Arab Saudi Lumpuhkan Sel Teroris yang Dilatih IRGC Iran
Selasa, 29 September 2020 - 08:46 WIB
RIYADH - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka telah melumpuhkan sel teroris pada bulan ini. Menurut Riyadh, sel teroris itu telah menerima pelatihan dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran .
Setidaknya 10 orang ditangkap dalam operasi pasukan Saudi. Selain itu, berbagai senjata dan bahan peledak juga disita.
Presidensi Keamanan Negara setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan di media pemerintah, Saudi Press Agency (SPA), bahwa tiga dari mereka yang ditangkap telah dilatih di Iran. "Sisanya terkait dengan sel dalam berbagai peran," bunyi pernyataan trsebut. (Baca: Disebut Pengacau oleh Raja Salman, Iran: Arab Saudi Putar Balikkan Fakta )
"Anggota sel menerima pelatihan militer dan lapangan, termasuk tentang cara membuat bahan peledak, di dalam situs Garda Revolusi di Iran selama beberapa minggu pada akhir 2017," lanjut pihak presidensi seperti dikutip Reuters, Selasa (28/9/2020).
Pernyataan itu mengatakan senjata dan bahan peledak disita di dua lokasi, yakni sebuah rumah dan pertanian di Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia dan sekutu utama Amerika Serikat (AS).
Arab Saudi dan Iran terkunci dalam beberapa perang proksi di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya, termasuk di Yaman. Dalam konflik di Yaman, Arab Saudi membela pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, sedangkan Teheran membela kelompok Houthi. (Baca juga: Para Pembangkang Arab Saudi Dirikan Partai Oposisi Melawan Raja Salman )
Raiyadh menyalahkan Iran atas serangan rudal dan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya di fasilitas minyak kerajaan tahun lalu. Namun, Teheran membantahnya.
Setidaknya 10 orang ditangkap dalam operasi pasukan Saudi. Selain itu, berbagai senjata dan bahan peledak juga disita.
Presidensi Keamanan Negara setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan di media pemerintah, Saudi Press Agency (SPA), bahwa tiga dari mereka yang ditangkap telah dilatih di Iran. "Sisanya terkait dengan sel dalam berbagai peran," bunyi pernyataan trsebut. (Baca: Disebut Pengacau oleh Raja Salman, Iran: Arab Saudi Putar Balikkan Fakta )
"Anggota sel menerima pelatihan militer dan lapangan, termasuk tentang cara membuat bahan peledak, di dalam situs Garda Revolusi di Iran selama beberapa minggu pada akhir 2017," lanjut pihak presidensi seperti dikutip Reuters, Selasa (28/9/2020).
Pernyataan itu mengatakan senjata dan bahan peledak disita di dua lokasi, yakni sebuah rumah dan pertanian di Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia dan sekutu utama Amerika Serikat (AS).
Arab Saudi dan Iran terkunci dalam beberapa perang proksi di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya, termasuk di Yaman. Dalam konflik di Yaman, Arab Saudi membela pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, sedangkan Teheran membela kelompok Houthi. (Baca juga: Para Pembangkang Arab Saudi Dirikan Partai Oposisi Melawan Raja Salman )
Raiyadh menyalahkan Iran atas serangan rudal dan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya di fasilitas minyak kerajaan tahun lalu. Namun, Teheran membantahnya.
(min)
tulis komentar anda