PM Palestina: Tuhan Bantu Kami Jika Trump Menang Pemilu
Rabu, 14 Oktober 2020 - 14:26 WIB
RAMALLAH - Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh menyatakan kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden mendatang di Amerika Serikat (AS) akan menjadi bencana bagi rakyatnya dan dunia secara luas.
Dalam komentar yang muncul saat bertemu para anggota parlemen Eropa pada Selasa (13/10), Shtayyeh menyatakan empat tahun terakhir pemerintahan Trump sangat merugikan rakyat Palestina.
“Jika kami hidup empat tahun lagi bersama Presiden Trump, Tuhan bantu kami, Tuhan bantu kalian dan Tuhan bantu seluruh dunia,” papar PM Palestina itu mengulangi komentar sebelumnya saat pidato secara virtual pada Parlemen Eropa.
Komentar itu kemudian diunggah di halaman Facebooknya. “Jika berbagai hal berubah di AS, saya pikir ini akan mencerminkan secara langsung hubungan Palestina-Israel,” papar Shtayyeh merujuk pada kemenangan calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden pada pemilu 3 November.
“Dan ini akan tercermin sendiri pada hubungan bilateral Palestina-Amerika,” ujar dia. (Baca Juga: Kisruh Politik di Malaysia, Gebrakan Anwar Ibrahim Terganjal)
Palestina biasanya menahan diri dari secara terbuka mengungkapkan sikapnya pada pemilu presiden AS. (Baca Infografis: Di Indonesia Harga Vaksin Covid-19 Sekitar Rp200 Ribu)
Komentar itu menunjukkan keputusasaan Palestina setelah serangkaian langkah kontroversial oleh Washington, termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017 dan memindakan kedutaan besar AS ke sana. (Lihat Video: 50 Juta Vaksin Asal Inggris Dipesan Pemerintah Indonesia)
Para pemimpin Palestina menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan Palestina. Palestina juga menganggap AS tidak lagi menjadi mediator yang jujur dalam negosiasi dengan Israel.
Setelah itu, AS menutup kantor misi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington sebagai respon atas penolakan Otoritas Palestina untuk mengikuti perundingan dengan Israel yang dipimpin AS.
Trump juga memangkas ratusan juta dolar bantuan AS untuk Palestina dan awal tahun ini mengeluarkan rencana Timur Tengah yang ditolak Palestina karena dianggap terlalu menguntungkan Israel.
Rencana Trump itu akan menyetujui Israel mencaplok wilayah Tepi Barat, termasuk pemukiman Yahudi ilegal dan Lembah Yordan, memberi Israel perbatasan timur permanen sepanjang Sungai Yordan.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Dalam komentar yang muncul saat bertemu para anggota parlemen Eropa pada Selasa (13/10), Shtayyeh menyatakan empat tahun terakhir pemerintahan Trump sangat merugikan rakyat Palestina.
“Jika kami hidup empat tahun lagi bersama Presiden Trump, Tuhan bantu kami, Tuhan bantu kalian dan Tuhan bantu seluruh dunia,” papar PM Palestina itu mengulangi komentar sebelumnya saat pidato secara virtual pada Parlemen Eropa.
Komentar itu kemudian diunggah di halaman Facebooknya. “Jika berbagai hal berubah di AS, saya pikir ini akan mencerminkan secara langsung hubungan Palestina-Israel,” papar Shtayyeh merujuk pada kemenangan calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden pada pemilu 3 November.
“Dan ini akan tercermin sendiri pada hubungan bilateral Palestina-Amerika,” ujar dia. (Baca Juga: Kisruh Politik di Malaysia, Gebrakan Anwar Ibrahim Terganjal)
Palestina biasanya menahan diri dari secara terbuka mengungkapkan sikapnya pada pemilu presiden AS. (Baca Infografis: Di Indonesia Harga Vaksin Covid-19 Sekitar Rp200 Ribu)
Komentar itu menunjukkan keputusasaan Palestina setelah serangkaian langkah kontroversial oleh Washington, termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017 dan memindakan kedutaan besar AS ke sana. (Lihat Video: 50 Juta Vaksin Asal Inggris Dipesan Pemerintah Indonesia)
Para pemimpin Palestina menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan Palestina. Palestina juga menganggap AS tidak lagi menjadi mediator yang jujur dalam negosiasi dengan Israel.
Setelah itu, AS menutup kantor misi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington sebagai respon atas penolakan Otoritas Palestina untuk mengikuti perundingan dengan Israel yang dipimpin AS.
Trump juga memangkas ratusan juta dolar bantuan AS untuk Palestina dan awal tahun ini mengeluarkan rencana Timur Tengah yang ditolak Palestina karena dianggap terlalu menguntungkan Israel.
Rencana Trump itu akan menyetujui Israel mencaplok wilayah Tepi Barat, termasuk pemukiman Yahudi ilegal dan Lembah Yordan, memberi Israel perbatasan timur permanen sepanjang Sungai Yordan.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda