Putin Tawarkan Vaksin Covid-19 Gratis ke PBB
Rabu, 23 September 2020 - 09:03 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menawarkan vaksin virus Corona Rusia , Sputnik V, gratis dalam pidato di Sidang Umum PBB yang menandai ulang tahun ke-75 badan internasional tersebut.
"Siapa pun di antara kita dapat menghadapi virus berbahaya ini. Virus itu tidak luput dari staf Perserikatan Bangsa-Bangsa, markas besar dan entitas regionalnya," kata Putin dalam pidato yang direkam sebelumnya dari Moskow.
"Rusia siap menawarkan pekerja PBB bantuan yang diperlukan dan memenuhi syarat, dan secara khusus kami mengusulkan untuk memasok vaksin kami secara gratis kepada karyawan organisasi dan anak perusahaannya yang menjadi sukarelawan untuk vaksinasi," ujar Putin seperti dilansir dari New Zealand Herald, Rabu (23/9/2020).
Putin menggambarkan tawarannya itu sebagai respon atas permintaan populer.
"Beberapa kolega dari PBB telah menanyakan tentang ini, dan kami tidak akan tetap acuh tak acuh kepada mereka," ucapnya.
Terkait tawaran ini, staf PBB belum memberikan komentar apakah mereka akan menerima tawaran itu. Hal yang sama juga ditunjukkan juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Dr Margaret Harris.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Lancet, pengembang vaksin Rusia mengatakan vaksin itu tampaknya aman dan memicu respons antibodi pada semua 40 orang yang diuji pada fase kedua penelitian dalam tiga minggu. Namun, penulis mencatat bahwa peserta hanya diikuti selama 42 hari, sampel penelitian kecil dan tidak ada plasebo atau vaksin kontrol yang digunakan. (Baca juga: Rusia Klaim Punya Vaksin Covid-19 Terbaik di Dunia )
Sebaliknya, vaksin lain yang juga menjanjikan dalam tes awal sekarang sedang dipelajari lebih luas, pada puluhan ribu orang di beberapa negara, untuk memahami apakah mereka dapat melindungi orang dari infeksi dan apakah mereka memiliki efek samping yang hanya bisa terjadi dan ditemukan melalui uji coba besar.
Pada hari Senin, media Rusia melaporkan bahwa direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge, memuji vaksin tersebut setelah pertemuan dengan Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko di Moskow. Kantor berita Tass mengutip Kluge yang mengatakan bahwa WHO menghargai upaya Rusia dalam mengembangkan vaksin melawan virus corona, Sputnik V, dan menyebutnya aman serta efektif.
Pejabat Rusia telah mempertahankan keberadaan vaksin Sputnik-V di panggung dunia, karena perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba untuk memasarkan vaksin yang efektif dalam skala massal, dan pemerintah berlomba untuk memastikan akses ke vaksin untuk populasi mereka.
Rusia menimbulkan banyak keraguan ketika mengumumkan bahwa mereka mengembangkan vaksin Covid-19 pertama yang disetujui di dunia pada bulan Agustus, yang diberikan oleh Presiden Vladimir Putin sebelum vaksin menyelesaikan uji coba fase 3. Beberapa pejabat tinggi, seperti Walikota Moskow Sergei Sobyanin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, mengatakan bahwa mereka telah disuntik vaksin tersebut. (Baca juga: Tanpa Uji Coba Fase 3, Jerman Sebut Vaksin Corona Rusia Berbahaya )
Rusia menyetujui uji coba fase 3 vaksin "Sputnik V" pada 26 Agustus, yang akan melibatkan 40.000 sukarelawan dalam kelompok usia dan risiko yang berbeda. Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko sebelumnya mengatakan bahwa negara itu akan memulai vaksinasi massal pada Oktober, dan dokter serta guru akan menjadi yang pertama divaksinasi. (Baca juga: Terus Diragukan, Dubes Rusia Tegaskan Vaksin Sputnik V Sangat Aman )
"Siapa pun di antara kita dapat menghadapi virus berbahaya ini. Virus itu tidak luput dari staf Perserikatan Bangsa-Bangsa, markas besar dan entitas regionalnya," kata Putin dalam pidato yang direkam sebelumnya dari Moskow.
"Rusia siap menawarkan pekerja PBB bantuan yang diperlukan dan memenuhi syarat, dan secara khusus kami mengusulkan untuk memasok vaksin kami secara gratis kepada karyawan organisasi dan anak perusahaannya yang menjadi sukarelawan untuk vaksinasi," ujar Putin seperti dilansir dari New Zealand Herald, Rabu (23/9/2020).
Putin menggambarkan tawarannya itu sebagai respon atas permintaan populer.
"Beberapa kolega dari PBB telah menanyakan tentang ini, dan kami tidak akan tetap acuh tak acuh kepada mereka," ucapnya.
Terkait tawaran ini, staf PBB belum memberikan komentar apakah mereka akan menerima tawaran itu. Hal yang sama juga ditunjukkan juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Dr Margaret Harris.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Lancet, pengembang vaksin Rusia mengatakan vaksin itu tampaknya aman dan memicu respons antibodi pada semua 40 orang yang diuji pada fase kedua penelitian dalam tiga minggu. Namun, penulis mencatat bahwa peserta hanya diikuti selama 42 hari, sampel penelitian kecil dan tidak ada plasebo atau vaksin kontrol yang digunakan. (Baca juga: Rusia Klaim Punya Vaksin Covid-19 Terbaik di Dunia )
Sebaliknya, vaksin lain yang juga menjanjikan dalam tes awal sekarang sedang dipelajari lebih luas, pada puluhan ribu orang di beberapa negara, untuk memahami apakah mereka dapat melindungi orang dari infeksi dan apakah mereka memiliki efek samping yang hanya bisa terjadi dan ditemukan melalui uji coba besar.
Pada hari Senin, media Rusia melaporkan bahwa direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge, memuji vaksin tersebut setelah pertemuan dengan Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko di Moskow. Kantor berita Tass mengutip Kluge yang mengatakan bahwa WHO menghargai upaya Rusia dalam mengembangkan vaksin melawan virus corona, Sputnik V, dan menyebutnya aman serta efektif.
Pejabat Rusia telah mempertahankan keberadaan vaksin Sputnik-V di panggung dunia, karena perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba untuk memasarkan vaksin yang efektif dalam skala massal, dan pemerintah berlomba untuk memastikan akses ke vaksin untuk populasi mereka.
Rusia menimbulkan banyak keraguan ketika mengumumkan bahwa mereka mengembangkan vaksin Covid-19 pertama yang disetujui di dunia pada bulan Agustus, yang diberikan oleh Presiden Vladimir Putin sebelum vaksin menyelesaikan uji coba fase 3. Beberapa pejabat tinggi, seperti Walikota Moskow Sergei Sobyanin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, mengatakan bahwa mereka telah disuntik vaksin tersebut. (Baca juga: Tanpa Uji Coba Fase 3, Jerman Sebut Vaksin Corona Rusia Berbahaya )
Rusia menyetujui uji coba fase 3 vaksin "Sputnik V" pada 26 Agustus, yang akan melibatkan 40.000 sukarelawan dalam kelompok usia dan risiko yang berbeda. Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko sebelumnya mengatakan bahwa negara itu akan memulai vaksinasi massal pada Oktober, dan dokter serta guru akan menjadi yang pertama divaksinasi. (Baca juga: Terus Diragukan, Dubes Rusia Tegaskan Vaksin Sputnik V Sangat Aman )
(ber)
tulis komentar anda