Palestina Kecam Normalisasi Israel-Bahrain: Tikaman dari Belakang!
Sabtu, 12 September 2020 - 14:45 WIB
RAMALLAH - Otoritas Palestina (PA) dan gerakan Hamas sama-sama mengecam keras normalisasi hubungan Israel dan Bahrain pada hari Jumat. Mereka menyebut kesepakatan itu sebagai tikaman dari belakang terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Zionis Israel .
"Kesepakatan itu adalah tikaman dari belakang (terhadap) perjuangan Palestina dan rakyat Palestina, seperti kesepakatan Uni Emirat Arab-Israel yang diumumkan bulan lalu," kata Menteri Urusan Sosial PA Ahmad Majdalani yang berbasis di Tepi Barat kepada AFP, Sabtu (12/9/2020). (Baca: Bahrain Ikuti Jejak UEA Normalisasi Hubungan dengan Israel )
Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, menganggap normalisasi Bahrain-Israel merupakan "agresi" yang menimbulkan prasangka serius terhadap perjuangan Palestina.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bahrain telah bergabung Uni Emirat Arab membuat kesepakatan untuk normalisasi hubungan dengan Israel pada Jumat (11/9/2020). Langkah dramatis ini telah memicu kecaman dari Iran dan Turki.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunggah tweet tentang langkah Bahrain setelah berbicara melalui telepon dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Ini terobosan bersejarah untuk perdamaian lebih lanjut di Timur Tengah,” bunyi pernyataan bersama AS, Bahrain dan Israel, yang dilansir Reuters. (Baca juga: Daftar 4 Negara Arab dalam Pelukan Israel, yang Terbaru Bahrain )
“Membuka dialog langsung dan hubungan antara dua masyarakat dinamis dan ekonomi maju ini akan meneruskan perubahan positif di Timur Tengah dan meningkatkan stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan,” lanjut pernyataan tersebut.
UEA bulan lalu sepakat menormalisasi hubungan dengan Israel sesuai kesepakatan yang dimediasi AS. Kesepakatan itu dijadwalkan ditandatangani pada 15 September dalam upacara di Gedung Putih yang dipimpin Trump dan dihadiri PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.
"Kesepakatan itu adalah tikaman dari belakang (terhadap) perjuangan Palestina dan rakyat Palestina, seperti kesepakatan Uni Emirat Arab-Israel yang diumumkan bulan lalu," kata Menteri Urusan Sosial PA Ahmad Majdalani yang berbasis di Tepi Barat kepada AFP, Sabtu (12/9/2020). (Baca: Bahrain Ikuti Jejak UEA Normalisasi Hubungan dengan Israel )
Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, menganggap normalisasi Bahrain-Israel merupakan "agresi" yang menimbulkan prasangka serius terhadap perjuangan Palestina.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bahrain telah bergabung Uni Emirat Arab membuat kesepakatan untuk normalisasi hubungan dengan Israel pada Jumat (11/9/2020). Langkah dramatis ini telah memicu kecaman dari Iran dan Turki.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunggah tweet tentang langkah Bahrain setelah berbicara melalui telepon dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Ini terobosan bersejarah untuk perdamaian lebih lanjut di Timur Tengah,” bunyi pernyataan bersama AS, Bahrain dan Israel, yang dilansir Reuters. (Baca juga: Daftar 4 Negara Arab dalam Pelukan Israel, yang Terbaru Bahrain )
“Membuka dialog langsung dan hubungan antara dua masyarakat dinamis dan ekonomi maju ini akan meneruskan perubahan positif di Timur Tengah dan meningkatkan stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan,” lanjut pernyataan tersebut.
UEA bulan lalu sepakat menormalisasi hubungan dengan Israel sesuai kesepakatan yang dimediasi AS. Kesepakatan itu dijadwalkan ditandatangani pada 15 September dalam upacara di Gedung Putih yang dipimpin Trump dan dihadiri PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.
(min)
tulis komentar anda