Macron: Sebagian Besar Perjalanan Keluar Negeri Masih Dibatasi
Rabu, 06 Mei 2020 - 00:01 WIB
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan warga Prancis tidak akan bisa melakukan sebagian besar perjalanan keluar negeri pada musim panas ini.
Bahkan, menurut Macron, perjalanan di wilayah Eropa mungkin harus dibatasi untuk mengurangi risiko munculnya kembali wabah virus corona.
“Terlalu dini untuk mengatakan apakah kita dapat berlibur. Apa yang bisa saya katakana ialah kita akan membatasi sebagian besar perjalanan internasional, bahkan saat libur musim panas,” papar Macron.
Dia menambahkan, “Kita akan tinggal bersama warga Eropa dan tergantung pada bagaimana wabah muncul, kita mungkin harus mengurangi itu sedikit lagi. Kita akan tahu awal Juni.”
Prancis menetapkan akhir lockdown pada 11 Mei, saat orang diizinkan melakukan perjalanan hingga 100 km dari tempat tinggalnya.
Para peneliti di Prancis terus mencari informasi kapan pertama kali virus itu masuk ke negara tersebut.
Sebuah rumah sakit di Prancis telah melakukan tes ulang sampel lama dari seorang pasien yang menderita pneumonia. Hasilnya diketahui jika seorang pasien berjenis kelamin pria telah terinfeksi COVID-19 pada 27 Desember. Temuan ini hampir sebulan sebelum pemerintah Prancis mengkonfirmasi kasus pertamanya.
Kepala resusitasi di rumah sakit Avicenne dan Jean Verdier di pinggiran utara Paris, Yves Cohen mengatakan, para ilmuwan telah menguji ulang sampel dari 24 pasien yang dirawat pada bulan Desember dan Januari yang dites negatif untuk flu.
"Dari 24 pasien, kami memiliki satu yang positif untuk COVID-19 pada 27 Desember," katanya seperti dikutip dari France24, Selasa (5/5). (Baca Juga: Terungkap, Kasus COVID-19 Pertama di Prancis Terjadi Pada Desember)
Bahkan, menurut Macron, perjalanan di wilayah Eropa mungkin harus dibatasi untuk mengurangi risiko munculnya kembali wabah virus corona.
“Terlalu dini untuk mengatakan apakah kita dapat berlibur. Apa yang bisa saya katakana ialah kita akan membatasi sebagian besar perjalanan internasional, bahkan saat libur musim panas,” papar Macron.
Dia menambahkan, “Kita akan tinggal bersama warga Eropa dan tergantung pada bagaimana wabah muncul, kita mungkin harus mengurangi itu sedikit lagi. Kita akan tahu awal Juni.”
Prancis menetapkan akhir lockdown pada 11 Mei, saat orang diizinkan melakukan perjalanan hingga 100 km dari tempat tinggalnya.
Para peneliti di Prancis terus mencari informasi kapan pertama kali virus itu masuk ke negara tersebut.
Sebuah rumah sakit di Prancis telah melakukan tes ulang sampel lama dari seorang pasien yang menderita pneumonia. Hasilnya diketahui jika seorang pasien berjenis kelamin pria telah terinfeksi COVID-19 pada 27 Desember. Temuan ini hampir sebulan sebelum pemerintah Prancis mengkonfirmasi kasus pertamanya.
Kepala resusitasi di rumah sakit Avicenne dan Jean Verdier di pinggiran utara Paris, Yves Cohen mengatakan, para ilmuwan telah menguji ulang sampel dari 24 pasien yang dirawat pada bulan Desember dan Januari yang dites negatif untuk flu.
"Dari 24 pasien, kami memiliki satu yang positif untuk COVID-19 pada 27 Desember," katanya seperti dikutip dari France24, Selasa (5/5). (Baca Juga: Terungkap, Kasus COVID-19 Pertama di Prancis Terjadi Pada Desember)
(sya)
tulis komentar anda