Kremlin Sebut CIA 'Bisiki' Navalny untuk Salahkan Putin

Kamis, 01 Oktober 2020 - 23:26 WIB
Kremlin mengkritik tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang menyalahkan Presiden Vladimir Putin atas dugaan peracunan dirinya. Foto/Kolase/Sindonews
MOSKOW - Kremlin mengkritik tokoh oposisi Rusia , Alexei Navalny , yang menyalahkan Presiden Vladimir Putin atas dugaan peracunan dirinya dengan racun saraf Novichok . Hal itu diungkapkan Navalny saat wawancara pertamanya dengan media Jerman usai pulih dari peracunan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyangkal tuduhan Navalny yang dianggap menghina dan menggambarkannya sebagai tuduhan yang tidak berdasar dan tidak dapat diterima. Peskov bahkan mengatakan ia memiliki informasi konkret bahwa Alexei Navalny mendapatkan instruksi yang jelas dari badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA .

"Bukan pasien yang bekerja dengan intelijen barat, melainkan intelijen barat yang bekerja dengannya. Itu akan lebih akurat. Ada informasi seperti itu. Saya bahkan dapat mengatakan dengan pasti - spesialis Badan Intelijen Pusat AS sedang bekerja dengannya saat ini," juru bicara Kremlin mengatakan kepada wartawan melalui konferensi telepon seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/10/2020).

Dalam wawancara pertama sejak pulih dari dugaan keracunan racun saraf Novichok, Navalny mengatakan bahwa ia yakin Vladimir Putin bertanggung jawab atas serangan yang membuatnya berjuang untuk hidupnya.(Baca juga: Navalny Muncul ke Publik Setelah Keluar Rumah Sakit Berlin )



"Saya percaya bahwa Putin berada di balik kejahatan tersebut, dan saya tidak melihat versi lain dari kejahatan tersebut. Saya tidak mengatakan ini untuk menyanjung diri sendiri, tetapi atas dasar Fakta. Fakta yang paling penting adalah Novichok. Perintah untuk menggunakan atau memproduksinya hanya dapat datang dari dua orang - kepala FSB (Dinas Keamanan Federal) atau dari dinas intelijen asing SWR," jelasnya kepada surat kabar Jerman Der Spiegel.

"Orang-orang itu tidak dapat membuat keputusan seperti itu tanpa instruksi Putin," tudingnya seperti dilansir dari ABC News.

Navalny diketahui jatuh sakit dalam penerbangan di Siberia pada 20 Agustus lalu. Ia awalnya dirawat di Rusia, namun kemudian diterbangkan ke Berlin beberapa hari kemudian di mana dokter Jerman mengonfirmasi bahwa dia telah diracuni oleh racun saraf Novichok.

Pemerintah Rusia dan dokter yang merawatnya pada awalnya membantah adanya bukti keracunan. Navalny menghabiskan berminggu-minggu dalam keadaan koma sebelum pulih.

"Saya pikir mereka bertekad untuk tidak membiarkan saya meninggalkan negara itu, dan itulah mengapa mereka secara terbuka menyatakan bahwa saya tidak layak untuk diangkut," kata Navalny ketika ditanya mengapa dia diizinkan meninggalkan Rusia untuk perawatan jika Putin berada di balik serangan itu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More