Menlu: Indonesia Dapatkan Akses Vaksin Sebesar 20 Persen dari Total Populasi
Kamis, 17 September 2020 - 16:27 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia , Retno Marsudi mengatakan, Indonesia akan memperoleh vaksin Covid-19 sebesar 20 persen dari total populasi. Ini karena Indonesia sudah masuk dalam kategori Advance Market Commitment (AMC) dari Gavi Covax Facility.
"Sebagai hasil dari komunikasi intensif kita, baik yang dilakukan oleh tim Jakarta, maupun tim PTRI Jenewa dan KBRI Oslo, Indonesia telah masuk dalam kategori AMC dari Gavi Covax Facility, yang berarti Indonesia akan memperoleh akses vaksin sebesar 20 persen dari populasi kita," ucap Retno. (Baca juga : Begini Kronologi Pengungkapan 13 Kg Sabu dalam Bus Pelangi di Tasikmalaya )
Indonesia, jelas Retno, juga akan memperoleh keringanan finansial melalui mekanisme Official Development Assistance (ODA) maupun co-financing. Retno menyebut, dengan mekanisme pendanaan seperti ini akan berpengaruh pada harga vaksin. ( )
"Di dalam due diligence tersebut, CEPI melakukan assessment atas kapasitas manufaktur vaksin Covid-19, Quality Management System (QMS), kemudian sistem analisa laboratorium, hingga sistem IT Bio Farma. Diharapkan hasil due diligence ini akan kita terima pada akhir September atau awal Oktober 2020," tukasnya.
"Sebagai hasil dari komunikasi intensif kita, baik yang dilakukan oleh tim Jakarta, maupun tim PTRI Jenewa dan KBRI Oslo, Indonesia telah masuk dalam kategori AMC dari Gavi Covax Facility, yang berarti Indonesia akan memperoleh akses vaksin sebesar 20 persen dari populasi kita," ucap Retno. (Baca juga : Begini Kronologi Pengungkapan 13 Kg Sabu dalam Bus Pelangi di Tasikmalaya )
Indonesia, jelas Retno, juga akan memperoleh keringanan finansial melalui mekanisme Official Development Assistance (ODA) maupun co-financing. Retno menyebut, dengan mekanisme pendanaan seperti ini akan berpengaruh pada harga vaksin. ( )
"Di dalam due diligence tersebut, CEPI melakukan assessment atas kapasitas manufaktur vaksin Covid-19, Quality Management System (QMS), kemudian sistem analisa laboratorium, hingga sistem IT Bio Farma. Diharapkan hasil due diligence ini akan kita terima pada akhir September atau awal Oktober 2020," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda