Duterte Prioritaskan Vaksin Covid-19 dari Rusia atau China
Selasa, 15 September 2020 - 11:38 WIB
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memprioritaskan membeli vaksin Covid-19 yang disediakan Rusia atau China .
Duterte tak akan memakai vaksin buatan perusahaan-perusahaan farmasi barat yang meminta pembayaran dia awal untuk produk mereka. Duterte menunjukkan optimisme bahwa Thailand akan kembali normal pada Desember, seiring harapan adanya vaksin.
Saat ini Thailand memiliki 266.000 kasus virus corona, atau tertinggi di kawasan Asia Tenggara. “Kami akan memberi pilihan pada Rusia dan China yang menyatakan vaksin mereka sama bagusnya dengan vaksin lain di pasar,” ungkap Duterte.
“Semua vaksin yang dibeli oleh Filipina akan melalui proses penawaran,” papar dia.
Pemerintah Filipina telah berunding dengan sejumlah pemasok vaksin termasuk Rusia , China , perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc dan Moderna Inc. Mereka juga berencana menggelar perundingan dengan raksasa bioteknologi Australia, CSL Ltd.
Duterte menyebut China yang tidak seperti negara lain yang meminta uang muka atau pembayaran di awal. “Satu hal bagus tentang China adalah Anda tidak harus mengemis, Anda tidak harus memohon. Satu hal salah tentang negara-negara barat, ini semua laba, laba, laba,” kata Duterte.
Moskow dan Manila telah sepakat untuk bekerja sama uji klinik vaksin buatan Rusia .
Duterte tidak menyebut nama perusahaan farmasi yang meminta pembayaran di awal, tapi dia memperingatkan bahwa perwakilannya di Manila akan pulang ke rumah atau “Saya akan menentang bokongmu”. (Baca Juga: Terungkap, AS Pernah Tembakkan Rudal yang Bisa Tepat Hantam Kim Jong-un)
Dia menjelaskan Undang-undang (UU) Pengadaan Filipina melarang pemerintah membeli apapun yang belum ada atau belum diproduksi. (Baca Infografis: Kapal Angsa Siap Menantang Pelancong Keliling Benua)
“Mereka ingin Anda mendanai riset mereka dan menyempurnakan vaksin. Mereka ingin uang di depan sebelum mereka mengkrim vaksin. Jika itu kasusnya, maka semua dari kita akan mati,” ungkap dia. (Lihat Video: Tur Virtual Hagia Sophia Istanbul Turki Part 1)
Duterte tak akan memakai vaksin buatan perusahaan-perusahaan farmasi barat yang meminta pembayaran dia awal untuk produk mereka. Duterte menunjukkan optimisme bahwa Thailand akan kembali normal pada Desember, seiring harapan adanya vaksin.
Saat ini Thailand memiliki 266.000 kasus virus corona, atau tertinggi di kawasan Asia Tenggara. “Kami akan memberi pilihan pada Rusia dan China yang menyatakan vaksin mereka sama bagusnya dengan vaksin lain di pasar,” ungkap Duterte.
“Semua vaksin yang dibeli oleh Filipina akan melalui proses penawaran,” papar dia.
Pemerintah Filipina telah berunding dengan sejumlah pemasok vaksin termasuk Rusia , China , perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc dan Moderna Inc. Mereka juga berencana menggelar perundingan dengan raksasa bioteknologi Australia, CSL Ltd.
Duterte menyebut China yang tidak seperti negara lain yang meminta uang muka atau pembayaran di awal. “Satu hal bagus tentang China adalah Anda tidak harus mengemis, Anda tidak harus memohon. Satu hal salah tentang negara-negara barat, ini semua laba, laba, laba,” kata Duterte.
Moskow dan Manila telah sepakat untuk bekerja sama uji klinik vaksin buatan Rusia .
Duterte tidak menyebut nama perusahaan farmasi yang meminta pembayaran di awal, tapi dia memperingatkan bahwa perwakilannya di Manila akan pulang ke rumah atau “Saya akan menentang bokongmu”. (Baca Juga: Terungkap, AS Pernah Tembakkan Rudal yang Bisa Tepat Hantam Kim Jong-un)
Dia menjelaskan Undang-undang (UU) Pengadaan Filipina melarang pemerintah membeli apapun yang belum ada atau belum diproduksi. (Baca Infografis: Kapal Angsa Siap Menantang Pelancong Keliling Benua)
“Mereka ingin Anda mendanai riset mereka dan menyempurnakan vaksin. Mereka ingin uang di depan sebelum mereka mengkrim vaksin. Jika itu kasusnya, maka semua dari kita akan mati,” ungkap dia. (Lihat Video: Tur Virtual Hagia Sophia Istanbul Turki Part 1)
(sya)
tulis komentar anda