Analis: Pemilihan Senat AS Sama Krusialnya dengan Pilpres

Minggu, 11 Oktober 2020 - 00:39 WIB
Ilustrasi
WASHINGTON - Semua mata tertuju pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November mendatang, yang diprediksi akan bersiap menjadi salah satu yang paling memecah belah dalam sejarah. Namun, analis mengingatkan akan ada pemungutan suara lain yang berlangsung pada hari yang sama dan hasil pemilihan Senat akan sama pentingnya.

Di AS, sistem legislatif bikameral berarti dua kamar yang berbeda untuk undang-undang, yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat. Senat terdiri dari 100 anggota, dengan dua dari setiap negara bagian dan saat ini dikendalikan oleh Partai Republik dengan 53-47 mayoritas, 35 kursi akan diperebutkan pada November. Dari 35 kursi, 23 dipegang oleh Partai Republik.

(Baca: Debat Capres AS Ronde 2 Trump vs Biden Dibatalkan )



"Hal yang perlu diketahui tentang pemilihan Senat adalah bahwa Partai Republik, tahun ini mempertahankan lebih banyak kursi daripada Demokrat," kata John Halpin dari Center for American Progress yang berbasis di Washington, seperti dilansir Al Arabiya.

"Demokrat perlu mendapatkan setidaknya tiga kursi untuk pembagian 50-50 di Senat, selain memenangkan kursi kepresidenan, untuk memutuskan kondisi imbang di Senat," sambungnya.

Di DPR, Demokrat memiliki mayoritas 232-198, sehingga hampir tidak mungkin bagi Partai Republik untuk mengambil kendali Kongres. Anggota Kongres siap untuk dipilih setiap dua tahun dan Senator dipilih untuk masa jabatan enam tahun.

Sepertiga dari Senat siap untuk pemilihan pada bulan November. Demokrat, menurut jajak pendapat publik, percaya mereka memiliki peluang kuat untuk memenangkan kursi kepresidenan. "Hal yang perlu diketahui tentang pemilihan Senat adalah bahwa Partai Republik, tahun ini, mempertahankan lebih banyak kursi daripada Demokrat," kata Halpin.

Agar Demokrat mengambil kendali, jelasnya, mereka harus mendapatkan setidaknya tiga kursi dan memenangkan kursi kepresidenan, untuk mematahkan seri di Senat. Ini berarti perpecahan 50-50 di Senat dan kemudian wakil presiden akan turun tangan untuk memutuskan hubungan apa pun dalam pemungutan suara.

Halpin mengatakan, Demokrat perlu mendapatkan empat kursi secara keseluruhan untuk memiliki mayoritas langsung sebanyak 51 kursi. "Saat ini, sebagian besar kursi Senat, medan perang yang besar adalah pertarungan, sebagaimana kami menyebutnya. Kami tidak tahu siapa yang akan menang. Mereka sangat dekat," ungkapnya.

(Baca: Pandemi Dominasi Pemilu AS, Pemilih Berumur Tua Tinggalkan Trump )

Namun demikian, Halpin mengaku telah berhenti memprediksi hasil pemilu. "Sangat mungkin (Joe) Biden atau (Donald) Trump memenangkan kursi kepresidenan, dan Senat berada di tangan pihak lawan," ujarnya.

Jika ini terjadi, Halpin mengatakan, AS akan berada di era lain pemerintahan yang terpecah. Halpin menuturkan, mengingat sifat undang-undang di AS, harus ada kompromi yang dibuat di Senat, jika pihak lawan mengontrol kepresidenan dan Senat.

Sementara David Ramadan dari Schar School of Government di George Mason University mengatakan, pemilu itu akan menjadi salah satu pemilu terpenting di AS. Ramadan percaya bahwa kemenangan Biden dengan Republikan mempertahankan kendali Senat akan memaksa semua pihak untuk "datang ke tengah" dan membuat fungsi negara dengan cara yang tidak terlalu terpolarisasi.

“Pemilu benar-benar akan membuat perbedaan yang dapat berlangsung selama beberapa generasi dalam lintasan politik Amerika," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More