasa Inggris, tetapi Afrikaans, bahasa penindas kolonial mereka.
Untuk memprotes hal itu, Hector dan kawan-kawannya menggelar demonstrasi namun langsung dihalau polisi dengan menembakkan gas air mata. Kekacauan meletus dan Pieterson terkena tembakan pihak aparat. Kakak perempuan dan aktivis anti-apartheid Mbuyisa Makhubu membawa Hector ke rumah sakit, tetapi di perjalanan dia meninggal.
Diabadikan oleh jurnalis foto Sam Nzima, foto ikonik Pieterson tengah dibopong Mbuyisa menjadi simbol yang kuat dari kebrutalan pemerintah apartheid dan perjuangan melawan ketidaksetaraan rasial.
5. Samantha Smith (1972 – 1985)
bersekolah di sekolah umum yang terintegrasi. Terpengaruh oleh masa kecilnya, Bridges saat ini tumbuh menjadi aktivis untuk kesetaraan dan toleransi ras. (Baca juga: Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan?)
4. Hector Pieterson (1964 – 1976)
Fakta dan peranan: Menjadi martir dan simbol perlawanan melawan diskriminasi rasial politik Apartheid di Afrika Selatan saat berusia 12 tahun
Hector Pieterson adalah seorang anak muda kulit hitam Afrika Selatan yang terbunuh selama pemberontakan Soweto. Protes yang dipimpin oleh siswa tahun 1976 ini berakar pada keputusan pemerintah yang menyebut anak-anak tidak lagi diajar di sekolah dalam bahasa Inggris, tetapi Afrikaans, bahasa penindas kolonial mereka.
Untuk memprotes hal itu, Hector dan kawan-kawannya menggelar demonstrasi namun langsung dihalau polisi dengan menembakkan gas air mata. Kekacauan meletus dan Pieterson terkena tembakan pihak aparat. Kakak perempuan dan aktivis anti-apartheid Mbuyisa Makhubu membawa Hector ke rumah sakit, tetapi di perjalanan dia meninggal.
Diabadikan oleh jurnalis foto Sam Nzima, foto ikonik Pieterson tengah dibopong Mbuyisa menjadi simbol yang kuat dari kebrutalan pemerintah apartheid dan perjuangan melawan ketidaksetaraan rasial.
5. Samantha Smith (1972 – 1985)
tulis komentar anda