Anwar Ibrahim Serahkan Bukti Dukungan kepada Raja Malaysia
Selasa, 13 Oktober 2020 - 14:39 WIB
KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia , Anwar Ibrahim , mengatakan ia telah menyerahkan dokumen kepada Raja tentang dukungan parlemen kuat dan meyakinkan untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin .
Mantan deputi PM era Mahathir Mohammad itu mengaku mendapat dukungan lebih dari 120 anggota di parlemen yang beranggotakan 222 orang.
Anwar bertemu dengan raja pada Selasa (13/10/2020) pagi setelah bulan lalu mengatakan bahwa ia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.(Baca juga: Klaim Dapat Dukungan Mayoritas di Parlemen, Anwar Siap Lengserkan Muhyiddin )
"Saya mendesak semua pihak untuk memberikan ruang kepada raja untuk melaksanakan tanggung jawabnya di bawah konstitusi, dan untuk memeriksa dokumen serta memanggil pemimpin partai untuk mengkonfirmasi dan menerima masukan dan pandangan mereka," kata Anwar kepada wartawan setelah pertemuan tersebut seperti dilansir dari Reuters.
Krisis politik di Malaysia di mulai saat Mahathir Mohammad mengundurkan diri setelah terjadi perpecahan ditubuh koalisi partai pendukungnya. Raja Malaysia kemudian menunjuk Muhyiddin Yasin sebagai Perdana Menteri pengganti Mahathir.
Lawan-lawannya menuduh Muhyiddin merebut kekuasaan dengan menggeser partai-partai koalisi alih-alih mendapatkannya di kotak suara.
Tapi Muhyiddin memiliki mayoritas tipis dan ada spekulasi dia bisa menggelar pemilu untuk memenangkan mandat yang lebih kuat.
Anwar (73) sendiri memiliki karier politik yang kacau selama dua dekade terakhir.(Baca juga: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia )
Pada awalnya ia seorang bintang politik Malaysia yang sedang naik daun, namun kemudian dipenjara karena tuduhan sodomi dan korupsi setelah perseteruannya dengan pemerintah. Ia menghabiskan hampir 10 tahun di balik jeruji besi atas tuduhan yang dia dan pendukungnya gambarkan sebagai rencana untuk menghancurkan karir politiknya.
Namun dia diberikan pengampunan oleh kerajaan pada 2018, sebagai bagian dari kesepakatan dengan Mahathir untuk menggantikan jabatan perdana menteri.
Jika Anwar berhasil merebut kursi PM, maka itu akan menjadi puncak dari 22 tahun pertarungan panjangnya, termasuk hampir 10 tahun di penjara atas berbagai dakwaan yang dia sangkal.
Itu juga berarti Malaysia akan memiliki perdana menteri ketiga tahun ini.(Baca juga: Polisi akan Periksa Anwar Ibrahim untuk Konfirmasi Klaim Dukungan Jadi PM )
Mantan deputi PM era Mahathir Mohammad itu mengaku mendapat dukungan lebih dari 120 anggota di parlemen yang beranggotakan 222 orang.
Anwar bertemu dengan raja pada Selasa (13/10/2020) pagi setelah bulan lalu mengatakan bahwa ia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.(Baca juga: Klaim Dapat Dukungan Mayoritas di Parlemen, Anwar Siap Lengserkan Muhyiddin )
"Saya mendesak semua pihak untuk memberikan ruang kepada raja untuk melaksanakan tanggung jawabnya di bawah konstitusi, dan untuk memeriksa dokumen serta memanggil pemimpin partai untuk mengkonfirmasi dan menerima masukan dan pandangan mereka," kata Anwar kepada wartawan setelah pertemuan tersebut seperti dilansir dari Reuters.
Krisis politik di Malaysia di mulai saat Mahathir Mohammad mengundurkan diri setelah terjadi perpecahan ditubuh koalisi partai pendukungnya. Raja Malaysia kemudian menunjuk Muhyiddin Yasin sebagai Perdana Menteri pengganti Mahathir.
Lawan-lawannya menuduh Muhyiddin merebut kekuasaan dengan menggeser partai-partai koalisi alih-alih mendapatkannya di kotak suara.
Tapi Muhyiddin memiliki mayoritas tipis dan ada spekulasi dia bisa menggelar pemilu untuk memenangkan mandat yang lebih kuat.
Anwar (73) sendiri memiliki karier politik yang kacau selama dua dekade terakhir.(Baca juga: Jalan Terjal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia )
Pada awalnya ia seorang bintang politik Malaysia yang sedang naik daun, namun kemudian dipenjara karena tuduhan sodomi dan korupsi setelah perseteruannya dengan pemerintah. Ia menghabiskan hampir 10 tahun di balik jeruji besi atas tuduhan yang dia dan pendukungnya gambarkan sebagai rencana untuk menghancurkan karir politiknya.
Namun dia diberikan pengampunan oleh kerajaan pada 2018, sebagai bagian dari kesepakatan dengan Mahathir untuk menggantikan jabatan perdana menteri.
Jika Anwar berhasil merebut kursi PM, maka itu akan menjadi puncak dari 22 tahun pertarungan panjangnya, termasuk hampir 10 tahun di penjara atas berbagai dakwaan yang dia sangkal.
Itu juga berarti Malaysia akan memiliki perdana menteri ketiga tahun ini.(Baca juga: Polisi akan Periksa Anwar Ibrahim untuk Konfirmasi Klaim Dukungan Jadi PM )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda