Mediterania Timur Tegang, Produk Senjata Prancis Laris Manis
loading...
A
A
A
PARIS - Ketegangan antara negara-negara Mediterania Timur dan Turki telah mendorong penjualan senjata Prancis .
Fakta itu dijelaskan oleh kontributor Forbes Paul Iddon. Itu artinya, Prancis justru diuntungkan dengan produk senjatanya yang laris manis dibeli negara-negara di Mediterania Timur yang sedang melawan Turki .
Iddon menjelaskan, “Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan pengkritik kuat kebijakan luar negeri Turki dan menempatkan dirinya sebagai pendukung negara-negara Mediterania Timur yang berkonflik dengan Turki.”
Di sisi lain, militer Prancis terlibat dalam serangkaian latihan militer tahun ini dengan lawan-lawan Turki di Mediterania Timur sebagai sinyal dukungan Paris pada negara-negara itu.
Iddon mengonfirmasi Prancis menunjukkan dukungan pada Yunani dengan mengerahka ndua jet tempur Dassault Rafale ke pulau Crete, Yunani, bersama satu kapal perang pada Agustus.
“Yunani beralih ke Prancis setelah memutuskan memperkuat militernya dengan membeli 18 jet Rafale, termasuk enam brand baru dan 12 jet bekas yang pernah dipakai Angkatan Udara Prancis. Ini menunjukkan Yunani sebagai negara Eropa pertama yang membeli jet Rafale,” papar Iddon.
Iddon juga mengungkap bahwa Yunani telah mencapai kesepakatan USD305 juta dengan Prancis untuk upgrade armada jet tempur Dassault Mirage 2000-5 pada Desember 2019.
Kesepakatan ini akan mencegah Turki membangun superioritas udara di atas Laut Aegean, atau bagian wilayah di Mediterania Timur.
Republik Siprus juga mencapai kesepakatan senjata dengan Prancis senilai USD262 juta untuk sistem pertahanan udara jarak dekat Mistral dan rudal anti-kapal Exocet.
Kesepakatan ini tidak sebanding dengan yang dibuat antara Prancis dan Mesir yang sudah menjadi lawan utama Turki sejak Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi berkuasa melalui kudeta militer pada Juli 2013. (Baca Juga: Nenek di India Masuk 100 Tokoh Paling Berpengaruh Majalah Time)
“Di bawah Sisi, Mesir dengan cepat menjadi klien senjata Prancis bernilai miliaran euro. Negaranya yang pertama membeli jet Rafale, bersama empat corvette Gowind, satu frigate FREEM dan dua kapal serbu amphibi kelas Mistral,” tulis Iddon di Forbes. (Baca Infografis: Macron-Rusia: Beri Kami Jawaban atau Tanggung Akibat)
“Selama konflik wilayah dan ketegangan antara negara-negara itu dan Turki tetap tak terselesaikan, Prancis tidak kekurangan klien senjata di Mediterania Timur dalam waktu dekat,” papar Iddon. (Lihat Video: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)
Fakta itu dijelaskan oleh kontributor Forbes Paul Iddon. Itu artinya, Prancis justru diuntungkan dengan produk senjatanya yang laris manis dibeli negara-negara di Mediterania Timur yang sedang melawan Turki .
Iddon menjelaskan, “Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan pengkritik kuat kebijakan luar negeri Turki dan menempatkan dirinya sebagai pendukung negara-negara Mediterania Timur yang berkonflik dengan Turki.”
Di sisi lain, militer Prancis terlibat dalam serangkaian latihan militer tahun ini dengan lawan-lawan Turki di Mediterania Timur sebagai sinyal dukungan Paris pada negara-negara itu.
Iddon mengonfirmasi Prancis menunjukkan dukungan pada Yunani dengan mengerahka ndua jet tempur Dassault Rafale ke pulau Crete, Yunani, bersama satu kapal perang pada Agustus.
“Yunani beralih ke Prancis setelah memutuskan memperkuat militernya dengan membeli 18 jet Rafale, termasuk enam brand baru dan 12 jet bekas yang pernah dipakai Angkatan Udara Prancis. Ini menunjukkan Yunani sebagai negara Eropa pertama yang membeli jet Rafale,” papar Iddon.
Iddon juga mengungkap bahwa Yunani telah mencapai kesepakatan USD305 juta dengan Prancis untuk upgrade armada jet tempur Dassault Mirage 2000-5 pada Desember 2019.
Kesepakatan ini akan mencegah Turki membangun superioritas udara di atas Laut Aegean, atau bagian wilayah di Mediterania Timur.
Republik Siprus juga mencapai kesepakatan senjata dengan Prancis senilai USD262 juta untuk sistem pertahanan udara jarak dekat Mistral dan rudal anti-kapal Exocet.
Kesepakatan ini tidak sebanding dengan yang dibuat antara Prancis dan Mesir yang sudah menjadi lawan utama Turki sejak Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi berkuasa melalui kudeta militer pada Juli 2013. (Baca Juga: Nenek di India Masuk 100 Tokoh Paling Berpengaruh Majalah Time)
“Di bawah Sisi, Mesir dengan cepat menjadi klien senjata Prancis bernilai miliaran euro. Negaranya yang pertama membeli jet Rafale, bersama empat corvette Gowind, satu frigate FREEM dan dua kapal serbu amphibi kelas Mistral,” tulis Iddon di Forbes. (Baca Infografis: Macron-Rusia: Beri Kami Jawaban atau Tanggung Akibat)
“Selama konflik wilayah dan ketegangan antara negara-negara itu dan Turki tetap tak terselesaikan, Prancis tidak kekurangan klien senjata di Mediterania Timur dalam waktu dekat,” papar Iddon. (Lihat Video: Sepeda Kayu dari Limbah Kayu Pinus)
(sya)