Menkes Jerman: Mungkin Butuh Tahunan untuk Kembangkan Vaksin Covid-19
Senin, 04 Mei 2020 - 20:59 WIB
BERLIN - Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan, mengembangkan vaksin untuk melawan Covid-19 bisa memakan waktu bertahun-tahun. Pernyataan Spahn itu bertentangan dengan apa yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Sebelumnya,Trump mengatakan bahwa dia berpikir akan ada vaksin Covid-19 di AS pada akhir tahun 2020. "Saya pikir kita akan memiliki vaksin pada akhir tahun ini. Kami akan memiliki vaksin lebih cepat," kata Trump.
Spahn mengatakan, bahwa dia akan sangat senang jika vaksin itu dapat dikembangkan dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan. Tapi, dia menuturkan, pengembangan vaksin ini mungkin akan butuh waktu beberapa tahun.
"Saya akan senang jika bisa mencapai ini dalam beberapa bulan. Tapi, itu juga bisa memakan waktu bertahun-tahun, karena tentu saja akan ada kemunduran, seperti yang telah kita lihat beberapa dengan vaksin lain," ucap Spahn.
"Pengembangan vaksin adalah salah satu yang paling menantang dan tugas-tugas sulit dalam kedokteran," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (4/5/2020).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada delapan kandidat vaksin Covid-19 yang telah memasuki evaluasi klinis, dengan 94 vaksin lainnya dalam evaluasi praklinis.
Sebelumnya,Trump mengatakan bahwa dia berpikir akan ada vaksin Covid-19 di AS pada akhir tahun 2020. "Saya pikir kita akan memiliki vaksin pada akhir tahun ini. Kami akan memiliki vaksin lebih cepat," kata Trump.
Spahn mengatakan, bahwa dia akan sangat senang jika vaksin itu dapat dikembangkan dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan. Tapi, dia menuturkan, pengembangan vaksin ini mungkin akan butuh waktu beberapa tahun.
"Saya akan senang jika bisa mencapai ini dalam beberapa bulan. Tapi, itu juga bisa memakan waktu bertahun-tahun, karena tentu saja akan ada kemunduran, seperti yang telah kita lihat beberapa dengan vaksin lain," ucap Spahn.
"Pengembangan vaksin adalah salah satu yang paling menantang dan tugas-tugas sulit dalam kedokteran," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (4/5/2020).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada delapan kandidat vaksin Covid-19 yang telah memasuki evaluasi klinis, dengan 94 vaksin lainnya dalam evaluasi praklinis.
(esn)
tulis komentar anda