Li Meng Yan Janjikan Bukti Covid Dibuat di Lab Militer Partai Komunis China
Sabtu, 12 September 2020 - 10:25 WIB
WASHINGTON - Dr Li Meng Yan , ilmuwan China yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS), pernah membuat heboh dunia ketika mengklaim virus corona baru ( Covid-19 ) dibuat di laboratorium Partai Komunis China. Kali ini, dia muncul di televisi dengan berjanji untuk menerbitkan bukti atas klaimnya tersebut.
Li, ahli virus China yang berbasis di Hong Kong, sebelumnya mendukung klaim bahwa Beijing mencoba membungkam siapa pun yang berusaha meningkatkan kewaspadaan ketika virus itu pertama kali muncul di Wuhan tahun 2019. (Baca: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Partai Komunis )
Ilmuwan perempuan ini melarikan diri ke AS pada akhir April. Dia berbicara ke publik bahwa dia harus meninggalkan Hong Kong karena dia tahu bagaimana China memperlakukan whistleblower.
Dari tahap awal pandemi, muncul laporan tentang dokter yang ditahan setelah mencoba memperingatkan orang lain tentang virus di media sosial.
Perlengkapan para jurnalis juga disita setelah mencoba untuk melaporkan masalah tersebut. (Baca: Ahli Virus China Melarikan Diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )
Li, mantan spesialis di Hong Kong’s School of Public Health, mengatakan atasannya pertama kali memintanya untuk menyelidiki virus "mirip SARS" baru di Wuhan pada 31 Desember 2019. Namun, upayanya kemudian terhenti.
Dia mengaku melaporkan kembali bahwa kasus virus itu meningkat secara eksponensial. Namun, dia diberitahu untuk "tetap diam dan hati-hati".
"'Kami akan mendapat masalah dan kami akan menghilang'," kata Li mengutip peringatan supervisornya.
Dia juga mendukung klaim bahwa virus tersebut tidak berasal dari pasar daging di Wuhan—dan dianggap secara luas—, tetapi berasal dari sebuah lembaga virologi di kota tersebut.
Berbicara di acara televisi Inggris "Loose Women" dari lokasi yang dirahasiakan pada hari Jumat, Li berkata; "Itu berasal dari laboratorium di Wuhan." (Baca: Xi Jinping: China Lulus Ujian Virus Corona yang Luar Biasa dan Bersejarah )
"Urutan genom seperti sidik jari manusia," ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (12/9/2020). “Berdasarkan ini Anda dapat mengidentifikasi hal-hal tersebut."
“Saya akan (menggunakan) bukti ini untuk memberi tahu orang-orang mengapa (virus) ini datang dari laboratorium di China, mengapa mereka yang membuatnya," papar Li.
“Siapa pun, meskipun Anda tidak memiliki pengetahuan biologi, akan dapat membacanya, dan memeriksa serta mengidentifikasi dan memverifikasinya sendiri," lanjut Li.
Dia juga mengatakan pihak berwenang China mulai berupaya mendiskreditkannya bahkan sebelum dia meninggalkan negara itu.
“Mereka menghapus semua informasi saya dan juga mereka menyuruh orang-orang menyebarkan rumor tentang saya,” katanya.
“Bahwa saya pembohong, saya tidak tahu apa-apa, saya baru saja membunuh hamster di lab," sambung dia.
“Mereka akan mencoba untuk mengontrol keluarga dan teman saya dan kemudian tiba-tiba saya tidak ada."
Pada Agustus lalu, ahli virus China yang melarikan diri ke AS ini blakblakan dalam wawancara langsung dengan Taiwan News Agency Lude Press bahwa virus itu dibuat manusia. "Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China," katanya bulan lalu.
"Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan," katanya lagi. (Baca juga: Cegah Covid-19, Korut Perintahkan Tembak-Bunuh Orang yang Masuk dari China )
Para ahli sebelumnya meragukan klaim bahwa virus corona dibuat di laboratorium. Sebagian besar ilmuwan yang telah mempelajari susunan genetiknya telah menyimpulkan bahwa virus itu terjadi secara alami dan diturunkan ke manusia dari hewan, yang diduga kelelawar.
Menulis dalam makalah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini, ahli imunologi Kristian Andersen PhD dari Scripps Research Institute di California mengatakan; “Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk jenis virus corona yang diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa (Covid-19) berasal dari proses alami."
Li, ahli virus China yang berbasis di Hong Kong, sebelumnya mendukung klaim bahwa Beijing mencoba membungkam siapa pun yang berusaha meningkatkan kewaspadaan ketika virus itu pertama kali muncul di Wuhan tahun 2019. (Baca: Ilmuwan China Lari ke AS: Covid-19 Dibuat di Lab Partai Komunis )
Ilmuwan perempuan ini melarikan diri ke AS pada akhir April. Dia berbicara ke publik bahwa dia harus meninggalkan Hong Kong karena dia tahu bagaimana China memperlakukan whistleblower.
Dari tahap awal pandemi, muncul laporan tentang dokter yang ditahan setelah mencoba memperingatkan orang lain tentang virus di media sosial.
Perlengkapan para jurnalis juga disita setelah mencoba untuk melaporkan masalah tersebut. (Baca: Ahli Virus China Melarikan Diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona )
Li, mantan spesialis di Hong Kong’s School of Public Health, mengatakan atasannya pertama kali memintanya untuk menyelidiki virus "mirip SARS" baru di Wuhan pada 31 Desember 2019. Namun, upayanya kemudian terhenti.
Dia mengaku melaporkan kembali bahwa kasus virus itu meningkat secara eksponensial. Namun, dia diberitahu untuk "tetap diam dan hati-hati".
"'Kami akan mendapat masalah dan kami akan menghilang'," kata Li mengutip peringatan supervisornya.
Dia juga mendukung klaim bahwa virus tersebut tidak berasal dari pasar daging di Wuhan—dan dianggap secara luas—, tetapi berasal dari sebuah lembaga virologi di kota tersebut.
Berbicara di acara televisi Inggris "Loose Women" dari lokasi yang dirahasiakan pada hari Jumat, Li berkata; "Itu berasal dari laboratorium di Wuhan." (Baca: Xi Jinping: China Lulus Ujian Virus Corona yang Luar Biasa dan Bersejarah )
"Urutan genom seperti sidik jari manusia," ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Sabtu (12/9/2020). “Berdasarkan ini Anda dapat mengidentifikasi hal-hal tersebut."
“Saya akan (menggunakan) bukti ini untuk memberi tahu orang-orang mengapa (virus) ini datang dari laboratorium di China, mengapa mereka yang membuatnya," papar Li.
“Siapa pun, meskipun Anda tidak memiliki pengetahuan biologi, akan dapat membacanya, dan memeriksa serta mengidentifikasi dan memverifikasinya sendiri," lanjut Li.
Dia juga mengatakan pihak berwenang China mulai berupaya mendiskreditkannya bahkan sebelum dia meninggalkan negara itu.
“Mereka menghapus semua informasi saya dan juga mereka menyuruh orang-orang menyebarkan rumor tentang saya,” katanya.
“Bahwa saya pembohong, saya tidak tahu apa-apa, saya baru saja membunuh hamster di lab," sambung dia.
“Mereka akan mencoba untuk mengontrol keluarga dan teman saya dan kemudian tiba-tiba saya tidak ada."
Pada Agustus lalu, ahli virus China yang melarikan diri ke AS ini blakblakan dalam wawancara langsung dengan Taiwan News Agency Lude Press bahwa virus itu dibuat manusia. "Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China," katanya bulan lalu.
"Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan," katanya lagi. (Baca juga: Cegah Covid-19, Korut Perintahkan Tembak-Bunuh Orang yang Masuk dari China )
Para ahli sebelumnya meragukan klaim bahwa virus corona dibuat di laboratorium. Sebagian besar ilmuwan yang telah mempelajari susunan genetiknya telah menyimpulkan bahwa virus itu terjadi secara alami dan diturunkan ke manusia dari hewan, yang diduga kelelawar.
Menulis dalam makalah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini, ahli imunologi Kristian Andersen PhD dari Scripps Research Institute di California mengatakan; “Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk jenis virus corona yang diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa (Covid-19) berasal dari proses alami."
(min)
tulis komentar anda