Turki Kirim Lagi Kapal Riset ke Mediterania Timur untuk Eksplorasi

Selasa, 13 Oktober 2020 - 08:35 WIB
Kapal Turki, Fatih Drill, dikawal oleh Angkatan Laut Turki di lepas pantai Laut Hitam. Foto/Anadolu
ANKARA - Angkatan Laut Turki mengumumkan rencana mengirim lagi kapal riset ke Mediterania Timur. Kehadiran kapal itu menjadi pusat sengketa wilayah dengan Yunani di kawasan itu.

Menurut pesan yang dikirim pada sistem peringatan maritim NAVTEX, Angkatan Laut Turki menyatakan kapal Oruc Reis akan melakukan aktivitas di wilayah itu, termasuk ke selatan Pulau Kastellorizo, Yunani , mulai hari ini hingga 22 Oktober.

Turki pertama mengerahkan kapal riset seismik Oruc Reis dan kapal perang ke wilayah sengketa maritim pada 10 Agustus dan memperpanjang misi itu meski mendapat protes dari Yunani dan Uni Eropa (UE).



“Kapal itu akan bergabung dengan misi terbaru “survei seismik” oleh dua kapal lain yang bernama Ataman dan Cengiz Han,” papar pesan NAVTEX.

Turki dan Yunani bertikai atas klaim sumber daya hidrokarbon di Mediterania. Yunani mengklaim hak atas perairan di sekitar Kastellorizo tapi Turki menolak klaim itu. (Baca Juga: Mediterania Timur Tegang, Produk Senjata Prancis Laris Manis)

Turki mengklaim memiliki hak lebih besar di Mediterania Timur karena memiliki garis pantai yang lebih panjang. Klaim itu pun ditolak oleh Yunani yang mendapat dukungan UE. (Baca Juga: Polisi akan Periksa Anwar Ibrahim untuk Konfirmasi Klaim Dukungan Jadi PM)

Juli lalu, pemerintah Turki secara resmi mengumumkan akan menghentikan eksplorasi minyak dan gas di lepas pantai pulau Yunani di tengah ketegangan Mediterania Timur dan Oruc Reis telah ditarik ke pantai untuk mengatasi masalah antara kedua negara itu. (Baca Infografis: Truk Monster Pembawa Rudal Raksasa Milik Korea Utara)

Saat itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan langkah penarikan kapal itu memberi peluang pada upaya diplomasi. (Lihat Video: Tiga ASN Korupsi Mobil Damkar)

Namun rencana baru Turki untuk kembali mengerahkan kapal-kapal ke Mediterania Timur akan kembali memanaskan konflik maritim di sana.

Ketegangan antara negara-negara Mediterania Timur dan Turki telah mendorong penjualan senjata Prancis. Fakta itu dijelaskan oleh kontributor Forbes Paul Iddon. Itu artinya, Prancis justru diuntungkan dengan produk senjatanya yang laris manis dibeli negara-negara di Mediterania Timur yang sedang melawan Turki.

Iddon menjelaskan, “Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan pengkritik kuat kebijakan luar negeri Turki dan menempatkan dirinya sebagai pendukung negara-negara Mediterania Timur yang berkonflik dengan Turki.”

Di sisi lain, militer Prancis terlibat dalam serangkaian latihan militer tahun ini dengan lawan-lawan Turki di Mediterania Timur sebagai sinyal dukungan Paris pada negara-negara itu.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More