Thailand Bekukan Stasiun Televisi karena Liputan Demonstrasi
Rabu, 21 Oktober 2020 - 11:15 WIB
Polisi Thailand kini tidak terlalu reaktif dan mengintervensi pelaksanaan demonstrasi. “Kita tetap mempertahankan perdamaian dan ketertiban,” kata juru bicara kepolisian Kissana Phathanacharoen. Dia mengatakan, aparat kepolisian tetap memperhatikan hukum, standar internasional, dan hak asasi manusia. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)
Sementara itu, para demonstran menggunakan bahasa isyarat sebagai langkah koordinasi dengan anggotanya. Itu sebagai langkah agar tidak diketahui oleh polisi. “Banyak orang yang saling membantu satu sama lain,” kata Riam, 19, pengunjuk rasa. Dia mengungkapkan, aksi saling bantu itu dilakukan dengan bahasa isyarat.
Bahasa isyarat dengan jari itu juga pernah dilakukan para demonstran di Hong Kong. Hal itu kini menjadi hal yang lumrah dalam perlawanan melawan kekuasaan. Itu digunakan untuk meminta perlindungan dan bantuan logistik.
“Semua orang yang berpendidikan akan belajar untuk bertahan tanpa para pemimpin,” kata Tangmae, demonstran yang berusia 20 tahun. Dia juga menunjukkan beberapa bahasa isyarat dengan jari. “Kita berkomunikasi sehingga demonstrasi bisa berlangsung dengan tertib,” paparnya. (Lihat videonya: Dua Polisi yang Kawal Jogging Kena Sanksi Administratif)
Para demonstran mengungkapkan, kemenangan Prayuth pada pemilu tahun lalu memang merupakan skenario untuk mengamankan kudeta pada 2014. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Temui Raja Terkaya di Dunia, Bukan Raja Arab Saudi, Sultan Brunei, atau Raja Inggris Charles III
Sementara itu, para demonstran menggunakan bahasa isyarat sebagai langkah koordinasi dengan anggotanya. Itu sebagai langkah agar tidak diketahui oleh polisi. “Banyak orang yang saling membantu satu sama lain,” kata Riam, 19, pengunjuk rasa. Dia mengungkapkan, aksi saling bantu itu dilakukan dengan bahasa isyarat.
Bahasa isyarat dengan jari itu juga pernah dilakukan para demonstran di Hong Kong. Hal itu kini menjadi hal yang lumrah dalam perlawanan melawan kekuasaan. Itu digunakan untuk meminta perlindungan dan bantuan logistik.
“Semua orang yang berpendidikan akan belajar untuk bertahan tanpa para pemimpin,” kata Tangmae, demonstran yang berusia 20 tahun. Dia juga menunjukkan beberapa bahasa isyarat dengan jari. “Kita berkomunikasi sehingga demonstrasi bisa berlangsung dengan tertib,” paparnya. (Lihat videonya: Dua Polisi yang Kawal Jogging Kena Sanksi Administratif)
Para demonstran mengungkapkan, kemenangan Prayuth pada pemilu tahun lalu memang merupakan skenario untuk mengamankan kudeta pada 2014. (Muh Shamil)
Lihat Juga: Temui Raja Terkaya di Dunia, Bukan Raja Arab Saudi, Sultan Brunei, atau Raja Inggris Charles III
(ysw)
tulis komentar anda