Analis: Kim Jong-un Dukung Trump dalam Pilpres AS dengan Tunda Tes Nuklir
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 08:30 WIB
WASHINGTON - Analisis baru dari lembaga think tank yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menyatakan rezim Korea Utara (Korut) yang dipimpin Kim Jong-un kemungkinan akan menunda tes senjata nuklir menjelang pemilihan presiden (Pilpres) Amerika. Menurut lembaga itu, hal tersebut merupakan indikasi bahwa pemimpin muda Pyongyang itu memfavoritkan Donald Trump kembali menjadi presiden Amerika.
Sue Mi Terry, seorang fellow senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dan mantan analis senior pada Korea Utara untuk CIA, berpartisipasi dalam forum virtual CSIS yang membahas Korea Utara pada 24 September lalu. Dia menyatakan keraguan tentang kemungkinan "kejutan Oktober" dari Pyongyang karena ini adalah tahun pemilu yang tidak biasa di mana Kim Jong-un ingin melihat Trump terpilih.
"Jadi saya pikir provokasi akan datang, mungkin, selama masa transisi," katanya, menyoroti periode dari 3 November hingga 10 Januari sebagai kerangka waktu yang mungkin untuk dimulainya kembali tes sistem senjata canggih Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK). (Baca: Trump Klaim Kim Jong-un Perlihatkan Kepala Paman usai Mengeksekusinya )
Terry mencatat bahwa provokasi bisa datang setelah 10 Januari jika calon presiden (capres) dari Partai Demokrat yang juag mantan Wakil Presiden Joe Biden memenangkan pilpes AS 3 November 2020.
Masyarakat internasional baru-baru ini mengintip hubungan Trump dan Kim Jong-un melalui buku "Rage" kaya editor Washington Post; Bob Woodward.
"Saya tidak bisa melupakan momen sejarah itu ketika saya dengan kuat memegang tangan Yang Mulia," kata pemimpin Korea Utara itu dalam sebuah surat kepada Trump pada 25 Desember 2018 yang dikutip dalam buku "Rage". Kedua pemimpin itu berjabat tangan untuk pertama kalinya di resor Capella di Pulau Sentosa, Singapura, pada 12 Juni 2018.
"Hanya dua pemimpin yang bisa melakukannya, adalah Anda dan saya," kata Trump menanggapi Kim. (Baca: Terungkap, AS Pernah Tembakkan Rudal yang Bisa Tepat Hantam Kim Jong-un )
Mengutip ingatan presiden AS tentang peristiwa menjelang pertemuan puncak antara Trump dan Kim di Singapura pada Juni 2018, Woodward menulis bahwa untuk tahun pertama kepresidenan Trump, saat itu Menteri Pertahanan James Mattis telah hidup dalam siaga permanen atas tes rudal balistik berulang kali oleh Pyongyang, termasuk penembakan rudal balistik antarbenua Hwasong-15.
Trump, yang mengambil sikap keras terhadap Korea Utara pada tahun 2017, mengakui kepada Woodward dalam rekaman wawancara bahwa Pyongyang dan Washington hampir terlibat dalam perang.
Sue Mi Terry, seorang fellow senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) dan mantan analis senior pada Korea Utara untuk CIA, berpartisipasi dalam forum virtual CSIS yang membahas Korea Utara pada 24 September lalu. Dia menyatakan keraguan tentang kemungkinan "kejutan Oktober" dari Pyongyang karena ini adalah tahun pemilu yang tidak biasa di mana Kim Jong-un ingin melihat Trump terpilih.
"Jadi saya pikir provokasi akan datang, mungkin, selama masa transisi," katanya, menyoroti periode dari 3 November hingga 10 Januari sebagai kerangka waktu yang mungkin untuk dimulainya kembali tes sistem senjata canggih Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK). (Baca: Trump Klaim Kim Jong-un Perlihatkan Kepala Paman usai Mengeksekusinya )
Terry mencatat bahwa provokasi bisa datang setelah 10 Januari jika calon presiden (capres) dari Partai Demokrat yang juag mantan Wakil Presiden Joe Biden memenangkan pilpes AS 3 November 2020.
Masyarakat internasional baru-baru ini mengintip hubungan Trump dan Kim Jong-un melalui buku "Rage" kaya editor Washington Post; Bob Woodward.
"Saya tidak bisa melupakan momen sejarah itu ketika saya dengan kuat memegang tangan Yang Mulia," kata pemimpin Korea Utara itu dalam sebuah surat kepada Trump pada 25 Desember 2018 yang dikutip dalam buku "Rage". Kedua pemimpin itu berjabat tangan untuk pertama kalinya di resor Capella di Pulau Sentosa, Singapura, pada 12 Juni 2018.
"Hanya dua pemimpin yang bisa melakukannya, adalah Anda dan saya," kata Trump menanggapi Kim. (Baca: Terungkap, AS Pernah Tembakkan Rudal yang Bisa Tepat Hantam Kim Jong-un )
Mengutip ingatan presiden AS tentang peristiwa menjelang pertemuan puncak antara Trump dan Kim di Singapura pada Juni 2018, Woodward menulis bahwa untuk tahun pertama kepresidenan Trump, saat itu Menteri Pertahanan James Mattis telah hidup dalam siaga permanen atas tes rudal balistik berulang kali oleh Pyongyang, termasuk penembakan rudal balistik antarbenua Hwasong-15.
Trump, yang mengambil sikap keras terhadap Korea Utara pada tahun 2017, mengakui kepada Woodward dalam rekaman wawancara bahwa Pyongyang dan Washington hampir terlibat dalam perang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda