Pesan Menyayat Hati Bocah Autis Korban Penembakan Polisi AS
Selasa, 22 September 2020 - 17:58 WIB
WASHINGTON - Pihak kepolisian Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat (AS) merilis rekaman kamera tubuh petugas polisi yang mengejar dan akhirnya menembak seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun sebanyak 11 kali. Petugas menembak bocah malang itu setelah dipanggil ke lokasi oleh ibu anak tersebut.
Cerita bermula pada 4 September lalu, saat polisi dipanggil oleh ibu korban. Ia mengatakan bahwa putranya, yang Sindrom Asperger, mengalami "masalah psikologis yang kejam".
Ketika petugas tiba di tempat kejadian, wanita tersebut, yang diidentifikasi sebagai Golda Barton, mengatakan kepada petugas bahwa putranya tidak menyukai polisi dan mungkin mempersenjati dirinya dengan senjata api tiruan. Rekaman yang dirilis pada hari Senin menunjukkan apa yang terjadi selanjutnya.
Barton meminta anggota tim intervensi krisis untuk diberangkatkan, setelah putranya, Linden Cameron, mengancam akan menembak salah satu rekan kerjanya.
"Dia bereaksi terhadapseragam dan segala sesuatu seperti itu," katanya kepada petugas dalam video tersebut. (Baca juga: Penyidik Temukan Pisau di Lokasi Penembakan Jacob Blake )
“Dia melihat lencana dan otomatis berpikir, seperti, Anda akan membunuhnya atau dia harus membela diri,” jelasnya.
Sebelumnya, kakek bocah itu ditembak mati oleh polisi di Nevada pada Januari setelah diduga mengancam tetangganya dengan senjata. Linden dilaporkan juga pernah terlibat pertengkaran hebat dengan polisi.
"Jika itu masalah psikis dan (ibu) sedang berada di luar rumah, saya tidak mengerti mengapa kita harus mendekat, menurut pendapat saya. Saya tidak akan melakukan penembakan karena (anak laki-laki) itumengganggu - maaf,” terdengar suara seorang petugas di rekaman itu.
“Terutama ketika dia membenci polisi,” yang lain setuju.
Cerita bermula pada 4 September lalu, saat polisi dipanggil oleh ibu korban. Ia mengatakan bahwa putranya, yang Sindrom Asperger, mengalami "masalah psikologis yang kejam".
Ketika petugas tiba di tempat kejadian, wanita tersebut, yang diidentifikasi sebagai Golda Barton, mengatakan kepada petugas bahwa putranya tidak menyukai polisi dan mungkin mempersenjati dirinya dengan senjata api tiruan. Rekaman yang dirilis pada hari Senin menunjukkan apa yang terjadi selanjutnya.
Barton meminta anggota tim intervensi krisis untuk diberangkatkan, setelah putranya, Linden Cameron, mengancam akan menembak salah satu rekan kerjanya.
"Dia bereaksi terhadapseragam dan segala sesuatu seperti itu," katanya kepada petugas dalam video tersebut. (Baca juga: Penyidik Temukan Pisau di Lokasi Penembakan Jacob Blake )
“Dia melihat lencana dan otomatis berpikir, seperti, Anda akan membunuhnya atau dia harus membela diri,” jelasnya.
Sebelumnya, kakek bocah itu ditembak mati oleh polisi di Nevada pada Januari setelah diduga mengancam tetangganya dengan senjata. Linden dilaporkan juga pernah terlibat pertengkaran hebat dengan polisi.
"Jika itu masalah psikis dan (ibu) sedang berada di luar rumah, saya tidak mengerti mengapa kita harus mendekat, menurut pendapat saya. Saya tidak akan melakukan penembakan karena (anak laki-laki) itumengganggu - maaf,” terdengar suara seorang petugas di rekaman itu.
“Terutama ketika dia membenci polisi,” yang lain setuju.
tulis komentar anda