Rusia Klaim Punya Vaksin Covid-19 Terbaik di Dunia

Sabtu, 05 September 2020 - 03:34 WIB
loading...
Rusia Klaim Punya Vaksin Covid-19 Terbaik di Dunia
Rusia mengklaim mempunyai vaksin Covid-19 terbaik di dunia. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Vaksin Covid-19 yang dikembangkan dan diuji oleh Rusia berhasil menghasilkan respon antibodi dan tidak menunjukkan efek samping yang serius. Begitu laporan penelitian yang diterbitkan jurnal medis The Lancet pada hari Jumat.

Data peer-review dapat menempatkan Rusia di puncak perlombaan dengan Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China untuk mengembangkan vaksin yang berhasil melawan virus. Kirill Dmitriev, kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia, mengatakan kepada Bloomberg pada hari Jumat bahwa negara tersebut percaya bahwa perkembangan mereka adalah yang terbaik di dunia.

"Rusia telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan tentang itu," katanya.

"Dan kami yakin bahwa kami memiliki vaksin terbaik di dunia," imbuhnya.

Studi ini dilakukan melalui dua studi fase 1/2 terbuka dan tidak diacak di dua rumah sakit di Rusia serta melibatkan 76 sukarelawan sehat berusia antara 18-60 tahun. Relawan diharuskan mengisolasi diri setelah mendaftar untuk uji coba dan tinggal di rumah sakit selama 28 hari setelah divaksinasi. Vaksin ini menggunakan dua adenovirus manusia berbeda yang diubah untuk membawa gen protein lonjakan dalam virus Corona guna menghasilkan respons imun.

Menurut hasil awal dalam uji coba fase 1 dan 2, vaksin juga memicu respons sel-T dalam 28 hari. Sel-T adalah sejenis sel darah putih yang membantu sistem kekebalan mengatasi infeksi.

Para peneliti membandingkan kekebalan pasca vaksinasi dengan respon kekebalan yang dimiliki orang setelah pulih secara alami dari Covid-19 . Penelitian menunjukkan mereka menemukan bahwa respon antibodi lebih tinggi pada individu yang divaksinasi.

The Lancet juga melaporkan bahwa tidak ada reaksi yang merugikan terhadap vaksin tersebut, dengan efek samping yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, demam, sakit kepala dan nyeri otot atau sendi.

Rusia menimbulkan banyak keraguan ketika mengumumkan bahwa mereka mengembangkan vaksin Covid-19 pertama yang disetujui di dunia pada bulan Agustus, yang diberikan oleh Presiden Vladimir Putin sebelum vaksin menyelesaikan uji coba fase 3. Beberapa pejabat tinggi, seperti Walikota Moskow Sergei Sobyanin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, mengatakan bahwa mereka telah disuntik vaksin tersebut.(Baca juga: Tanpa Uji Coba Fase 3, Jerman Sebut Vaksin Corona Rusia Berbahaya )

Penelitian ini membahas beberapa keterbatasan dalam uji coba, termasuk kurangnya kelompok plasebo; durasi tindak lanjut yang singkat (42 hari); jumlah peserta yang rendah; dan relawan yang cukup muda. Belum jelas bagaimana vaksin akan mempengaruhi populasi yang lebih tua dan kelompok berisiko tinggi.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi vaksin pada populasi yang berbeda, termasuk kelompok usia yang lebih tua, individu dengan kondisi medis yang mendasari, dan orang dalam kelompok berisiko," tulis penelitian tersebut seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (5/9/2020).

Rusia menyetujui uji coba fase 3 vaksin "Sputnik V" pada 26 Agustus, yang akan melibatkan 40.000 sukarelawan dalam kelompok usia dan risiko yang berbeda. Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko sebelumnya mengatakan bahwa negara itu akan memulai vaksinasi massal pada Oktober, dan dokter serta guru akan menjadi yang pertama divaksinasi.(Baca juga: Terus Diragukan, Dubes Rusia Tegaskan Vaksin Sputnik V Sangat Aman )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)