Eks Penasihat Trump: Korea Utara Sekarang Lebih Berbahaya
Rabu, 14 Oktober 2020 - 15:56 WIB
WASHINGTON - Korea Utara sekarang lebih berbahaya karena telah membuat kemajuan dalam kemampuan nuklirnya dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu diungkapkan oleh mantan penasihat keamanan nasional, John Bolton.
Pada parade militer Sabtu lalu, Korea Utara memamerkan senjata barunya termasuk rudal balistik antarbenua besar (ICBM) yang berpotensi lebih mematikan baik karena beberapa hulu ledak atau muatan yang lebih besar, seperti dilaporkan Reuters yang mengutip analis militer.(Baca juga: Korea Utara Pamerkan Rudal Balistik Antar Benua 'Monster' )
"Faktanya adalah bahwa kami membuang banyak waktu dengan kegagalan diplomasi Trump dengan Korea Utara," kata Bolton.
"Negara-negara nakal membutuhkan waktu untuk menyempurnakan kemampuan nuklir mereka, kemampuan rudal balistik mereka. Itulah yang dilakukan Kim Jong-un," imbuhnya mengacu pada pemimpin Korea Utara itu seperti dikutip dari CNBC, Rabu (14/10/2020).
Sejak menjadi presiden, Donald Trump telah mengadakan dua kali KTT nuklir dengan Kim Jong-un di Singapura dan Vietnam tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Trump mencoba mendorong Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya dan menggantungkan prospek peningkatan ekonomi ke negara itu, yang telah berjuang di bawah beban sanksi internasional yang melumpuhkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Amerika Serikat (AS) .
Sanksi itu ditujukan untuk memotong pendanaan program senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Para ahli sebelumnya mengatakan bahwa Kim Jong-un ingin melihat sanksi diringankan tanpa kehilangan manfaat strategis dari senjata pemusnah massal miliknya.
"Jadi, menurut saya sekarang lebih berbahaya karena kemajuan yang dicapai Korea Utara," ujar Bolton.
Dia menambahkan bahwa jika calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilu pada November mendatang, menangani Korea Utara akan menjadi permainan yang sulit bagi pemerintahan Biden.
Dalam parade militer itu, Kim Jong-un memuji militer negaranya dan mengatakan bahwa persentaan itu ada di sana untuk membela rakyat.
"Kami akan terus memperkuat pencegahan perang sebagai alat pertahanan diri," kata Kim.
"Pencegahan perang kami tidak akan pernah disalahgunakan atau digunakan secara preemptif, yang akan berkontribusi untuk melindungi kedaulatan dan kelangsungan hidup negara dan mengejar perdamaian regional," imbuhnya.
"Namun, jika ada yang melukai keselamatan nasional atau mengancam akan menggunakan kekuatan militer terhadap kami, saya akan terlebih dahulu mengerahkan semua kekuatan ofensif terkuat kami untuk menghukum mereka," tegas Kim. (Baca juga: Kim Jong-un Bersumpah Senjata Nuklir Hanya untuk Pertahanan )
Pada parade militer Sabtu lalu, Korea Utara memamerkan senjata barunya termasuk rudal balistik antarbenua besar (ICBM) yang berpotensi lebih mematikan baik karena beberapa hulu ledak atau muatan yang lebih besar, seperti dilaporkan Reuters yang mengutip analis militer.(Baca juga: Korea Utara Pamerkan Rudal Balistik Antar Benua 'Monster' )
"Faktanya adalah bahwa kami membuang banyak waktu dengan kegagalan diplomasi Trump dengan Korea Utara," kata Bolton.
"Negara-negara nakal membutuhkan waktu untuk menyempurnakan kemampuan nuklir mereka, kemampuan rudal balistik mereka. Itulah yang dilakukan Kim Jong-un," imbuhnya mengacu pada pemimpin Korea Utara itu seperti dikutip dari CNBC, Rabu (14/10/2020).
Sejak menjadi presiden, Donald Trump telah mengadakan dua kali KTT nuklir dengan Kim Jong-un di Singapura dan Vietnam tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Trump mencoba mendorong Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya dan menggantungkan prospek peningkatan ekonomi ke negara itu, yang telah berjuang di bawah beban sanksi internasional yang melumpuhkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Amerika Serikat (AS) .
Sanksi itu ditujukan untuk memotong pendanaan program senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Para ahli sebelumnya mengatakan bahwa Kim Jong-un ingin melihat sanksi diringankan tanpa kehilangan manfaat strategis dari senjata pemusnah massal miliknya.
"Jadi, menurut saya sekarang lebih berbahaya karena kemajuan yang dicapai Korea Utara," ujar Bolton.
Dia menambahkan bahwa jika calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilu pada November mendatang, menangani Korea Utara akan menjadi permainan yang sulit bagi pemerintahan Biden.
Dalam parade militer itu, Kim Jong-un memuji militer negaranya dan mengatakan bahwa persentaan itu ada di sana untuk membela rakyat.
"Kami akan terus memperkuat pencegahan perang sebagai alat pertahanan diri," kata Kim.
"Pencegahan perang kami tidak akan pernah disalahgunakan atau digunakan secara preemptif, yang akan berkontribusi untuk melindungi kedaulatan dan kelangsungan hidup negara dan mengejar perdamaian regional," imbuhnya.
"Namun, jika ada yang melukai keselamatan nasional atau mengancam akan menggunakan kekuatan militer terhadap kami, saya akan terlebih dahulu mengerahkan semua kekuatan ofensif terkuat kami untuk menghukum mereka," tegas Kim. (Baca juga: Kim Jong-un Bersumpah Senjata Nuklir Hanya untuk Pertahanan )
(ber)
tulis komentar anda