Kim Jong-un Teteskan Air Mata Akui Kesulitan Hidup Rakyat Korut
Selasa, 13 Oktober 2020 - 09:24 WIB
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un meneteskan air mata saat pidato di depan ribuan orang pada akhir pekan lalu. Dia berterima kasih pada warganya atas segala pengorbanan mereka.
Tetesan air mata Kim itu merupakan perilaku paling mencolok yang pernah dia tunjukkan setelah selama ini dia selalu muncul sebagai sosok yang dapat mengatasi krisis yang kian memburuk di negaranya.
Meski pemimpin muda itu telah mengonsolidasikan kekuasaannya dengan tangan besi, para pengamat menilai Kim ingin menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin politik yang lebih umum dibandingkan ayahnya yang eksentrik, Kim Jong-il.
Saat berbicara dalam parade militer Sabtu, Kim jadi emosional saat dia memberikan penghargaan pada para tentara atas kesigapan mereka menghadapi berbagai bencana nasional dan mencegah wabah virus corona.
Dia pun meminta maaf pada warganya karena gagal mengangkat standar hidup mereka. "Kerendahan hati dan keterusterangan Kim, serta air mata dan sesenggukannya, semua itu sangat tidak biasa, bahkan bagi seseorang yang secara terbuka mengakui kekurangan dan memiliki pola ekspresif," papar Rachel Minyoung-lee, peneliti independen dan mantan pengamat Korut untuk pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pidatonya itu jelas diarahkan untuk penonton dalam negeri, yang semakin memperkuat citra Kim sebagai pemimpin yang kompeten, karismatik, dan memiliki sisi kemanusiaan.
Kim tersenyum lebar saat rudal balistik baru berukuran besar ditampilkan dalam parade itu.
Sejak menggantikan ayahnya pada 2011, Kim menjadikan kemajuan ekonomi sebagai agenda utamanya. Dia juga membangun hubungan personal dengan Presiden AS Donald Trump, termasuk dengan surat-surat berisi kata-kata indah.
Saat ini Korut masih mengalami krisis ekonomi akibat sanksi internasional, krisis virus corona dan sejumlah bencana alam berupa topan dan banjir. (Baca Juga: Buntut Parade Militer Korut, Jepang akan Tingkatkan Sistem Pertahanan Rudal)
Ambisinya untuk perdagangan internasional, proyek konstruksi dan langkah ekonomi lainnya terganjal oleh berbagai sanksi akibat program senjata nuklir dan rudal balistiknya. (Lihat Infografis: Truk Monster Pembawa Rudal Raksasa Milik Korea Utara)
Ekonomi pun semakin memburuk saat Korut menutup perbatasannya karena pandemi virus corona. (Lihat Video: Gubernur Jatim Hadiri Upacara HUT Jatim ke-75)
"Rakyat kita telah menempatkan kepercayaan, setinggi langit dan sedalam laut, pada saya, tapi saya telah gagal untuk selalu memuaskannya," kata Kim sambil meneteskan air mata dan tersedak.
"Saya benar-benar minta maaf untuk itu," tutur dia.
"Rakyat kita telah selalu bersyukur untuk partai kita, tapi tak ada yang lain dibandingkan mereka sendiri yang jelas pantas mendapatkan penghormatan itu," papar Kim.
Tetesan air mata Kim itu merupakan perilaku paling mencolok yang pernah dia tunjukkan setelah selama ini dia selalu muncul sebagai sosok yang dapat mengatasi krisis yang kian memburuk di negaranya.
Meski pemimpin muda itu telah mengonsolidasikan kekuasaannya dengan tangan besi, para pengamat menilai Kim ingin menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin politik yang lebih umum dibandingkan ayahnya yang eksentrik, Kim Jong-il.
Saat berbicara dalam parade militer Sabtu, Kim jadi emosional saat dia memberikan penghargaan pada para tentara atas kesigapan mereka menghadapi berbagai bencana nasional dan mencegah wabah virus corona.
Dia pun meminta maaf pada warganya karena gagal mengangkat standar hidup mereka. "Kerendahan hati dan keterusterangan Kim, serta air mata dan sesenggukannya, semua itu sangat tidak biasa, bahkan bagi seseorang yang secara terbuka mengakui kekurangan dan memiliki pola ekspresif," papar Rachel Minyoung-lee, peneliti independen dan mantan pengamat Korut untuk pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pidatonya itu jelas diarahkan untuk penonton dalam negeri, yang semakin memperkuat citra Kim sebagai pemimpin yang kompeten, karismatik, dan memiliki sisi kemanusiaan.
Kim tersenyum lebar saat rudal balistik baru berukuran besar ditampilkan dalam parade itu.
Sejak menggantikan ayahnya pada 2011, Kim menjadikan kemajuan ekonomi sebagai agenda utamanya. Dia juga membangun hubungan personal dengan Presiden AS Donald Trump, termasuk dengan surat-surat berisi kata-kata indah.
Saat ini Korut masih mengalami krisis ekonomi akibat sanksi internasional, krisis virus corona dan sejumlah bencana alam berupa topan dan banjir. (Baca Juga: Buntut Parade Militer Korut, Jepang akan Tingkatkan Sistem Pertahanan Rudal)
Ambisinya untuk perdagangan internasional, proyek konstruksi dan langkah ekonomi lainnya terganjal oleh berbagai sanksi akibat program senjata nuklir dan rudal balistiknya. (Lihat Infografis: Truk Monster Pembawa Rudal Raksasa Milik Korea Utara)
Ekonomi pun semakin memburuk saat Korut menutup perbatasannya karena pandemi virus corona. (Lihat Video: Gubernur Jatim Hadiri Upacara HUT Jatim ke-75)
"Rakyat kita telah menempatkan kepercayaan, setinggi langit dan sedalam laut, pada saya, tapi saya telah gagal untuk selalu memuaskannya," kata Kim sambil meneteskan air mata dan tersedak.
"Saya benar-benar minta maaf untuk itu," tutur dia.
"Rakyat kita telah selalu bersyukur untuk partai kita, tapi tak ada yang lain dibandingkan mereka sendiri yang jelas pantas mendapatkan penghormatan itu," papar Kim.
(sya)
tulis komentar anda