Sekjen PBB Desak Armenia dan Azerbaijan Hormati Gencatan Senjata
Senin, 19 Oktober 2020 - 12:56 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres meminta Armenia dan Azerbaijan untuk menghormati gencatan senjata. Dia juga mengutuk serangan terhadap warga sipil dalam konflik yang terjadi wilayah Nagorno-Karabakh.
Guterres mengecam salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejauh ini, ketika sebuah rudal menghantam daerah pemukiman kota Ganja pada hari Sabtu lalu. Serangan itu menewaskan 13 orang, termasuk anak-anak.
"Kehilangan tragis nyawa warga sipil, termasuk anak-anak, dari serangan terbaru yang dilaporkan di kota Ganja sama sekali tidak dapat diterima. Begitu pula serangan membabi buta di daerah berpenduduk dimanapun," kata pernyataan dari juru bicara Guterres, Stephane Dujarric. ( )
Pertempuran yang meletus tiga minggu lalu telah menjadi yang terberat sejak gencatan senjata tahun 1994 dan mengancam akan menarik kekuatan regional Turki, yang mendukung Azerbaijan dan Rusia, yang memiliki aliansi militer dengan Armenia.
Pada akhir pekan, kedua negara menyepakati perjanjian gencatan senjata kedua dalam dua pekan terakhir. Namun, baru beberapa jam tercapai, kedua negara sudah kembali saling tuding soal pelanggaran gencatan senjata.
Guterres mengecam salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejauh ini, ketika sebuah rudal menghantam daerah pemukiman kota Ganja pada hari Sabtu lalu. Serangan itu menewaskan 13 orang, termasuk anak-anak.
"Kehilangan tragis nyawa warga sipil, termasuk anak-anak, dari serangan terbaru yang dilaporkan di kota Ganja sama sekali tidak dapat diterima. Begitu pula serangan membabi buta di daerah berpenduduk dimanapun," kata pernyataan dari juru bicara Guterres, Stephane Dujarric. ( )
Pertempuran yang meletus tiga minggu lalu telah menjadi yang terberat sejak gencatan senjata tahun 1994 dan mengancam akan menarik kekuatan regional Turki, yang mendukung Azerbaijan dan Rusia, yang memiliki aliansi militer dengan Armenia.
Pada akhir pekan, kedua negara menyepakati perjanjian gencatan senjata kedua dalam dua pekan terakhir. Namun, baru beberapa jam tercapai, kedua negara sudah kembali saling tuding soal pelanggaran gencatan senjata.
(esn)
tulis komentar anda