'Normalisasi Siluman' Arab Saudi-Israel Dibalik Kesepakatan Bahrain
Minggu, 13 September 2020 - 15:36 WIB
Arab Saudi sadar bahwa, seperti beberapa negara Teluk lainnya, penduduknya juga mungkin sangat bersimpati pada perjuangan Palestina.
Setelah reaksi publik yang relatif tidak terdengar di UEA, para pembangkang di Bahrain, yang dikuasai Sunni tetapi memiliki populasi Muslim Syiah yang besar, menolak langkah pemerintah untuk membangun hubungan dengan Israel sebagai pengkhianatan.
Arab Saudi akan mengamati dengan cermat reaksi publik di Bahrain, yang tidak seperti negara-negara Teluk lainnya yang memiliki sejarah panjang gerakan masyarakat sipil, bahkan jika mereka telah ditekan sejak Arab Spring.
"Arab Saudi sering menggunakan Bahrain sebagai tempat uji coba untuk kebijakan masa depan," ujar Kristin Diwan dari Institut Negara Teluk Arab di Washington kepada AFP.
"Tapi kemudian perhitungan Arab Saudi untuk menormalkan hubungan dengan Israel benar-benar berbeda dari perhitungan negara Teluk pesisir kecil tanpa beban agama dan tanggung jawab kerajaan," imbuhnya.
Setelah reaksi publik yang relatif tidak terdengar di UEA, para pembangkang di Bahrain, yang dikuasai Sunni tetapi memiliki populasi Muslim Syiah yang besar, menolak langkah pemerintah untuk membangun hubungan dengan Israel sebagai pengkhianatan.
Arab Saudi akan mengamati dengan cermat reaksi publik di Bahrain, yang tidak seperti negara-negara Teluk lainnya yang memiliki sejarah panjang gerakan masyarakat sipil, bahkan jika mereka telah ditekan sejak Arab Spring.
"Arab Saudi sering menggunakan Bahrain sebagai tempat uji coba untuk kebijakan masa depan," ujar Kristin Diwan dari Institut Negara Teluk Arab di Washington kepada AFP.
"Tapi kemudian perhitungan Arab Saudi untuk menormalkan hubungan dengan Israel benar-benar berbeda dari perhitungan negara Teluk pesisir kecil tanpa beban agama dan tanggung jawab kerajaan," imbuhnya.
(ber)
tulis komentar anda